"Akhirnya selesai juga. Panas banget ya bu hari ini," kata gue.
"Iya, ibu rasanya mau pingsan. Apalagi kamu ya bawa debay." jawab bu Mita.
"Iya bu, dedek dari tadi juga nendang terus." jawab gue.
"Yaudah yuk, kita pulang."
"Ayo bu."
Jam udah nunjuk di angka 12, jam kerja gue akhirnya selesai juga. Dari pagi jam 6 gue udah berangkat kerja ke kebun yang jaraknya ga jauh dari rumah.
Gue kerja di salah satu perkebunan buah deket rumah semenjak 7 bulan yang lalu.
"Waduh, kayanya ada bos besar lagi mau ambil sayur sama buah di sini," kata bu Tia.
"Iya deh bu. Itu rame banget. Banyak mobil juga." jawab gue.
Ini tuh gue lagi pulang bareng ibu-ibu lainnya yang kerja di sini. Tapi waktu di gerbang depan jantung gue rasanya mau copot saking kagetnya liat siapa orang yang gue liat.
"EL!" seru orang itu.
"Maaf ibu, El permisi dulu." pamit gue.
"El! El! Tunggu!" teriak orang yang gue hindarin.
"El! Jangan lari! Nanti jatuh bahaya!"
Gue denger kok suara khawatir ibu-ibu yang kerja bareng gue tapi kondisinya ngepaksa buat gue harus lari dari orang ini.
"El! El!"
Kondisi gue yang hamil 9 bulan gak mendukung banget buat gue lari ngehindar dari orang itu. Sekenceng apapun gue lari gue tau akhirnya dia pasti bisa berhentiin gue.
Sret
"El! Stop! Tolong kasih aku kesempatan sebentar buat ngomong sama kamu," katanya begitu berhasil nahan tangan gue.
"Gak ada yang perlu diomongin. Semuanya udah selesai 9 bulan yang lalu." jawab gue tanpa balik badan.
Grep
"Maaf! Maafin aku. Aku sadar aku salah. Tolong dengerin dan kasih aku kesempatan sebentar aja," katanya yang barusan narik balik badan gue sampe gue sekarang ada di pelukan dia.
"Lepas! Lepasin!" berontak gue.
"Aku gak bakal lepasin kamu sebelum kamu kasih aku waktu sebentar," katanya.
"Lo gila ya. Anak gue bisa mati Hyunsuk! Lepas!"
Ya, orang di depan gue itu Hyunsuk yang gak lain mantan gue. Dulu gue terpaksa pacaran sama dia atas dasar friends with benefit karena gue butuh uang dia buat biaya hidup sama kuliah gue karena gue udah gak punya keluarga lagi. Orang tua gue meninggal dibunuh rekan bisnisnya 1 tahun yang lalu semua harta bahkan perusahaan orang tua gue dihancurin.
Gue yang waktu itu kalut mau aja terima ajakan Hyunsuk yang emang terkenal bad boy seantero kampus. Tapi gue masa bodoh yang penting gue bisa nyambung hidup. Toh kalo gue liat dia cuma kesepian dan butuh temen doang karena yang gue tau sedikit dia broken home.
"Anak kita. Aku gak mungkin bunuh dia," katanya sambil ngelepasin pelukannya ke gue.
"Stop suk, lo- apa mau lo sebenernya?" tanya gue mati-matian nahan air mata gue.
"Aku mau kamu. Aku mau minta maaf sama kamu. Aku inget semuanya malem itu. Aku mau tanggung jawab atas perbuatan aku. Tolong maafin aku. 7 bulan aku nyari kamu tapi selalu nihil Lun." jelasnya.
"Gue gak butuh tanggung jawab lo. Gue bisa ngehidupin anak gue sendiri. Lo lupa kalo lo bilang gue cewek jalang murahan yang pasti main sana-sini demi uang dan gak ngakuin anak ini," kata gue.