07. Jangan Terlalu Jatuh

98 22 0
                                    

"Mall emang serame ini ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mall emang serame ini ya?"

"Kamu belum tau aja week day juga serame apa."

Sebelah kaki keduanya menginjak eskalator yang akan membawa mereka ke lantai atas. Danu mengedarkan pandangan, merasa aneh dengan suasana mall yang menurutnya agak berisik. Padahal lebih berisik effect sound senapan pada game perang yang sering Danu mainkan di PC nya.

Jadi, bagaimana keduanya bisa berada di mall? Ini semua karena duo jahil yang meninggalkan mereka di tempat makan sekitar setengah jam yang lalu. Beralibi ke toilet dan pergi mengangkat telepon dari orangtuanya, lalu tak kembali hingga makanan mereka habis.

Ayu sih tidak masalah, sebab tak ada lagi atmosfir canggung antara dirinya dengan Danu.

"Lebih rame dari ini?"

Ayu tertawa melihat reaksi Danu, kenapa harus sekaget itu sih. "Iya."

Refleks tangan Ayu menarik ujung lengan jaket Danu ketika sampai di ujung eskalator. Pemuda itu terlalu sibuk meneliti sekitar hingga lupa kalau ia tengah berada di eskalator.

"Gra-me-di-a," gumam Danu, mengeja nama tempat yang terpampang jelas begitu mereka melangkah masuk ke dalamnya.

Sadar kalau Ayu tak ada di sebelahnya, sepasang mata rubah itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan sembari pergi mencari. Sementara yang dicari tengah berdiri di jajaran rak buku novel.

Sebentar lagi ulang tahun Danu (kata Hito) jadi Ayu berniat untuk memberinya kado. Cukup membuat pusing karena Ayu bingung harus membeli apa. Namun Nola bilang, beli apa yang Danu suka. Dan buku novel yang pertama terlintas di kepalanya. Maka di sinilah Ayu berada. Entahlah Danu suka atau tidak, tapi melihat kecintaannya terhadap buku membuat Ayu berpikir, tidak ada salahnya dengan memberi buku untuknya.

Tangannya meraih salah satu novel yang menarik perhatiannya. Genre fantasi. Setelah membaca blurb di bagian belakang buku, Ayu yakin Danu akan suka. Berhubung Danu tak ada di sekitarnya, dengan tergesa Ayu pergi ke kasir untuk membayar buku tadi.

"Beli buku apa?"

"Astaga!"

Danu mendengus lucu melihat refleks Ayu ketika terkejut.

"Buku matematika." Ayu menjawab dengan gugup sambil memasukkan buku tadi ke dalam ransel.

"Bukan komik erotis?" gurau Danu yang langsung dihadiahi pelototan oleh Ayu. Si gadis mendorong punggung tegap itu untuk membawanya pergi ke luar.

"Kamu di mana sih tadi? Dicari gak ketemu-ketemu." Diam-diam Ayu meringis. Untuk apa bertanya padahal Ayu tak mencarinya sama sekali tadi.

"Liat-liat gitar," jawab Danu sambil menatap lurus ke depan.

Omong-omong soal gitar, Ayu jadi ingat saat hari jadi sekolah beberapa bulan yang lalu. Saat Danu tampil bersama Hito di atas panggung. Mungkin orang-orang hanya menyoroti sang penyanyi hingga tak sadar eksistensi si pemetik senar gitar di sebelahnya. Danu terlihat keren saat itu.

Ruang Rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang