"Dapatkah aku tidak melepaskan pelukan ini, Naruto-kun?" Ucap Hinata dalam hati ketika dia dan Naruto meluncur menerjang langit menuju bulan.
"Ini sungguh konyol. Apakah kamu benar-benar mencintaiku? Apakah perasaan seumur hidupmu terhadap Sakura-san dapat berubah dalam satu kali misi? Bahkan misi ini hanya beberapa hari." Hinata mengeratkan pelukannya pada Naruto yang sedang fokus meluncur ke atas menuju bulan. Bolehkan dalam kesempatan hoki seumur hidup ini dia memanfaatkannya dengan baik? Air matanya merembes keluar, perasaannya bahagia sekaligus kecewa.
"Tidak. Kamu bukanlah orang seperti itu, Naruto-kun. Tidak secepat itu bagimu memalingkan hati dari cinta pertamamu." Kepala Hinata masih menyuarakan hal-hal yang sangat ingin dia abaikan.
Sampailah mereka di awan tertinggi. Naruto dan Hinata melayang dengan latar bulan yang indah. Keduanya tampak serasi. Naruto, dia benar-benar bahagia mendapati perasaannya terbalas. Naruto memandangi kedua mata byakugan Hinata yang begitu indah. Wajahnya begitu sempurna, cantik sekali. Poninya berterbangan ke atas, menampilkan lebih jelas bentuk wajah Hinata. Rambut panjangnya yang halus menari-nari ke belakang bersama angin, menambah indah pemandangan. Bagaimana mungkin dia tidak menyadari itu sebelumnya? Sebodoh itukah dirinya? Bibir Hinata nampak sangat menggoda. Menggugah gairah Naruto untuk mengambilnya, bahkan dia yakin belum pernah ada yang mencicipi bibir gadis pujaannya itu. Tangannya meraih kedua pipi Hinata, mendekatkan wajah Hinata pada wajahnya. Berharap Hinata mengerti akan keinginannya. Dan ya, Naruto dengan gentle mengecup bibir Hinata.
"Naruto-kun, mungkin kamu sedang terbawa suasana saat ini. Kamu terlalu memaksakan dirimu, Naruto-kun. Tapi, tapi, tapi aku benar-benar tidak bisa mengendalikan tubuhku. Aku benar-benar menyukai setiap kasih sayang yang kamu berikan. Maafkan aku, Naruto-kun. Kumohon izinkanlah kelancanganku untuk menikmati ciumanmu saat ini. Ciuman darimu, untuk pertama dan terakhir." Batin Hinata saat dirinya dan Naruto tengah berciuman di depan bulan. Air mata tak kuasa dibendungnya kala itu, ikut mewarnai tragedi pertemuan dua bibir berbeda warna di hadapan bulan.
Hinata masih membatinkan perasaannya. Hatinya ingin sekali menerima dan membalas perasaan Naruto yang mengatakan bahwa dia mencintainya. Tapi logikanya tak mau kalah. Mana mungkin seseorang yang seumur hidupnya telah mencintai wanita lain, dalam waktu yang begitu singkat dapat mencintainya. Hanya wanita konyol yang berpikiran seperti itu. Di tengah-tengah pertemuan kedua bibir itu, Hinata masih bergelut antara batin dan logikanya.
Ciuman itu telah selesai. Dengan tekad Hinata yang dimenangkan oleh logikanya. Dia tidak ingin tersakiti dua kali lipat. Saat ini, Naruto hanya menjadikannya pelampiasan. Yah, apalagi kalau bukan karena kembalinya Sasuke, satu-satunya cinta dari satu-satunya perempuan yang dia cintai. Naruto hanya memberikan ruang agar cintanya dapat bahagia, agar Sakura dapat bahagia dengan Sasuke. Tipe orang baik seperti Naruto, pasti dia akan bahagia jika melihat Sakura bahagia. Di sisi lain, Naruto pasti berpikir akan membuat dirinya juga bahagia tatkala mendapati bahwa Naruto juga mencintainya. "Kamu benar-benar memiliki topeng yang kuat, Naruto-kun," Hinata masih menyuarakan logikanya dalam batin.
Tidak, Hinata tidak marah pada Naruto. Bahkan dia merasa bahwa Naruto adalah pria yang hebat, mampu menekan perasaannya sendiri agar teman-temannya berbahagia. Dia hanya kecewa, sangat kecewa. Bagaimana menghadapi Naruto dan teman-teman yang lainnya setelah ini? Dia tidak ingin bersandiwara untuk menerima cinta palsu dari Naruto. Jika dia melakukannya, akan timbul banyak masalah lagi ke depannya. Bahkan masalah itu dapat merambah ke dalam klan Hyuga.
Naruto dan Hinata telah menginjakan kakinya kembali ke bumi. Sakura, Shikamaru, Sai, dan Hanabi telah menunggu mereka. Teman-temannya terlihat begitu lega dan sumringah, mengira bahwa Naruto dan Hinata telah menjadi sepasang kekasih.
"Wah-wah lihatlah pasangan baru di Konoha ini," Sakura berkata dengan hati yang berbunga-bunga. Bagaimana tidak? Gadis dengan rambut senada dengan bunga Sakura itu sangat senang ketika perasaan Hinata sedari kecil mendapat balasan dari Naruto. Itu kabar yang sangat menggembirakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me, Hinata!
Romans"Ini sungguh konyol. Apakah kamu benar-benar mencintaiku? Apakah perasaan seumur hidupmu terhadap Sakura-san dapat berubah dalam satu kali misi? Bahkan misi ini hanya beberapa hari." Hinata mengeratkan pelukannya pada Naruto yang sedang fokus melunc...