Tarta Datra

169 113 50
                                    

Tepat pukul 14.35, dua pasang sepatu berjalan beriringan, mereka terlihat sangat dekat.

Terik matahari berada tepat disamping mereka. Namun, bayangan mereka tetap indah di tengah banyaknya murid yang berlarian.


Mereka Tarta Datra.


_______//________


"Eh, Ta. Minggu depan ada pameran." Datra membuka topik pembicaraan, saat berjalan menuju halte bus.

Kenapa halte bus? Kenapa tidak bawa kendaraan?

Mereka bisa saja membawa kendaraan pribadi, tapi itu membuat jalan ibukota yang padat semakin padat.

Jika ada bus, untuk apa repot-repot bawa kendaraan?

"Jika bersama lebih baik, untuk apa terpisah?"

Itu kata Datra.

Datra Kanlikas, teman sebangku Tarta sekaligus teman masa kecil Tarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Datra Kanlikas, teman sebangku Tarta sekaligus teman masa kecil Tarta. Datra tampan, namun mulutnya sangat disayangkan.

Lebih tajam dari gosipan lambe turah. Lebih banyak bicara dari para gadis Andera.

Biasanya orang terkenal disekolah akan kepintaran, dan jasanya untuk sekolah. Tapi, tidak dengan Datra.

Datra terkenal karna akun ig nya, isinya khusus rumor sekolah.

Hobinya nyebarin rumor.
Tapi selalu salah.

Datra memang pembawa masalah.

Tapi jangan lupa dengan wajah tampan pangeran Datra!

Back topic ...

"Minggu depan ada pameran. Mau ikut ga lo?"

Merasa tidak mendapat respon dari Tarta, Datra mengulang kalimatnya. "Ta, hari minggu ada pameran mau kesana bareng ga?"

"Tumben." sahut Tarta membalas ajakan Datra.

"Lah, diajakin bukannya makas-"

"Tiketnya siapa yang bayarin?" sela Tarta saat Datra bicara.


Hening sejenak. Mata mereka saling bertatapan.

"Pelit banget lo."

Jujur saja, untuk masalah uang. Diantara mereka gak ada yang mau ngalah.

"Jika pangeran Datra yang bayar, tuan muda Tarta ini sedia mendampingi." lanjut Tarta diimbangi senyum manis.

Siapapun yang melihatnya pasti bersuka rela untuk menampol.

Tarta beda.

Katanya ... itu tergantung kamu mau kenal yang mana.

“Ta, gue duluan.” Datra menghiraukan perkataan Tarta.

"Kemana?"

Sudah pasti Datra lari dari kenyataan.

"Bentar, ada cewek cantik." ucap Datra saat melihat wajah bingung Tarta. Dengan mata tertuju kepojok dekat pohon.

Benar saja, saat Tarta melihat pandangan Datra, dia melihat anak gadis tengah berkumpul dengan minuman es plastik yang tergenggam.

Ganteng sih ganteng, tapi tipenya cewe pojokan, ketemu kunti baru tau rasa.

Mata Tarta seakan terpaku. Bukan karna para gadis dibawah pohon beringin. Tapi karna Datra tidak pernah berubah. 


Tarta sudah terbiasa, tapi tetap saja tidak bisa berkata-kata.

Dan, Untuk pameran?

Tarta mau apalagi. Tarta suka seni, mau tidak mau dia akan pergi.

Tanpa ajakan Datra dia juga akan pergi. Setidaknya dengan bersikap seperti tadi, dia bisa menghilangkan Datra yang akan mengganggunya.


***

Agaknya para gadis disana tengah berteduh, mengapa tidak di halte?

Jika dihalte tentu saja digoda Pangeran Datra.

Kesalahan besar mereka memperlihatkan wujud didepan mata Datra.

"Kasihan mereka" cicit Tarta.

"Semoga kehidupan manusia dibumi selalu bahagia.


Tarta Datra 2 yang tak terpisah.

@rnndt_sfyn

KERTAS DAN CORETANNYA [°YOSHI-TREASURE°] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang