Cinta yang Memilih Pergi

124 1 1
                                    

     Hanum Kartikasari, seorang perempuan yang dipaksa untuk berjalan sendiri walau telah kehilangan 1 kakinya, ayahnya ibarat kaki untuknya yang selalu menjadi penyeimbang hidupnya, laki-laki itu meninggalkannya 10 tahun yang lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

     Hanum Kartikasari, seorang perempuan yang dipaksa untuk berjalan sendiri walau telah kehilangan 1 kakinya, ayahnya ibarat kaki untuknya yang selalu menjadi penyeimbang hidupnya, laki-laki itu meninggalkannya 10 tahun yang lalu.
Hanum yang saat itu harus menjalani ujian akhir sekolah menengah pertama harus dihadapkan pada kenyataan, ibarat diberikan sebuah mobil oleh ayahnya namun ayahnya harus pergi begitu saja dan mengharuskan ia mengendarai mobil itu sendirian, ia yang tidak tahu bagaimana cara mengemudikan sebuah mobil, entah harus ke mana, dengan medan yang sangat berat, tujuan yang tidak tentu arah, menabrak ke sana ke mari. Itulah yang dirasakannya saat itu, kehilangan 1 kaki dan dipaksa menjalani hidup tanpa arah juga tujuan.
Masa lalunya sangat pelik, dimulai saat ia berkenalan dengan seorang laki-laki bernama Bayu Santoso, saat itu ibu Hanum sangat dibutakan oleh ketampanan dan pandainya Bayu berbicara, Hanum yang saat itu masih ingin melanjutkan kuliah, terpaksa mengikuti apa kata ibunya, Bayu dan ibunya bersekongkol supaya Hanum cepat menikah dan bisa keluar dari rumah itu.
Hanum tahu ibunya tidak punya cukup biaya untuk cita-citanya itu karena warisan ayahnya sudah habis untuk menutupi hutang-hutang ibunya, ibunya berhutang tanpa diketahui ayah Hanum. Menjadi seorang gadis muda yang dipinang laki-laki berpawakan tinggi, kulit kuning langsat, alis tebal nan rapi membuat Hanum bangga sesaat, tahun-tahun pertama pernikahan terasa begitu indah, beberapa tahun berjalan Hanum mulai melihat gelagat tidak beres. Bayu mulai malas bekerja, tidak peduli dengan keadaan Hanum, sampai pada keadaan ekonomi mereka berada di titik terendah, mengharuskan Hanum membubuhkan tanda tangannya di atas kertas untuk pinjaman di sebuah bank, karena ternyata Bayu yang tampan itu sudah ada di daftar hitam karena sering menunggak pembayaran pinjaman.
Hanum tidak pernah tahu untuk apa uang dipinjaman Bayu saat itu karena setiap harinya untuk makan saja Hanum harus memutar otak, kerap kali ia meminta bantuan temannya untuk sekedar membeli beras. Tidak ada gelagat aneh dari Bayu ia seolah tidak peduli dengan apa yang dilakukan Hanum. Sampai suatu hari, Hanum yang sedang membereskan meja kerja Bayu menemukan selembar kertas yang terjatuh dari map berwarna biru, saat ingin mengembalikan, ia membaca lagi, iya, itu sebuah catatan medis dari rumah sakit dengan nama seorang perempuan, "Jenitra Alka" dengan catatan medis 'abortus' atau keguguran, usia janin 15 minggu. Jawaban Bayu saat itu tidak memuaskan rasa ingin tahunya, Hanum lantas mendatangi rumah sakit yang tertera pada kertas itu.
Hanum selalu tidak ingin dihadapkan pada kenyataan bahwa Jenitra Alka adalah teman kantor suaminya, dan di depan Hanum mereka berdua menyatakan bersalah bahwa mereka terlibat cinta terlarang. Pernikahannya kandas, Bayu memilih pergi.
Hati Hanum sangat hancur, Bayu yang diharapkannya bisa menjadi penyeimbangnya berjalan saat ia kehilangan satu kakinya, ia gantungkan segalanya, kebahagiaan, cita-citanya, kini harus menghadapi kenyataan bahwa ia harus berjalan sendiri lagi, ia pikir jika ia tak pernah bisa berjalan seimbang lagi, ia lebih baik menjadi kupu-kupu, yang bisa terbang di atas bunga-bunga meski kehilangan satu kakinya, ia masih tetap bisa terbang dengan cantik dan lincah, tetapi sayapnya dipatahkan begitu saja.

Kupu-Kupu Tak BersayapWhere stories live. Discover now