9 | Bertahan

330 75 68
                                    

Disclaimer:

Ngga tau ini info penting apa engga, tapi hanya sekadar berbagi uneg-uneg. Seperti yang aku udah pernah bilang, kalo aku tertarik dengan psikologi. Dan secara nggak langsung, hampir semua ceritaku itu menyelipkan masalah mental/gangguan kejiwaan yang rata² dialami pemeran utama. Wkwk malah jadi karakteristik cerita seorang "sunshinerose" yaa😲

Sama halnya dengan cerita ini. Jungkook penderita autis yang juga sering mengalami ansietas/gangguan kecemasan. Hal itu akhirnya menjadi konflik utama yang harus dihadapi Sohyun. Gimana caranya Sohyun bisa berbaur dengan suaminya dan memahami Jungkook luar–dalam. Tapi .... Ingat, dulu aku pernah tanya apakah kalian suka konflik yang ringan atau berat, yang sederhana atau kompleks?? Nah, berdasarkan pertimbangan itu, cerita ini aku buat sedikit lebih kompleks dari konsep awalnya. Jadi, perhatikan betul-betul setiap detail yang aku selipkan wkwkwk

Bau-baunya ga jadi sad romance🥲

"Welcome to the next conspiration story!"

Selamat menjadi detektif conan💪😁

Oh, bonus editan JungSo💗

Oh, bonus editan JungSo💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca~

***

Begitu mengetahui kondisi suaminya, Sohyun tak banyak bicara. Rasa kecewa, marah, sedih, kesal ... semuanya tercampur menjadi satu. Ia merasa nasib yang ia terima justru malah semakin buruk. Belum juga membuka misteri kematian orang tuanya, kini ia harus dihadapkan dengan suami yang ... entah bagaimana Sohyun harus mengatakannya.

Autis?

Sekarang ia paham. Mengapa banyak wanita menolak Jungkook meskipun ia berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Semua itu karena kondisi mentalnya. Dan itu juga menjelaskan, mengapa Bu Jiyoon sangat terkejut dan menyambutnya dengan baik di rumah itu sebagai Nyonya Muda Lim. Ternyata, Jungkook aneh bukan tanpa alasan.

Autis?

Sekali lagi, Sohyun menggumamkan kata itu dalam hati. Tertawa renyah seolah mengejek nasibnya sendiri.

Kenapa harus aku?

Tak begitu lama—seperti biasa—Minah datang membawa Jungkook ke kamarnya. Sejak kejadian tadi pagi, Sohyun terus menghindari Jungkook. Mereka bahkan belum bicara lagi. Sekarang, mau tidak mau mereka harus tidur sekamar. Dan saat itulah, Sohyun takut emosinya akan meluap dan salah-salah ia melampiaskannya kepada Jungkook.

"Jungkook-ah minum obatmu," ujar Hwang Minah dengan lembut.

"Bagus, sekarang beristirahatlah. Kau pasti sangat capek."

Love LanguageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang