Tarta untuk Usaha

92 84 17
                                    


"Ini." Beberapa lembar kertas kosong Tarta berikan untuk Neira.

Tatapannya berbeda dari sebelumnya.

Tidak hanya untuk Neira sebenarnya. Tapi ini cerita mereka, aku harus membuat momen yang berbeda.

"Tiba-tiba, Tarta sekarang kenapa?"

Tarta yang yang biasanya kemana? Ada yang berbeda darinya, apa mungkin dia kerasukan saat diperpustakaan? Semoga saja imannya kuat.

Aneh.

"Makasih ya."

Karna Tarta sudah berusaha, setidaknya Neira mengucap sebuah kata apresiasi.

"Hari ini hujan, mau aku antar pulang?" Tanya Tarta dengan menatap manik mata Neira.

Dia Tarta yang sama kan? Ada hal aneh dengan perkataannya. Patut dicurigai.

Dia kenapa?

"Pulang?" Tanya Neira untuk memastikan, siapa tau jika itu bukan Tarta tapi sebuah Arwah?

Arah rumah mereka saja berbeda.

"Iya."

***


"Bercanda, kertasku juga habis."

Oke, kertasnya habis. Saatnya untuk mengambil kertas tambahan lagi kan?

Siapa yang ingin ambilkan?

Pak Ades, sedang keluar dan dia guru.
Senta, yang gendut? Bisa-bisa butuh
waktu setengah jam.
Aren? Dia gadis penakut, ditambah saat ini tengah hujan.

Dan Neira?

Kamu pikir akan ku biarkan dia pergi sendiri ke perpustakaan yang jauh didalam sekolah? Setidaknya jika didalam kelas ada Aren dan Senta.

Aku sendiri tidak masalah.

Kenapa tidak bersama?

Sudahlah. Mata-mata Datra yang tidak berguna sedang berkeliaran. Senta salah satunya.

Agar aku bisa bernapas lega dari rumor tak berguna.

Rumor akan membuat sebuah hubungan renggang.

Dan untukku menjaga image selama 8 jam lebih tidak mudah. Dari masuk sekolah sampai kelas tambahan. Saat ini waktu untuk perenggangan.

Untuk molekul air? Itu benar tidak ya? Kata itu hanya terlintas dalam otak saat melihat air hujan.

Semoga kalian tidak menertawakan.

Apa ini kelanjutan monolognya tentang molekul air hujan?. Sungguh Tarta sangat plin-plan.

"Harus mulai tidak ya? Jika tidak, tidak dapat apa-apa. Jika memulai setidaknya sudah berusaha." Ucap Tarta dalam hati saat berjalan menuju perpustakaan.

Rintik hujan yang bersenandung saat bertemu atap genteng, menemani perjalanannya.

Pertanyaan dari pikiran dan jawaban dari hatinya, terus menerus ia gumamkan saat diperjalanan.

"Jika diam saja, tidak mendapatkan hasil."

Neira anak yang baik kan? Jika kukatakan tidak mungkin dia menjawab dengan melukai perasaan. Jika dia suka itu bagus. Jika tidak, menyukaiku tidak harus.

"Sekarang kertasnya yang habis, suatu saat hatiku yang habis."

Ucapannya aneh, apa maknanya dia juga menunggu? Tapi katanya dia hanya bercanda. Aneh jika dipercaya.

"Sekarang yang harus dicari cuma kertas. Dimana kertasnya?

"Kata bercandanya memang benar, atau hanya ungkapan agar terkecoh? Memahami jenis yang berbeda adalah hal yang tidak mudah." Lanjut Tarta dengan mencari keberadaan kertas, yang entah ada dimana.

Sujujurnya Neira lebih tidak mudah dengan sifatnya yang berubah.

"Dapat. Kertasnya sudah ada, tintanya belum ada." Ucap Tarta dengan memegang kertas yang dia temukan.

Eh, bukan Tarta. Tapi Arta.

"Kamu yang ingin kujadikan sebagai pelengkap. Kamu ingin mengenal Arta, dan kamu harus tau, Arta untuk cinta."

"Sekarang harus berubah lagi. Sekarang saatnya berlari."

Dia Tarta Randema, sifatnya saat jatuh cinta. Sayang, cintanya selalu ia pendam.


***

"Mau?"

"......"

Tidak ada jawaban yang Tarta dapat. Agaknya Neira tengah berbicara dam hatinya sendiri.

Aku sudah berbaik hati untuk mengejar duluan. Tolong, jangan sia-siakan.

Jika masuk kedalam hati Tarta, itu ucapan yang bersarang dihatinya.

Beginilah Tarta saat telah berubah. Sebenarnya bukan Tarta, tapi Arta.

Arta yang ingin dikenal Neira.
Bukan dalam artian Tarta berkepribadian ganda.
Tapi memang Arta sifat pertama yang dia keluarkan.

Untuk Neira.

Karna Neira yang pertama kali ingin mengenal Arta.

Neira mengadah, melihat wajah Tarta yang berdiri, menunggu jawaban darinya. "Boleh, dan makasih sebelumnya."

"Iya."

Berterima kasih pada Neira, karna dia orang yang peka. Hanya dengan tatapan mata dia sudah tau segala rasa.

Apa ini saat yang sempurna untuk Neira melakukan timbal balik?

***

Oh, ayolah, bersenang-senanglah untuk sekarang. Masa depan tak ada yang tau.

Lakukan apa yang kalian inginkan dengan batas yang wajar. Menjadi monoton tidak selamanya indah.

@rnndt_sfyn

KERTAS DAN CORETANNYA [°YOSHI-TREASURE°] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang