"Ada Monster. Lari!"
"Lelaki kok wajahnya macam perempuan sih?"
"Jangan jangan dia berganti gender?"
"Monster mana bisa berganti kelamin, bodoh,"
"Kau benar. Ahahaha!"
Tawa dan omongan jahat mereka terdengar lagi oleh pemuda kecil berusia 8 tahun. Setiap harinya dia selalu dibully dan dimaki, tiada hari tanpa pukulan dan ejekan dari mereka. Setiap kali pemuda itu pulang dia selalu menangis karena kesakitan dan kesendiriannya.
Tiada orangtua maupun teman disampingnya. Hidupnya benar-benar hampa, bahkan ia sendiri tidak tahu mengapa ia harus hidup dikehidupan yang hampa dan tidak berarti ini? Apa alasan dia terus hidup?
Tangisan demi tangisan, pukulan, maupun ejekan tiap hari untuknya. Dia sudah muak, dia ingin mengubah semuanya. Dia ingin dicintai dan disayangi oleh semua orang. Namun nyatanya tidaklah semudah itu, ketika pemuda kecil bersurai pirang itu mengajak main salah satu dari mereka. Mereka malah lari terbirit-birit dan memeluk kedua orangtuanya.
"Hei! Kau jangan dekat-dekat anak saya! Dasar Monster!"
Bahkan hinaan dari kedua orangtua mereka pun terdengar jelas di telinganya. Rasa sesak ketika mendengar hinaan tersebut keluar dari mulut sang ibu. Dia benar benar ingin menangis saat itu juga.
Uzumaki Naruto, pria kecil berumur 8 tahun dan lahir tanpa kedua orangtua-nya. Naruto sering dianggap Monster karena didalam tubuhnya ada seekor Rubah Ekor 9 disegel didalam tubuhnya. Namun Naruto masih tidak mengetahui mengapa ia di benci dan dicaci maki oleh para penduduk desa.
Suatu ketika Naruto sedang dibully habis-habisan oleh yang dia anggap teman.
"Pergi kau dasar Monster!"
Orang itu melemparkan batu berukuran sedang kearah Naruto, Naruto menutup kedua matanya, seakan-akan Naruto siap merasakan kesakitan untuk ke-sekian kalinya. Namun anehnya, ia tidak merasa sakit. Naruto membuka matanya perlahan, melihat sosok pemuda sepantaran nya cukup tinggi.
"Hei. Jangan memukuli dia lagi,"
"Kau siapa? Apakah kau teman Monster itu?"
"Kalau benar, kenapa?"
"Woo!!! Monster kok punya teman?!"
"Masalah?"
"T-tidak! Sudah yuk kita pergi dari sini!"
Kemudian para anak-anak nakal itu pun pergi. Pemuda yang cukup tinggi itu menoleh ke anak yang lebih kecil darinya.
"Kau tidak apa-apa?"
Namun Naruto bukannya senang malah ketakutan, takut orang itu akan berbuat jahat padanya. Naruto memundurkan beberapa langkah menjauh dari pemuda itu.
"Hei, tenanglah.. Aku tidak akan berbuat jahat padamu kok."
Mendengar itu Naruto cukup tenang, ia kembali memajukan langkahnya mendekati Naruto. Memegang kepala Naruto dan mengusapnya perlahan.
"Tenang saja. Aku akan melindungi mu kok,"
"B-benarkah?"
"Ya, siapa nama-mu?"
"U-Uzumaki Naruto, mmmm.. Siapa nama-mu?"
"Uchiha Sasuke, senang bertemu denganmu Naruto-chan,"
"Hei! Aku bukan wanita,"
"Eh? Benarkah?"
"Kenapa? Kau akan menjauhi ku karena aku pria 'kan?"
"Tidak. Malah aku senang karena kau bukan wanita,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Promise (END)
FantasyTerus menerus dibully dan diejek. Membuat anak berusia 8 tahun harus mengalami depresi ringan, dia bahkan tidak mempunyai teman ataupun orangtua, hidupnya sangat kesepian dan begitu hampa. Bahkan hidup saja tak ada arti baginya. Namun, seorang yang...