"Anna, ada yang ingin aku sampaikan padamu" seorang laki-laki dengan mata berwarna hijau menghampiri seorang wanita yang sedang merenung menatap jendela kamarnya.
"Ya sayang?" wanita yang di panggil Anna tersebut menoleh. Penampilannya memang lebih tua dibandingkan Kanelia, tetapi sangat mirip.
"Kamu ingat kakak mu kan? Ia sudah memimpikan itu. Kau akan bertemu dengannya" jawab Cedric dengan senyuman manisnya.
"Syukurlah! Aku ingin segera bertemu dengannya" Anna terlihat sangat bahagia.
---
"Dia! Kau ingin pergi kapan?" tanya Milord.
"Entahlah, bagaimana jika besok malam?" tanya Kanelia. Sekarang ini mereka sedang berjalan bersama menuju lapangan sekolah untuk menonton pertandingan malam bersama."Baiklah, setelah pertandingan ini kita akan temui kepala sekolah" kata Milord dan dijawab dengan senyuman Dia, "terimakasih Milord" kata Dia dengan suara yang terdengar seperti berbisik. Yang tentu saja Milord dengar.
"Mau duduk di kanan atau kiri?" tanya Milord
"Kanan" jawab Dia."Dia, kau tau kan untuk menemui Anna tidak akan semudah yang kita pikirkan, dan aku merasa kita tak mungkin bisa melalui perjalanan itu" Milord menatap lurus ke manik mata Dia,
"Kita butuh teman" lanjutnya."Kurasa tak akan ada yang mau" jawab Dia,
"Maksudku, siapa yang mau pergi melalui berbagai macam rintangan tal terduga dan juga tak menguntungkan mereka" lanjutnya."Ada" kali ini Milord tersenyum maut, "aku" lanjutnya. Dia menatapnya dan tersenyum.
"Kau memang yang terbaik" lagi-lagi Dia berbisik, dan kali ini Milord langsung merangkulnya.
Milord
"Hoi! Milord jangan cari kesempatan dong!" satu toyoran mendarat di kepalaku, aku melepaskan tanganku dan berbalik menghadap sang penoyor.
"Ganggu aja sih lo pirang!" ya si pirang yang menghancurkan suasana damai ini.
"Hai Kanelia, Milord" merasa terpanggil, kini keduanya menatap perempuan yang ada disamping Will, Keyna teman pertama Dia.
"Keyna! Sudah lama sekali kita tak bertemu. Kau kemana saja?" kini Dia menjawab sapaan Keyna dengan pertanyaan
"Tidak kemana-mana, kurasa kau yang terlalu sibuk bersama dengan hmm.. mu" jawab Keyna diiringi tawa kecil.
"Maksudmu?"
"Sudahlah Dia, aku tahu tentang kalian" jawab Keyna sembari menatap pasangan di depannya secara bergantian.
"Hei...hei..hei! Tunggu, maksudnya? Milord dan Kanelia berpacaran?!" kini Will menatap mereka bertiga dengan ekpresi yang sulit diartikan. Ya Will memang belum mencerna semua yang terjadi.
"Bisa dikatakan begitu. Maaf sobat, lagi pula kau sudah ada Keyna kan" kata Milord, tidak sepenuhnya benar.
"Cukup! Pertandingannya sudah dimulai!" kini Dia mengalihkan pembicaraan.
"Dia benar, nikmati saja permainannya" sesudahnya tak ada lagi pembicaraan yang terjadi. Semua sibuk dengan dunia mereka sendiri. Menonton pertandingan dan menyoraki pemain yang mereka sukai.
---
Kanelia"Jadi, Key kau dan Will ternyata mate?" tanyaku. Sungguh mengetjutkan, seusai pertandingan tadi Keyna memberitahu kami kalau mereka ternyata mate.
"Ya, kami bertemu di taman belakang, saat aku baru saja ingin mengerjakan tugasku seperti biasa dan Will menggambar di tempat kesukaan ku, lalu ya gitu..." kini Keyna mulai menundukan kepalanya. Hahaha ia memang masih polos, seperti aku.
"Jadi tadi kami mendengar sedikit pembicaraan kalian tentang bertualang, mungkin kita bisa membantu" Will mengatakannya sembari merangkul Keyna. Jujur saja mereka memang terlihat lucu.
"Benarkah?" kini aku dan Milord mengatakannya bersamaan.
"Dasar kembar!" Cibir Will dengan muka berpura-pura sirik.
"Okay, back to topic! Jadi aku dan Will bersedia menemani kalian bertualang menemukan... Adik mu kan Dia?" tanya Keyna
"Ya, benarkah? Tapi perjalanan ini masih tidak jelas, bisa jadi perjalanan ini berbahaya, bisa juga menyenangkan. Kalian yakin? Tak ada kepastian kalian akan kembali dengan selamat atau tidak" benar bukan? Aku saja tak tahu akan jadi bagaimana perjalanan ini, jika mereka memang mau. Aku takut perjalanan ini hanya akan membawa mereka dalam bahaya.
'Tenang Dia semuanya akan baik-baik saja kita bukan vampire lemah' Milord menenangkan ku dalam telepatinya.
'Aku harap begitu' jawab ku dalam telepati yang hanya di jawab anggukan dan senyuman Milord.
"Kami akan ikut" jawab Keyna dan Will bersamaan.
Baiklah, perjalanan tak terduga akan dimulai...
---
"Adeline! Kau masih ingin menyelakai Dia?" Gea bertanya dengan sedikit takut
"Tentu, aku akan terus membuat jebakan hingga ia menyadarinya lalu pergi dari sekolah ini. Dan klise! Milord akan kembali menjadi milikku seorang" senyuman licik terpampang di wajah cantik Adeline.
"Apa lagi yang akan kau lakukan?" tanya Gea
"Aku sempat mendengar peecakapan mereka yang akan meminta izin meninggalkan sekolah. Dan aku telah berpikir kita akan mengikuti mereka secara diam-diam lalu membuat jebakan. Jadi Gea kau ku tugaskan untuk mencari tahu tujuan mereka lengkap dengan tanggal mereka izin. Setelah itu kita akan pergi sebelum mereka pergi" suruh Adeline.
"Tidak kah itu... Sedikit berlebihan?" kata Gea lebih tepat seperti argumen.
"Tidak! Jadi laksanakan saja tugasmu aku akan memanggil Rennet untuk menjadi pengawal kita" tegas Adeline
"Benarkah?! Aku tak sabar bertemu dengan asisten tampan mu itu!" kata Gea.
"Terserah. Lakukan saja tugasmu, ingat! Jangan sampai kita ketahuan. Jika kita ketahuan kau tahu apa yang akan terjadi padamu nanti bukan? Aku akan menyuruh Rennet menyiksamu" senyuman licik masih melekat di wajah cantik Adeline.
Dengan cepat Gea pergi untuk melaksanakan tugasnya.----
To be continued...
(Cedric^^^)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lord Vampire Academy
VampirosLord Vampire Academy, sekolah khusus para putra putri pejabat vampire dan sekolah unggulan untuk para vampire serta terkenal akan muridnya yang elit. Kanelia seorang putri kerajaan Hetalia bertemu dengan seorang pangeran berwajah imut yang sangat ia...