Jangan lupa budayakan vote sebelum
membaca*
*
*Ada yang sudah menemukan orang baik
Sudah?
Belum?
Pasti belum lah orang gw di sini orang baiknya.
Salam dari Leo ganteng.
•••🌼•••
Keesokan harinya seperti biasa Leo dan Lia berangkat sekolah bersama, tidak seperti pasangan lainnya yang romantis-romantisan melainkan debat sepanjang perjalanan, ada aja hal yang di ributin oleh keduanya.
"Gak di sekolah gak di kelas di kantin ributt terus kerjaannya, gak bosen apa." celetuk Rivan yang datang bersama si kembar.
"ENGGAK." jawab keduanya.
"Ebuset dah kompak bener ni pasangan ronggeng." ucap Rio.
"Ngang ngeng ngang ngengg apa lo botak. " ucap Leo tak santai.
"Mon maaf nih, ini kepala gw ada pelindungnya lebat malahan, enak aja ngatain botak."
"Seterah gw dong mulut-mulut gw."
"Gw gak terima dikatain botak apalagi lo ngomongnya gak sesuai kenyataan."
"Yaudah ayok kita botakin dulu biar omongan gw jadi kenyataan."
"Bahahaha demi anang sama anaknya ngakak gw." ucap Lia tak kuasa menahan tawanya.
"Bentar deh Li lo ngapain bawa-bawa anang sama anaknya." ujar Rio yang tak habis pikir.
"Bener tuh apa kata kembaran gw ngapain lo bawa-bawa anang, anang tau lo hidup juga kaga."
"Eh iya ya ngapain gw bawa-bawa anak sama anaknya." herannya.
"Dari pada bawa-bawa Allah kan dosa yaudah gw bawa-bawa anang aja." lanjutnya.
"Udahh stopp ah unfaedah banget lu pada ngomong." Ucap Leo sambil berjalan mendahului beban-beban kehidupan.
"Yee dasar tuh bocah, ayok kawan kita lanjutkan perjalanan kita untuk menuntut ilmu." kata Rivan sambil merangkul si kembar.
"Let's go."
Lia hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan pacar sama temen-temennya itu sama-sama bikin pusing.
•••🌼•••
"Malu banget gw, mau ditaro dimana ini badan gw." ucap Lia yang kesekian kalinya.
"Hahaha lagian pacar lo ada-ada sih." ujar Sasa tertawa terbahak-bahak.
"Makanya gw ini malu banget, apalagi pembinanya kepala sekolah lagi."
Flashback on
Kring.....
Kringgg....
Bel berbunyi menandakan upacara sebentar lagi akan dimulai, siswa-siswi semuanya mengikuti upacara dengan hidmat, kelas XII IPA 6 yang bertugas pun sudah siap dengan tugasnya masing-masing.
Begitupun dengan Leo yang menjadi pemimpin di upacara kali ini meski ogah-ogahan melaksanakan tugasnya ia tetap melaksanakan dengan hidmat, sampai kejadian di luar dugaan pun terjadi.
'Penghormatan kepada pembina upacara di pimpin oleh pemimpin upacara'.
"Kepada pembina kita yang ganteng meski gantengan gw kemana-mana, dan rajin menabung hormattttttttt grakk."
Leo dengan suaranya yang lantang dan menggelegar itu melontarkan kata-kata yang membuat semua siswa maupun siswi yang ada di lapangan bersorak ramai menyoraki Leo.
Huhhhh
Parahh
Hahahhaa
Hahahha
Huhhhh
Semuanya gaduh menyoraki Leo, seketika Pak Onong pun angkat bicara dan memberhentikan kegaduhan yang Leo perbuat, dan seketika upacarapun bubar tidak dilanjutkan karna ulah Leo.
"Stop... Stop... Stop...."
"Semuanya tenang dan jangan ada yang bersuara selain saya." ucap Pak Onong tegas.
Seketika semuanya terdiam mendengar apa yang akan terlontar dari mulut gurunya itu.
"UNTUK SEMUANYA BUBAR JALAN."
Flasback off
Begitu kejadian yang membuat Lia malu semalu-malu rasanya ingin menghilang sekejap dari muka bumi ini.
Lia tidak habis pikir dengan kelakuan pacarnya itu, ada aja yang membuatnya malu.
"Udahlah Li udah berlalu juga lagian, ngapain masih malu."
"Lo gampang ngomong begitu, sini jadi gw dulu rasain gimana rasanya." kata Lia pasrah.
"Palingan rasa coklat," celetuk Lala dengan polosnya.
"Bukan gitu juga konsepnya Juminten, pacar sama temen gada yang bener deh prasaan otaknya." lirih Lia.
•••🌼•••
Hallo selamat malam semuanya.
Jadi, gimana cerita ini menurut kalian?
Kritik & saran kalian sangat berarti buat penulis
Kalian baca cerita ini malem atau siang pagi apa subuh?
Segitu dulu, masih banyak typo dimana-mana.
See you part selanjutnya 🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR rasa BABU
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] WARNING MY CERITA📍 [BEFORE READING, CULTURE VOTE AND COMMENT❗] Gimana jadinya pacar menjadi Babu? Mengisahkan dua orang sejoli yang menjalin hubungan yang dimana 'Lia' yang harus rela mengorbankan hari weekendnya demi...