🪐ANGKASA~5🪐

4K 599 42
                                    

📍Kalian tim bubur diaduk atau nggak?

🌌 Happy Reading 🌌

Seorang cowok menghela napasnya saat melihat Bryan hanya duduk bersantai sembari bermain game di ponselnya tanpa mempedulikan Angkasa yang sedang membuat bahan presentasi di laptop milik Bryan.

Angkasa mengerjakannya dengan serius, karena setelah ini ia harus pergi ke suatu tempat untuk memenuhi janjinya pada seseorang.

"Baru setengah, sisanya lo bisa kerjain? Gue harus pergi sebentar."

Bryan menghentikan aktivitasnya dan mendelik pada Angkasa.

"Nggak, gue nggak bisa. Lo mau kabur, hah?" sinis Bryan.

"Gue minta tolong sebisa lo aja, gue bener-bener harus pergi. Nanti gue koreksi lagi. Gue usahain cepet," jelas Angkasa.

Bryan berdecak sebal, tapi akhirnya Bryan membolehkan Angkasa untuk pergi sebentar.

<><><>

"Galaksi di sini baik-baik ya, jangan nakal," pesan Angkasa pada bocah laki-laki berusia enam tahun tersebut.

Setelah menemui Galaksi, Angkasa membawa anak itu ke panti asuhan terdekat. Angkasa tak bisa membiarkan anak itu terlantar di pinggir jalan. Ia juga tak bisa mengajak Galaksi pulang ke rumahnya.

Galaksi menatap sekitar. Ia masih merasa asing berada di tempat ini.

"Mama udah buang Galaksi, ya? Terus Galaksi sama siapa sekarang?"

Angkasa berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan Galaksi.

"Galaksi jangan sedih, nanti Galaksi pasti punya banyak temen di sini." Angkasa mencoba untuk menghibur Galaksi.

Angkasa tersenyum getir, Galaksi memiliki hidup yang pahit seperti dirinya. Namun, Angkasa masih bersyukur karena dirinya masih bisa bersama sang bunda.

Meski bundanya menganggap Angkasa adalah Alaska.

"Bang Angkasa bakal sering ke sini, kan?" tanya Galaksi membuyarkan lamunan Angkasa.

Angkasa mengangguk. "Abang usahain."

Tangan Angkasa tergerak untuk mengambil ponsel yang ada di sakunya ketika mendengar ponselnya berdering.

Tertera nama Bryan. Namun, sedetik kemudian dering ponsel itu berhenti sebelum angkasa menekan ikon berwarna hijau. Menyadari ada pesan dari Bryan, Angkasa membukanya.

Bryan :

Bunda lo kumat

Buruan balik, sebelum gue bawa ke RSJ!!

<><><>

Setelah turun dari angkutan umum dan membayarnya, Angkasa langsung berlari memasuki gang menuju rumahnya. Napasnya terputus-putus saat sampai di depan rumah, detak jantungnya semakin cepat saat melihat sebuah mobil mewah terparkir di depan rumahnya.

Dari pintu yang memang tidak ditutup itu, Angkasa melihat sosok ayahnya yang berusaha bicara dengan bundanya. Namun, hanya teriakan histeris bundanya yang dapat Angkasa dengar.

Tanpa berpikir lagi, Angkasa segera menghampiri kedua orang tuanya itu dan tak menghiraukan Bryan yang terpaku dan juga para tetangga yang berkumpul karena penasaran.

"Kania, tenang. Aku ke sini cuma mau lihat keadaan kamu dan anak kita," ucap Gilang.

Kania terus menjauh dan meneriakkan nama Gilang untuk pergi. Wanita itu menutup telinganya sendiri agar tidak mendengar suara pria di hadapannya ini.

Lihat Angkasa, Bunda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang