Ruang Rindu ✔

Epilog

Penghangat ruangan menyala di sudut ruangan. Sweater tebal dan kaus kaki yang terpasang di kedua kakinya masih membuatnya kedinginan. Walau begitu, segelas coklat panas yang uapnya mengepul dari liquid kental itu sedikit membantu.

Di sudut yang sama dengan rumah yang berbeda, Ayu kembali menatap halaman rumahnya yang diselimuti oleh salju. Ayu mendengus geli mengingat Desember tahun lalu ia menangisi orang yang sama selama 6 tahun di depan jendela rumah Juna yang berembun. Jika tau ujungnya akan bersama, mungkin dulu ia tak akan selebay itu. Singkatnya, Ayu malu.

Namun tak ada yang perlu disesali. Tuhan hanya menguji keduanya, apakah Ayu maupun Danu pantas bersama dengan merindu satu sama lain. Dan jawabannya, ya! Buktinya cincin pernikahan kini tersemat indah di jari manis mereka.

Danu menepati janjinya. Mereka pindah ke Jepang tiga bulan setelah pernikahan. Masalah cake shop, Ayu percayakan kepada ibu dan Nola yang memutuskan untuk menjadi partner bisnis. Ayu juga melanjutkan studinya dan Danu kini bekerja di salah satu rumah sakit di Jepang. Tuhan mempermudah segalanya untuk mereka.

Dalam suatu hubungan memang tak luput dari cela. Tak jarang mereka sering berdebat hanya karena hal kecil, namun beruntung keduanya selalu menyelesaikannya dengan saling mengalah.

Seperti kemarin malam. Ayu marah karena Danu sengaja menarik laptopnya agar Ayu berhenti belajar agar segera pergi tidur. Bahkan pelukan Danu sepanjang malam tak mempan membuat Ayu luluh, hingga wanita itu turun dari mobil dan pergi ke dalam bangunan kampusnya.

Namun lihatlah sekarang. Begitu mendengar suara mesin mobil masuk ke pekarangan rumah, Ayu rela menunda tugas kuliahnya dan meletakkan laptop di atas meja.

Danu sudah pulang.

"Tadaima!"

Senyumnya makin mengembang. Buru-buru ia bangkit dan menghampiri pintu depan.

"Okaerinasai, Danu-san!"

author's note:
maaff aku upload satu lagi buat epilog. yg kemarin aku kurang sreg makanya diganti jadi chapter biasa huhuhu maaf ya sekali lagi🙏