No. Id Card: M003
Nama Lengkap: Putri Milatul Asfakhi
Titimangsa: Kendal, 20 Mei 2022....
Pertanyaan:1. Apa yang dimaksud dengan cerpen?
2. Menurutmu, cerpen itu bertujuan untuk apa?
3. Menurutmu, apakah cerpen itu terlalu sulit untuk diterapkan dalam penulisanmu?
4. Di manakah dan pernahkah kamu menjumpai karya cerpen?
5. Nama lain dari cerpen adalah?
6. Sebutkan struktur cerpen beserta penjelasannya secara singkat!
7. Buatlah cerpen bertema "Perjuanganku Menjadi Penulis" dengan jumlah kata minimal 750 kata, dan maksimalnya tidak dibatasi.(人 •͈ᴗ•͈) Selamat Mengerjakan (人 •͈ᴗ•͈)
🌈 Jawaban: 🌈
1. Karya sastra yang ditulis dalam bentuk tulisan mengisahkan tentang sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas.
2. Cerpen bertujuan menuangkan kisah atau ide dari seorang penulis baik dari kisah nyata atau pengalaman mereka maupun imajinasi yg ada di pikiran mereka.
3. Tidak, bahkan dengan menulis cerpen kita bisa menuangkan kisah kita yg kita alami sendiri di dunia nyata sebagai bentuk ungkapan curhat lewat cerita yg kita buat.
4. Pernah, saya menjumpai cerpen di buku antologi cerpen bahkan saya juga pernah mengikuti event menulis cerpen. Selain itu, di google juga banyak contoh-contoh cerpen.
5. Cerita pendek.
6. Struktur cerpen:
🌼 Abstrak: Paparan gambaran awal cerita.
🌼 Orientasi: latar cerita
🌼 Komplikasi: pemaparan awal masalah
🌼 Evaluasi: konflik semakin memuncak
🌼 Resolusi: bagian akhir cerpen
🌼 Koda: pesan moral pada cerpen.7. Realita Sebuah Asa
Oleh: Putri Milatul AsfakhiDi suatu masa, seorang gadis berparas jelita yang tak lain ialah Zahra Humaira Elshanum yang biasa disapa Zahra. Ia seorang gadis yang mempunyai hobi menulis karya sastra baik puisi, cerpen, syair dan lain sebagainya.
“Bu, kalo aku bercita-cita sebagai penulis gimana?”, tanya Zahra pada ibunya.
“Hah... penulis? emang kamu bisa?”, ledek ibu Zahra.
Zahra seketika hanya terdiam mendengar tanggapan ibunya.Dalam batinnya, kenapa ibu bukannya mendukung aku malah dia seakan meledak dan secara tak langsung menganggap aku tak mampu.
Namun Zahra tak pernah putus asa. Ia semangat belajar menulis hingga menekuninya.Pada suatu saat, Zahra berniat mengikuti lomba cipta puisi. Ia mendapatkan informasi lewat media sosialnya di instagram yang diadakan oleh berbagai macam komunitas maupun event kampus-kampus di berbagai tingkatan. Mulai dari tingkat provinsi bahkan hingga tingkat nasional.
Saat itu, Zahra tengah asyik menulis di buku tulisnya. Tiba-tiba ibunya mendekatinya.
“Gausah sok-sokan optimis mau jadi penulis kek gitu. Ikut lomba pula, paling juga kalah. Untungnya apa sih ikut begjrtuan.”, ketus ibu Zahra.
“Apa salahnya si Bu untuk mencoba. Aku ikut kaya gini tuh mau mengukur sampai mana kemampuanku dalam menulis. Lumayan kan nanti kalo menang dapat hadiah.”, jelas Zahra.
“Paling juga dapetnya pulsa. Udah gausah neko-neko deh. Ikut kek gituan kan juga menghabiskan kuota, menyita waktu. Emang tidak ada kegiatan lain yang lebih manfaat apa.” sahut ibunya.Seketika itu air mata Zahra tumpah. Ia sangat kecewa dan sakit hati atas perkataan ibunya. Namun lagi-lagi Zahra tak patah semangat dan tak kenal putus asa. Biarlah orang sekitar tak mendukung apa yang dia usahakan, tapi ia yakin dan bakal membuktikan kalo dia bisa.
Akhirnya bait demi bait Zahra buat dengan telitinya. Kemudian ia kirim sesuai ketentuan yang ada.Setelah beberapa hari kemudian, tibalah saatnya pengumuman.
Pengumuman event itu diumumkan lewat akun instagram penyelenggara. Namun, saat Zahra membaca para peserta yang berhasil menjadi juara, ia tak menemukan namanya di barisan deretan juara.Saat itu Zahra sedih bahkan ia hampir berputus asa karena hasil tak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
Tiba-tiba ibu Zahra menanyakan kabar pengumuman event cipta puisi yang ia ikuti.
“Gimana udah pengumuman?”, tanya ibunya.
“Udah Bu, baru aja”, jelas Zahra.
“Bagaimana hasilnya?”
“Belum rezeki Zahra Bu”
“Hahahahahaha... Udah ibu duga kan. Kamu itu tidak berbakat ikut lomba begituan apalagi mau jadi penulis terkenal. Makanya kalo punya mimpi jangan ketinggian nanti jatuh sakit kan” timpal ibu Zahra dengan menertawakannya.Zahra tak menanggapi perkataan ibunya, ia langsung pergi masuk kamar dan menguncinya.
Sambil terisak-isak ia pun menyeka air mata yang keluar dari kelopak matanya.
Dalam batin ia bergumam ya Allah kenapa si orang tuaku tidak mendukung cita-cita anaknya. Apa aku salah bercita-cita ingin menjadi seorang penulis? Apa aku gagal mewujudkan mimliku?
Namun, Zahra teringat pepatah yang mengatakan “Kegagalan ialah awal dari sebuah kesuksesan. Dan jadikan gagal sebagai pengalaman, sebab pengalaman ialah guru terbaik.”Kemudian, Zahra berusaha bangkit dari keterpurukannya. Ia kembali mengikuti lomba lain. Zahra berusaha memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang pernah ia perbuat di event lalu.
Lomba itu telah sampai pada deadline dan kini tibalah pada waktu pengumuman yang sudah ia tunggu-tunggu.
Tapi pengumuman kali ini lewat siaran langsung di sebuah channel YouTube panitia pelaksana.“Juara pertama diraih oleh peserta atas nama Zahra Humaira Elshanum dengan judul puisi Rampai Warita Ibunda. Saya ucapkan selamat”
“Maa sya Allah Alhamdulillah wa syukurillah. Bu aku menang Bu...”
Zahra berteriak kegirangan hingga tak kuasa menahan tangisnya.
Ibu Zahra menghampirinya.
“Yang bener kamu. Mana coba ibu lihat”
Zahra memperlihatkan ke ibunya. Dan di sana tertera bahwa yang mendapat juara pertama mendapat uang tunai senilai satu juta rupiah.
Seketika ibu Zahra menangis dan memeluk Zahra dengan penuh bangganya.
“Selamat ya nak. Ibu bangga sama kamu. Maaf kemarin-kemarin ibu meragukan bahkan mengejek kamu. Ternyata anak ibu memang hebat semoga kamu suatu saat bisa jadi penulis terkenal seperti apa yang kamu impikan ya nak”, jelas Ibu Zahra.
“Iya Bu, tidak apa-apa kok. Akhirnya Zahra bisa membuat ibu bangga. Terima kasih ya Bu”, dengan memeluk erat ibunya.Sejak saat itu, ibu Zahra sangat sayang kepada Zahra dan selalu mendukung saat anaknya mengikuti lomba di tingkat maupun jenjang apapun. Ibunya sangat menyesal pernah meremehkan kemampuan buah hatinya. Namun kini, Zahra telah sukses dan berhasil menciptakan sebuah karya antologi puisi dengan berbagai judul hingga dia berhasil merilis sebuah novel yang berjudul “Warita Renjana”. Berkat rahmat Allah, novelnya kini menjadi best seller di toko buku penjuru manapun.
Dari kisah diatas, kita bisa mengambil hikmah bahwa janganlah kita meremehkan seseorang sebab kita tak pernah tahu lewat jalur dan alur bagaimana mereka bisa mewujudkan impiannya. Bisa saja orang yang pernah kamu remehkan, suatu saat dapat mengunggulimu. Sebab, kesuksesan tergantung seberapa kuat dan seberapa kerasnya usaha yang mereka lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karya Keluarga SLR Part 33
Cerita Pendek1. Solehatul Hasanah 2. Koodaniel 3. Muhammad Choirul Annas 4. Muhammad Ardiyanto 5. Putri Milatul Asfakhi 6. Sukirah 7. Poetree Malu 8. Darka 9. Iyan 10. Ericdha 11. Raisyah 12. Difaul Ahzan 13. Maya Marisa