Sudut Segitiga

91 75 29
                                    

Tarta pov

______//_____

Ternyata dia ada disini juga.

Sekarang harus bagimana? wajah yang kukenal berada tepat disampingku. Dia datang dari mana? Entah apa yang dia pikirkan tentang seorang Tarta.

Tarta Randema. Layaknya anak yang sedang bermain layangan. Menarik ulur benang agar layangan tetap seimbang. Mengekang tanpa kepastian.

Anggaplah berbicara dengannya ditengah kesunyian, membuat lupa akan waktu dan segalanya.

Dia selalu memulai pembicaraan, aku tidak ingin membuat dia merasa nyaman.

Karna Tarta hanya mencoba untuk mencinta, tidak seperti Datra yang berusaha mendapatkan cinta.

Selasa 14.35, hari itu Datra ngajak ke pameran, nyata atau tidak. Dia malah melihat kumpulan anak gadis dibawah pohon.

Bodohnya aku, aku tidak melihat Neira ditengah-tengah kumpulan mereka. Tapi Datra melihatnya.

16.20, Datra mengajak untuk main skeatboard, awalnya seperti biasa.

Hingga akhirnya ada suatu saat kita berdua bercerita. Datra bagiku lebih dari sahabat, sudah seperti keluarga dekat.

Hal yang terhebat sampai sekarang adalah, kita menyukai hal yang sama.

Dari dulu, sampai sekarang.

"Ta, lo tau gue suka Neira?"

Saat Datra mengatakan hal itu, rasanya sakit hati.

"Bagi gue, liat Neira senyum aja udah jadi obat luka." kata Datra

"Kenapa?"

"Gue juga ga tau. Secara tiba-tiba Ta."

Ada binar dan senyuman diwajahnya saat berbicara tentang Neira. Seakan-akan Neira benar-benar sebagai penenang dalam hidupnya.

Sangat salah jika seorang Tarta mengambil Neira darinya.

"Gue juga tau, lo juga suka Neira. Tapi gak apa-apa. Lo buat dia bahagia, gue juga bahagia. Gue gak mau karna hal ini hubungan kekeluargaan kita hambur."

Kalian tahu? Datra itu dewasa sebelum umurnya. Saat yang lain mencari arti dewasa. Datra sudah mengalaminya.

"Hidup selalu tidak menguntungkan Dat. Neira suka gue, dan gue berusaha untuk suka dia balik."

"Kejar Neira Dat. Seenggaknya kalo gue ga berhasil, Dia masih punya lo."

Tarta harus apa? Jika lebih memilih mengalah.

Bukan berarti Tarta tidak menganggap Neira berharga.

Itu salah.

Tarta hanya menganggap, bahwa Datra lebih butuh Neira. Bayangkan betapa sakitnya jika penyembuh luka, menjadi penyebab luka.

Saatnya untuk meninggalkan tanpa berbicara. Seakan-akan aku mempermainkannya agar dia tak lagi menyimpan rasa.
-Tarta

****

Egares pov

____//____

Seperti biasa. Neira suka bermain peran. Untuk memesan satu kopi saja butuh waktu untuknya.

Banyak pertanyaan dan pernyataan Neira yang selalu ingin aku hindari.

KERTAS DAN CORETANNYA [°YOSHI-TREASURE°] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang