12.cafe smile coffe

10 1 0
                                    

HAPPY READING PART!



Hari minggu yang cukup tidak mendukung, cuacanya sangat mendung Lori memaksakan harus pergi kesebuah cafe karna Tasya semalam terus menerornya untuk bertemu disana. Tidak hanya Tasya, Maya dan Ochi juga terus menelponnya semalaman agar Lori ada waktu untuk nongkrong Bersama.

"Ibu, Ve pergi dulu sama temen-temen." Lori meminta izin pada Ibu tirinya, Ayahnya saja acuh. Mau Lori kemana pun sepertinya ayah nya tidak peduli.

"Kamu jangan jauh-jauh ya sayang, cuacanya mendung," seloroh Ibu Tania, Lori mengangguk saja. Ia bersalaman kepada ayahnya dan ibunya.

"Ayah Ve berangakat dulu." Lori tidak mendengar ucapan apapun dari ayahnya Ia melanjutkan pergi.

Lori menatap keluar dari balik jendela kaca. Memperhatikan rintikkan hujan yang mendarat tak beraturan ditanah. Ya. Lori singgah di 'cafe smile coffe' sembari menunggu teman-temannya datang, padahal sejak tadi mereka Mendesaknya untuk cepat datang ke tempat yang sekarang Lori singgahi.

Lori menunggu balasan dari teman-temannya, Ia juga belum memesan apapun di cafe ini.

"Mau pesan apa?" Lori sontak kaget,seorang Barista menghampiri dirinya dan bertanya. Sungguh Lori memakai topi dan terlihat cukup Tomboy, rambut yang diikat satu itu akan membuat semua orang tidak mengenali Lori.

Pandangan Lori beralih sekilas kearah  buku catatan dan pena hitam yang dipegang seorang barista itu. "Coffe latte nya satu kak." Ucap Lori dan kembali memandang seorang barista itu.

"Lo?!" Teriak Seorang Barista yang bertanya pada Lori tadi.

Lori kaget dengan cowok Barista dihadapannya." Ha! Ngapain lo disini?" Lori tersadar dengan Seragam yang di pake cowok itu, Lori sangat Ragu untuk melanjutkan kan ucapannya. "Lo ngapain nyamar jadi Barista? Duit lo kurang banyak? Oh atau ja–" Cowok itu menutup mulut Lori dengan ttangganya.

Jika dibiarkan mulut Lori akan terus menyerocos memaki-maki dirinya dan berbicara hall aneh. Lori sangat penggap mulut nya ditutup oleh tangan Gandra, Lori dan Gandra sepertinya tidak akan pernah akur.

Terlihat jelas sorot kemarahan di Wajah pria itu membuat Lori bungkam. Selain beku Gandra juga cukup menyeramkan, tangan Gandra terkepal keras. Lori saja sekarang multi takut. 'Apa Gandra akan membunuhnya?' karna omongannya tadi.

"Awwwss... Mulut gue sakit dari tadi lo tahan!" Sentak Lori, Gandra mendekatkan Wajah nya kearah telinga Lori. "Lo bisa tutup mulut lo sendiri? Gue kerja disini harus professional jadi lo diem atau lo akan tau akibatnya." Pekik Gandra, Ia melanjutkan Jalan nya ketempatnya untuk membuat pesanan Lori tadi.

"Stress tu cowok! Gue kan emang ngomong fakta," Ia terus saja berbicara, sampai Lori pun semakin berpikir.

'Gandra kan anak yang punya sekolah, gak mungkin kan dia gak punya apa-apa.Masa pekerjaan dia jadi Barista?' Batin Lori.

Coffe latte Miliknya sudah datang, dan masih Gandra yang melayani konsumen itu. Lori meneguk Coffee latte nya, hingga hampir setengah. Cukup lama menunggu Tasya dan teman-temannya lain nya datang. hujan sudah Reda sejak beberapa. Menit lalu.

"Veira!" Teriak Tasya dan Maya dikejauhan membuat Lori yang merasa Ter panggil langsung beralih ke ayah yang memanggilnya tadi dan tersenyum.

"Sorry banget ya kita lama, tadi nungguin si Ochi katanya adeknya gak bolehin dia pergi," ujar Tasya dengan nafas tak beraturan karna berlari kedalam cafe ini.

"Loh, sekarang Ochi kemana? Ga ikut."

"Ochi tadi markirin mobil, kita tinggal aja duluan," lirih Maya, Ia kelihatan tenang dan paling tertutup.

GANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang