"Aaaah! Aku ingin makan ramen dattebayo!" Teriak Naruto frustasi. Lidahnya merindukan rasa sedap dari bumbu dan rempah-rempah yang dibuat oleh Teuchi dan Ayame.
"Tidak ada Ichiraku Ramen..." Naruto mengeluh, sedih. Ramen adalah istrinya, kekasih hatinya, hal yang dapat membuatnya jatuh cinta setelah Sasuke Uchiha.
Berbicara tentang Sasuke, Naruto merasakan hatinya kembali hampa, ia merindukan orang itu, bagaimana kabarnya sekarang? Apakah Sasuke tahu bahwa mereka tidak berada di konoha?
Kugisaki mendekat, berbisik ke telinga Sakura, "Apa itu Ichiraku Ramen?"
Sakura tertawa canggung. "Itu hanya Ramen biasa dari kedai Ichiraku milik paman Teuchi di desa kami. Ramen-nya adalah yang terenak dan terbaik di desa."
Mata kugisaki berbinar mendengar kata enak dan terbaik.
"Seenak itu?""Benar. Setelah perang besar Ninja, kedai Ichiraku jadi banyak pengunjung karena itu adalah makanan favorit pahlawan perang Ninja." Sakura dan Kugisaki berteman dengan sangat baik setelah tiga hari mereka di sini. Banyak hal yang mereka perbincangkan sebagai seorang perempuan pengguna Jutsu dengan seorang yang berprofesi sebagai Ninja Medis.
Sifat Kugisaki lebih lemah lembut kepada yang lain ketimbang Sakura yang agak sedikit bar-bar. Terkadang, Kugisaki tanpa sadar bisa memukul Yuuji jika situasi dan Kondisi benar-benar mendukungnya untuk itu. Tetapi selebihnya, Kugisaki adalah perempuan kuat yang sangat menghormati teman dalam tim-nya.
"Kuso!!" Naruto berbaring di atas rumput. Ketika dia menoleh, dia tanpa sengaja melihat Megumi yang hanya duduk tanpa berbicara. Gaya laki-laki itu sedikit mengingatkannya akan Sasuke. Rambutnya yang mencuat seperti ujung bor, wajahnya yang minum ekspresi, dan mulut yang tak banyak bicara. Jika dibanding dengan Sasuke, Megumi sedikit lebih baik karena sering berinisiatif berbicara duluan ketimbang Sasuke yang minim kata.
Angin semilir menerbangkan dedaunan yang lepas dari rantingnya, terbang jauh dibawa oleh angin. Langit sewarna laut itu mengingatkan Naruto ketika ia berbaring di atas wajah patung Hokage.
Hutan yang ada di belakang SMA Jujutsu mengingatkan tentang hutan yang ada di konoha, begitu rimbun, hijau, dan pohonnya menjulang tinggi.
Naruto rindu. Dia rindu konoha, dia rindu... Sasuke.
"Yo!" Tiba-tiba, dari kejauhan, sosok pria berambut putih dengan setelah serba hitam datang mendekat dengan senyuman yang menawan. Kedua matanya tertutup oleh sebuah kain hingga rambutnya naik ke atas seperti duri landak.
Naruto bangun dari pembaringan, menatap orang itu dari atas ke bawah. Tidak ada perban yang melingkar di betis, dengan kantong panjang berisi Kunai. Tidak ada tanda klan Uzumaki di belakang punggung, tidak ada rompi jonin.
"Kakashi Sensei. Sejak kapan kau berubah model begini?" Naruto merasa asing dengan pria di depannya ini, "dan kenapa kau menutup matamu tapi bukan wajahmu? Kau terlihat sangat tampan Sensei."
Sementara Naruto mencoba mengenali 'Kakashi', Sakura menggelengkan kepalanya. "Dia masih saja bodoh." Kugisaki terkekeh kecil.
"Sensei! Kenapa diam saja? Kenapa Sensei berubah? Apa terjadi sesuatu dengan Sensei?" Naruto memegang lengan pria itu, mengguncangnya beberapa kali, "Kakashi Sensei! Jangan diam saja!"
Tepat setelah kalimat itu terhenti, pukulan Sakura menghantam pipi Naruto, membuatnya terlempar sejauh tiga meter. Pukulan itu membuat Megumi dan Yuuji terkejut. Itu bukan pukulan manusia! Itu monster!
Sakura lantas membungkuk hormat, "Sumimasen. Tolong maafkan teman saya, dia memang selalu begitu."
Pihak yang diajak bicara tertawa renyah.
"Hahah, Daijoubu desuka.""Ano... Gojo Sensei, dia adalah Sakura, dan yang berambut pirang adalah Naruto." Kugisaki memperkenalkan dua orang asing yang mereka temui di gedung waktu itu. Gojo Mengangguk paham.
"Kalau begitu, kalian berdua ditahan." Kalimat Gojo sontak membuat mata Sakura dan Naruto membulat.
"Nani? Nani? Aku tidak salah dengar, kan? Iie!!! Tidak! Aku tidak mau ditahan!" Naruto menolak keras. Dia bukan penjahat atau perampok yang harus ditahan, dia adalah orang baik, mengerti?
Gojo tetaplah Gojo, yang akan kukuh dengan pendiriannya.
"Ah, sayang sekali. Kalian adalah penyihir jutsu yang tidak terdaftar, kemunculan kalian bisa menjadi sebuah ancaman."Gigi Naruto bergemelatuk, dia akan melangkah untuk menghajar pria itu sebelum Sakura akhirnya menahannya.
"Tahan Naruto. Jangan gegabah, kita tidak tahu konsekuensi apa yang akan kita dapatkan jika melangkah lebih jauh dari ini." Sakura melirik Naruto lewat ekor matanya.Dari pihak Gojo, pria itu hanya tertawa miring, memperlihatkan baisan giginya yang putih dan rapi.
"Kami menyerahkan diri tanpa syarat," Ucap Sakura mantap.
"Sakura-chan..."
Naruto ingin protes, tetapi tatapan tajam Sakura lebih dulu mengintimidasi dirinya. "Orang ini kuat Naruto, sekalipun kita berdua melawannya, kemungkinan besar hasilnya akan seri. Jangan membuat masalah yang tidak perlu, kita di sini untuk mengumpulkan informasi bagaimana caranya agar kita bisa segera pulang." Dengan begitu, Naruto akhirnya diam dan menuruti perkataan gadis berambut musim semi itu.
Gojo mengalihkan tatapannya ke tiga muridnya.
"Kalian bertiga, jaga mereka berdua baik-baik. Ok? Sensei ingin berbelanja dulu. Jaa-ne."Dari ketiga orang yang tersisa setelah kepergian Gojo, Yuuji adalah orang pertama yang memperlihatkan senyum sumringah. Berjabat tangan sambil tersenyum bak mentari pagi, Yuuji merangkul leher Naruto, "Yoroshiku-ne Uzumaki-san."
"Tidak. Panggil aku Naruto dattebayo."
"Hahaha. Yosh! Panggil saja aku Yuuji. Mulai hari ini kau adalah temanku, Naruto!"
"Ya! Aku adalah temanmu, dattebayo!"
Kugisaki menghampiri Sakura yang menatap Yuuji dan Naruto. Keduanya sama-sama aneh, tingkah mereka konyol, dan memiliki semangat untuk perasaan terhadap teman-temannya. Bagai pinang dibelah dua, Yuuji dan Naruto ibarat Yin dan Yang, dalam segi kekuatan, mereka bisa dikatakan seimbang, tetapi dalam hal ketenangan, mungkin Yuuji-lah pemenangnya. Naruto selalu terburu-buru, melibatkan perasaan emosional di setiap misinya. Meski begitu, Naruto akan selalu melindungi apa yang ia sebut sebagai keluarga dan teman.
Kugisaki tersenyum. "Mereka cepat sekali akrab, bukan?"
Sakura menutup matanya untuk sesaat, kemudian menoleh tepat dimana Kugisaki berada. "Ya. Mereka sangat cepat sekali akrab."
"Nah kalau begitu, Sakura-san, salam kenal dan mohon kerjasamanya."
"Emm. Salam kenal kugisaki-san." Hanya Megumi yang terus diam menatap ke-empat orang yang tengah melupakan keberadaannya. Dia tidak mengeluh, sudah terbiasa mandiri sebelum Yuuji dan Kugisaki datang sebagai anggota tambahan dalam tim Gojo.
Megumi hanya penasaran akan satu hal. Ketika Naruto menatapnya, pria itu selalu terlihat sendu, seolah menyembunyikan jutaan kerinduan dan kasih sayang.
Sebenarnya kenapa Naruto bisa demikian? Apa yang salah? Ketika ia tak sengaja melihat pupil sewarna laut itu menatapnya, pastilah pria pirang itu akan menunduk dalam diam, kelopak matanya bagai bunga yang layu, dan matanya akan berkaca-kaca. Apa yang telah terjadi padanya? Apa yang membuatnya hingga seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel : Twin World-BL HIATUS
FanfictionSerupa tapi tak sama, beda tetapi sangat mirip. Bertemu di antara dua dunia lain. Sang Dewa dan Sang Ksatria start : 22 April 2022 Pair : Gojo Satoru X Kakashi Hatake tag : BL, Romance, Yaoi, Time Travel note! cerita ini terinspirasi dari Anime J...