33

2.3K 324 14
                                    

"Kejutan!!" Seru Naruto yang membuat Takeshi terkejut.

Buagh!!

Tanpa di duga Takshi sebelumnya, Naruto langsung memukulnya tepat di hidungnya hingga mengeluarkan darah. Narumi yang melihat hal itu pun terkejut, ia langsung berlari ke ruangan yang sering mereka gunakan untuk praktik, dengan cepat, ia membuka jendela yang ada disana dan melompat keluar. Guyuran hujan deras langsung membahasi tubuhnya, tanpa memperdulikan hal itu, Narumi berlari menjauhi area gudang, ia takut tertangkap dan sudah dipastikan ia akan berakhir di balik jureji besi.

Namun sayang, kali ini dewi keberuntungan sedang tidak berpihak padanya, saat ia akan mencapai gerbang rumah tuan Andrew, Narumi di cegat oleh Shikamaru yang membuatnya langsung menghentikan langkahnya.

"Sial!" Ucap Narumi kesal.

"Apa kau tersesat?" Tanya Shikamaru santai dengan salah satu tangannya memegang payung.

Narumi membalikkan tubuhnya berniat mencari jalan lain, ia harus lari dari sana, bagaimana pun caranya, ia tidak mau membusuk didalam penjara, namun, tanpa di duga sebelumnya, tepat saat ia membalikkan tubuhnya, tiba-tiba saja ia menerima satu tendangan keras tepat diperutnya yang membuat ia tersengkur seketika.

"Hei, jangan terlalu kasar, dia orang tua, ingat?" Ucap Shikamaru seraya berjalan menghampiri Temari.

"Ck, aku tidak berniat melukai Nenek-nenek seperti dia, aku tidak sengaja,"

"Perbuatan tidak sengajamu terlalu direncanakan,"

"Aku janji setelah ini selesai, aku akan mengakui perbuatanku pada Kami-sama," ucap Temari seraya memutar bola matanya.

...

Sasuke dan Sakura masih sibuk membaca surat kabar yang berisi tentang kasus penjualan organ dalam manusia secara ilegal, berharap bisa menemukan petunjuk lain untuk mengetahui siapa pelaku utama sebenarnya. Namun sayang, hampir semua surat kabar yang ada disana mereka baca, tapi tidak satu pun petunjuk yang mereka dapat.

"Hei, Sasuke,"

"Hn?" Jawab Sasuke tanpa menoleh.

"Boleh aku tidur sebentar?" ucap Sakura yang membuat Sasuke menolehkan kepalanya. Ia bisa melihat dengan jelas bagaimana wajah pucat Sakura, bahkan kedua matanya pun nampak sayu.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Sasuke seraya menyentuh kening Sakura yang membuatnya memejamkan kedua matanya menikmati sensasi hangat yang dihantarkan oleh telapak tangan Sasuke.

"Kepalaku sedikit pusing," ucap Sakura pelan masih memejamkan matanya.

"Hn, kau boleh istirahat," ucap Sasuke melepaskan tangannya dari kening Sakura.

Sakura membuka kedua matanya saat Sasuke menarik lengannya, ia melihat Sasuke kembali berkutat dengan surat kabar yang ada didepannya. Sakura memposisikan kepalanya di atas meja dengan kedua lengannya sebagai bantalan kepala, perlahan ia mulai memejamkan matanya seraya mencoba untuk rilexs.

Hujan yang tidak kunjung reda membuat lagu pengantar tidur yang cocok untuk Sakura, terbukti, belum juga lima menit ia sudah terbang ke alam mimpi.

Sasuke menghembuskan nafasnya kesal, sudah berkali-kali ia membaca tumpukkan surat kabar yang ada didepannya, namun tidak ada satu pun petunjuk yang mengarah pada pelaku utama. Sasuke menolehkan kepalanya untuk melihat Sakura yang tengah tertidur, ia tersenyum tipis saat melihat wajah damai Sakura. Tangannya terulur menyentuh pucuk kepala Sakura, dengan gerakan pelan ia mengusapnya.

"Lihat, sudah aku bilang, mereka berdua tengah berkencan," ucap sebuah suara yang membuat Sasuke langsung menarik tangannya seraya menoleh ke arah sumber suara. Di sana, tepat di ambang pintu, Naruto dan Sai berdiri dengan kedua tangan mereka bersidekap.

I Can Hear Your StepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang