Seoul, 4 Juni 2013
Awal musim panas merupakan hari paling membahagiakan bagi gadis yang resmi berumur 9 tahun itu. Setelah bangun tidur, pagi-pagi sekali ia datang ke gereja dan membantu Suster Maria mempersiapkan acara pemberkatan. Ya, salah satu kakaknya yang dulu tinggal di panti asuhan yang sama, akan melangsungkan pernikahan.
Beberapa hari ini, Cho Sohyun serta anak-anak panti yang lain ikut membantu merangkai bunga dan beberapa atribut untuk mendekorasi altar. Meskipun melelahkan, gadis itu tak mengeluh sama sekali.
"Eonni!" teriak Sohyun. Ia memasuki ruang tunggu pengantin dan mendapati kakaknya—Park Saeri—yang tampil cantik dalam balutan gaun putih dengan riasan sederhana.
Begitu tiba, gadis itu memeluk Saeri erat-erat. Sudah lama sejak Saeri meninggalkan panti dan memilih hidup mandiri di luar sana. Kini, tahu-tahu kakak kesayangannya telah menemukan belahan jiwa. Bukan pria biasa, melainkan seorang dokter muda yang menjabat sebagai wakil direktur di sebuah rumah sakit besar.
Keren. Begitulah pikir Cho Sohyun yang baru memasuki usia remaja. Dengan polosnya, ia ingin seperti Park Saeri ketika dewasa nanti. Hingga, Sohyun mengajukan pertanyaan yang menyebabkan Saeri tertawa.
"Eonni, bagaimana cara mendapatkan dokter muda seperti Oppa? Sohyun juga mau!"
"Haha, Sohyun mau menikah dengan dokter juga?"
Sohyun mengangguk dengan cepat dan semangat. Sampai-sampai Saeri khawatir, leher gadis itu akan patah.
"Hm, Eonni menikahi Oppa karena cinta. Kalau sudah besar nanti, Sohyun akan mengerti bagaimana caranya. Dan ... menikah itu tidak harus dengan dokter. Asal Sohyun bertemu dengan laki-laki yang membuat jantung Sohyun berdebar."
Sohyun memanyunkan bibirnya. "Tidak, ah! Pokoknya Sohyun mau menikah dengan dokter juga!"
"Kenapa?"
"Karena keren! Hehe."
Percakapan singkat itu menutup pertemuan terakhir mereka. Saeri harus segera memasuki altar dan melangsungkan pemberkatan. Ketika melihat Saeri dan calon suaminya mengucap janji suci, jantung Sohyun berdegup kencang. Momen itu semakin membuatnya semangat untuk bermimpi. Ya, bermimpi menikahi pria tampan dan sukses seperti pengantin kakaknya.
Setelah acara berakhir dan selesai sesi foto-foto, Suster Maria memanggil Sohyun ke ruangannya. Sohyun bingung karena cuma dirinya saja yang dipanggil sementara teman-temannya yang lain tidak. Kepenasarannya makin besar tak kala ia melihat seorang wanita asing yang duduk tepat di seberang Suster Maria.
Setelah mengetuk pintu dan dipersilakan masuk, Suster Maria mengajak Sohyun untuk duduk di sebelahnya. Kemudian, ia pun memperkenalkan sosok wanita asing itu.
"Sohyun, kenalkan, ini Nyonya Soyi. Beliau ke mari untuk bertemu denganmu."
Sohyun pun berdiri, membungkuk dan memberikan salam kepada wanita itu. "Selamat sore, Nyonya. Nama saya Cho Sohyun."
"Anak manis," komentar Soyi yang membuat kedua pipi tembam Sohyun seketika merona.
"Berapa usiamu, Nak?"
"Saya 9 tahun, Nyonya."
Wanita itu pun tersenyum. Dan beberapa detik kemudian, muncul sebuah kalimat yang lagi-lagi membuat Sohyun berdebar.
"Apakah kamu mau punya saudara perempuan seusiamu?"
Dan itulah awal di mana Sohyun pada akhirnya tinggal sebagai putri angkat keluarga Kang dan memiliki saudara perempuan bernama Kang Sohee.
Masa kecil yang Sohyun lalui di panti asuhan pun berakhir ketika usianya 9 tahun. Ia pindah ke sebuah rumah besar bak istana dengan beberapa orang pelayan di dalamnya. Yang Sohyun heran adalah rumah itu terasa sepi. Kalau sebuah keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak, namun lain dengan keluarga angkatnya. Kang Soyi tidak memiliki suami. Lebih tepatnya, suami Soyi meninggal akibat penyakit kronis yang dideritanya dalam waktu lama. Sehingga kini Soyi menjadi seorang janda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Language
Roman d'amourCho Sohyun koma selama tiga tahun setelah mengalami sebuah kecelakaan bus. Begitu bangun, orang yang dia cintai justru bertunangan dengan saudara angkatnya sendiri. Sohyun patah hati. Di sisi lain, ibu angkatnya menikahkan Sohyun dengan pria asing...