"Dararararariii.....
"Bentar ya Pa, aku izin angkat telfon dulu," kata gue.
"Iya jangan lama-lama ya. Kita tunggu di meja makan ya habis ini."
"Iya." jawab gue.
Tadi tuh gue lagi ngumpul sama keluarga besar. Bukan ngumpul sih sebenernya kita habis sungkeman terus ngobrol gitu soalnya hari ini hari raya idul fitri.
Takut ganggu jadi gue lari ke kamar buat ngangkat telfon yang barusan masuk ke handphone gue. Lebih tepatnya video call sih ini.
"Halo, sayang selamat hari raya idul fitri ya. Aduh cantik banget kamu hari ini," katanya di seberang sana.
"Makasih ya Woo." jawab gue.
"Sama-sama. Lagi rame ya dirumah?" tanyanya.
"Iya, tahun ini kumpulnya di rumah sini." jawab gue.
"Wah seru ya pasti. Banyak sepupu kamu?" tanyanya.
"Banyak ih berisik banget, kenapa woo?" tanya gue.
"Banyaknya berapa? Kalo aku kesana mau ngasih THR," katanya.
"Yaampun gausah, kamu bangkrut nanti woo," kata gue.
"Gapapa, calon om biar makin banyak yang ngeretuin."
Deg
Denger omongan Jeongwoo barusan hati gue langsung mencelos. Disaat gue mau memantapkan hati buat ngelepas semuanya justru dia makin percaya dan yakin.
"Sayang, sayang? Kamu gapapa? Kok kaya mau nangis?" tanyanya kaget.
"Ah engga. Ini maskaranya masuk mata perih banget," kata gue ngeles.
"Beneran? Jangan bohong deh. Ada apa? Ada masalah? Ayo cerita," katanya.
"Engga Woo, gapapa kok. Eh udah jam berapa ini, kamu gak berangkat nanti telat loh ibadahnya," kata gue.
"Eh iya, yaudah aku pamit dulu ya sayang. Maaf aku belum bisa ke rumah kamu sekarang. Kemungkinan besok ya
soalnya hari ini aku ibadah terus ada kegiatan di gereja sampe malem." jelasnya."Iya Woo gapapa. Sesempat kamu aja ya. Yaudah gih sana siap-siap itu kerah jasnya benerin ih," kata gue.
"Oh iya, salfok sih liat kamu cantik banget."
"Apasih woo gombal banget," kata gue.
"Woo cepetan elah lama bener lo!"
Jeongwoo masih benerin bajunya sambil vc gue tapi tuh dia udah dipanggil abangnya alias bang Jaehyuk.
"Iya bang bentar!"
"Nah loh udah dipanggil bang Jaehyuk. Udah ya aku matiin. Bye-bye Jeonguku."
Flip