Maaf jika ada typo 🍎
!!!!!!!
Irene tidak telat adalah hal yang luar biasa. Bahkan Suho yang bertugas memeriksa ketertiban seragam siswa pun berdecak kagum. Gadis Bae itu berangkat pagi dengan setelan rapi.
"Woi!"
Suara itu membuatnya tersadar dan menatap Irene dengan pandangan datar.
"Ini gue udah boleh ke kelas kan?" Tanyanya.
"Ekhem" Suho berdehem. "Iya, boleh"
Irene mengangguk dan mulai melangkah pergi. Tapi baru dua langkah, Suho menahan pergelangan tangannya.
"Kenapa lagi?" Tanya Irene dengan tatapan malasnya.
"Lo cantik kalo rapi begini," ujar Suho dengan suara rendahnya.
Tatapan mata Suho tampak dalam, dan Irene bisa merasakannya. Bahkan gadis itu terpaku dengan suara rendah Suho dan tatapan mata pemuda itu.
"Lo cantik kalo rapi begini"
Sehingga kalimat itu terulang di benak Irene, si gadis Bae tersebut menghempaskan tangan Suho, kemudian pergi dengan ekspresi datarnya. Langkahnya ia percepat menuju ke kelas, menemui Wendy si teman sebangku.
"Lo kenapa Rene?" Tanya Wendy yang mendapati Irene berjalan terburu-buru ke bangkunya.
Gadis Bae itu memegangi dadanya sambil duduk di kursinya. Tanpa menjawab pertanyaan, ia menenggelamkan wajahnya pada meja, masih sambil memegangi dadanya.
"Lo kenapa? Sakit?" Tanya Wendy khawatir.
Seketika Irene memposisikan dirinya untuk duduk tegak, kemudian menatap Wendy dengan pandangan linglung. Sedangkan Wendy tentu saja bingung. Teman sebangkunya ini kenapa?
"Kenapa, sih?" Tanyanya.
Irene menggeleng. "Gak tau Wen, dada gue rasanya rame banget,"
"Hah?!" Tidak paham, Wendy pun menangkup wajah Irene. "Tenang dulu, tarik nafas...."
Irene melakukannya.
".....buang..."
Irene mengikutinya. Beberapa kali ia lakukan dengan instruksi Wendy, Irene pun cukup merasa tenang sekarang.
"Lo kenapa? Coba bilang," Wendy berusaha membuat Irene bercerita.
"Abis tuh orang bilang gitu, rasanya kok dada gue rame banget ya Wen..." Irene menatap Wendy dengan pandangan yang sama.
"Hah?! Siapa?! Bilang apa?! Maksudnya?!" Wendy masih bingung.
Ya tentu saja ia bingung, Irene saja menjelaskan dengan kalimat yang kurang spesifik.
"Itu.... Si ketos"
Entah kenapa, Wendy jadi penasaran. "Si ketos bilang apa?"
"Dia...." Irene memegangi dadanya yang kembali bergemuruh. "Dia bilang...." Ia menarik nafas. "Dia tadi bilang gue cantik kalo rapi hari ini" ujarnya dalam satu tarikan nafas.
Wendy terdiam sejenak, mencerna kalimat yang Irene ucapkan, sebelum kedua matanya itu membola. Hah?! Apa?! Irene waras kan?! Bahkan setiap hari pun ia bisa mendengar bisik-bisik tentang orang yang mengagumi kecantikan teman dekatnya itu.
"Bentar-bentar....." Wendy kembali menarik fokus si gadis Bae. "Lo cuma di puji si ketos terus sampe begini?" Gadis itu menggeleng. "Rene... Gue lebih percaya kalo lo lagi kerasukan,"
Irene hanya diam, menatap sang lawan bicara dengan bingung.
"Rene.... Lo cuma dipuji.... Tiap hari juga lo dipuji banyak orang, kok baru ini Lo bereaksi? Lo gapapa kan? Lo beneran Irene, kan?" Wendy menatap horor gadis Bae didepannya ini.
Seketika Irene terdiam. Benar, ia tidak tuli mendengar berbagai macam pujian yang sering ia dengar dari siswa-siswi disini. Tapi.... Kenapa yang ini rasanya beda? Dipuji orang yang selalu memberinya hukuman, dan anehnya Irene malah merasa beda.
"Rene.... Lo suka ya, sama ketos?" Wendy mendekatkan wajahnya. Ia tersenyum jahil yang langsung membuat Irene sadar. Mendorong temannya itu agar menjauh, kemudian ia kembali dalam mode datarnya.
"Nggak! Nggak ada kayak gitu!" Ujarnya.
Wendy hanya tersenyum jahil, kemudian menyenggol iseng siku milih Irene yang mendapat respon tatapan tajam dari si teman sebangkunya.
!!!!!!!
Suho membanting buku yang ia bawa itu ke meja yang berada di ruang OSIS ini. Untung saja ruangan sedang sepi, hanya ada dirinya. Beralasan ingin memeriksa dokumen, ia pergi dari gerbang sekolah menuju ke ruang OSIS hanya untuk meluapkan rasa asing ini.
"Gila..... Gue ngapain tadi ya" ujarnya sembari mengacak rambutnya.
"Huh...." Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Ini mulut gak bisa diajak kompromi dah... Heran," ia bergumam dengan posisi yang masih sama. "Mau ditaro dimana muka gue kalo nanti ketemu dia?"
Ia tampak larut dengan kegiatannya, sampai tak sadar jika anak-anak OSIS lain sudah selesai bertugas. Mereka yang ke ruangan untuk meletakkan buku pelanggaran dengan beberapa barang yang disita itu hanya menatap sang ketos yang terlihat aneh.
"Kak Suho...." Panggil si adik kelas.
Seketika Suho langsung menghentikan kegiatannya. Menatap kearah adik kelasnya yang kini menyerahkan sebuah buku. "Ini buku pelanggarannya, terus barang-barang yang gak sesuai peraturan kita taruh di sana," ujarnya sembari menunjuk kardus yang berada di dekat pintu.
Suho mengangguk. "Iya, makasih ya,"
"Iya kak, kita juga udah nyerahin ke BK bagi yang telat," ujarnya lagi.
Suho tersenyum. "Sekali lagi makasih loh, kalian boleh kembali ke kelas," ujarnya ramah.
Ting!
Kak Minho
Suho... Tolong cariin yang namanya Irene di sekolah loDeg!
"H--hah?!"
T.B.C.
Lama sekali gak update 😭🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Lo!!!-SuRene
Fiksi Penggemar!!!!!!! "Lo lagi.... Lo lagi.....!" Suho memijat pelipisnya. "Kapan sih Lo nggak bikin ulah?" "Kapan-kapan kalau gue pengen" Irene Suho menggeleng. "Emang Lo nggak capek masuk BK mulu?" "Capek sih, masuk ke hati Lo aja, boleh gak?" _________________...