promise

50 27 10
                                    

Tepat sebelum kakiku melangkah pada anak tangga terakhir, pintu rumah terbuka dan menampak dua sosok manusia dengan wajah lelah mereka.

"Mau kemana malam malam begini?" Tanya wanita paruh baya yg sebenarnya adalah ibu kandungku.

Aku bergeming Tak berniat untuk berdebat, kualihkan pandanganku dan menghembuskan nafasku pelan. "Keluar.." jawabku singkat.

"Kemana? Dengan siapa sayang?" Tanya pria yg berdiri tepat disamping ibuku, dia paman Woojin. Ayah tiriku.

Keduanya berjalan mendekat dan berhenti tepat didapanku. "Jangan pulang terlalu larut ya.." lanjutnya yg kemudian mengusap bahuku lembut.

Kupandang sesaat tangan besar yg masih bertengger dibahuku sebelum aku menyingkirkannya dengan berjalan mundur beberapa centi dari tempatku berdiri. Ibu yg menyadari itu mendengus panjang dan akhirnya memutuskan pergi menyisakan paman Woojin bersamaku.

"Paman tak perlu khawatir, aku akan tidur diapartementku" balasku dan kemudian melenggang pergi begitu saja.

"Hati hati sayang.." ucap paman Woojin yg masih sempat kutangkap dari kejauhan. Sejujurnya dia adalah laki laki yg baik tapi aku benar benar tidak menyukainya. Entah apa yg membuat dia mau menikah dengan ibuku yg bahkan terpaut jauh usia dengan dirinya. Aku masih belum percaya sepenuhnya.

•••

"Kita mau kemana?" Tanyaku sejurus kemudian. Kuletakan tas pada pangkuanku dan menatap Taehyung aneh. Kenapa dia? Apa dia salah makan?

"Kamu baik baik saja?" Tanyaku lagi, sejak aku masuk kedalam mobil hingga saat ini Taehyung terus menatapku dan tersenyum seakan tengah bahagia. "Aku baik.." jawabnya

Aku menggidikkan bahuku kemudian, tak mau ambil pusing. Biarkan saja toh dia juga semakin tampan saat tersenyum.

"Tidur dirumahku ya??" Suara bas itu tiba tiba saja menyeruak memecah keheningan. Aku menoleh dengan dahi yg berkerut "Kenapa harus?" Bingungku.

Taehyung terkekeh dan menggeleng pelan, tangan bebasnya meraih jemariku dan menggenggamnya lembut.
"Bahaya Tae.." cicitku. Bagaimanapun menyetir dengan satu tangan itu tidak benarkan?

"Sebentar saja.." ucapnya yg berulang kali mengecup punggung tanganku.

"Kita mau kemana?" Ulangku seraya menepis perasaan yg seakan membuncah menerima perlakuan manis Dari Taehyung. Rasanya ada sengatan listrik yg mengalir kala bibir kotak itu menempel pada kulit tanganku terus menerus.

"Kemana saja asal denganmu" aku tersenyum. Baiklah, Kali ini aku akan bersikap baik padanya karena dia sudah begitu manis.
.

.
"Waaaah, indahnya.." kagumku dengan mulut yg sedikit terbuka menatap pemandangan didepanku. Taehyung membawaku kesebuah dataran tinggi dengan lampu lampu yg terlihat kecil dari tempatku berdiri. "Indah sekali"

Kusandarkan tubuhku pada pembatas dan memejamkan mata merasakan hembusan angin musim semi.

"Kamu suka?" Sopran lembut itu kembali masuk meyapa gendang telingaku, aku menoleh dan mengangguk antusias.

"Suka sekali, gomaowoo" Taehyung tersenyum, tangannya terulur merapikan anak rambutku yg berantakan tertiup angin. "Aku senang jika kamu suka" ucapnya.

Tae menggeser tubuhnya dan membuat kami semakin tak berjarak, tangannya masih dengan lembut memainkan helaian surai hitamku. "Aku mencintaimu"

Perasaan bingung dan malu bercampur menjadi satu kala Taehyung berulang kali menyatakan kata cinta untukku. Apa semudah itu mencintaiku?
Mata kami saling bertemu dan terpaku beberapa saat.

Kubasahi kedua belahan bibirku yg semakin mengering.
"Kamu tau aku nggak mencintaimukan?" ucapku hati hati dan kemudian menunduk.

Tak berani menatap onix indah kehitaman itu, aku takut dia akan marah kepadaku.

"Selain karena rekaman itu, aku mau jadi kekasihmu hanya karena kalah bermain" jujurku.

Cepat atau lambat dia harus tau, aku juga tidak mau memaksanya ikut dalam permainan gila yg aku dan kedua sahabatku sepakati.

"Hanya satu bulan, setelah itu aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi"
Itulah perjanjianku dengan Jungkook, mereka ingin aku dan Taehyung berpacaran selama satu bulan.
"Maafkan aku.." lanjutku.

Taehyung meraih daguku agar kami bertemu tatap, kulihat dari kedua sorot matanya ia begitu tenang. Tak ada amarah atau kekesalan disana.

"Lihat aku" ujarnya. Kuberanikan diri dan ikut menatap manik miliknya "Aku tidak masalah" lanjutnya.

"Benarkah?" Taehyung mengangguk "Justru aku bersyukur karena kau kalah bermain" ia terkekeh.

"Kenapa?"

"Dengan begitu aku bisa jadi kekasihmukan?"

Aku terdiam dan berpikir, apa iya dia benar benar menyukaiku? Sejak kapan? Dan bagaimana? Ahh itu membuatku bertanya tanya.

"Kau kenapa?" Tanya Taehyung khawatir saat melihatku memukul kepala beberapa kali. "Tidak apa apa" gelengku

"Sanna-ya" panggilnya kemudian.

"Iya?" Taehyung meraih dan menggenggam kedua tanganku, wajahnya nampak serius kali ini.

"Kamu belum mencintaiku itu urusanmu, aku tidak akan memaksa.. tugasku hanya mencintaimu dan membuatmu membalas cintaku" jarinya terangkat dan mengusap sisi wajahku lembut

"Jika tidak hari ini, aku akan terus menunggumu hingga kamu sendiri yg merasa tidak punya pilihan lain selain mencintaiku.."

Aku terkesiap beberapa saat, Taehyung begitu pandai merangkai kata hingga membuatku jatuh kedalam setiap untaian untaian manis dari bibirnya.
Debaran halus perlahan berganti menjadi hentakan yg lebih cepat. Rasa rasanya aku hampir kehabisan nafas dibuatnya. Lagi

"Jadi biarkan aku menjadi kekasihmu dan aku berjanji akan bermain rapi, aku janji" Taehyung menatapku kembali dengan tatapan memohon, aku tau setiap kata-katanya akan membawaku ke hal-hal yg lebih rumit kedepannya.

Namun tidak tahu kenapa, beberapa hari bersamanya membuatku mulai nyaman dan tertantang jika melakukan hal gila ini.

Entah karena bisikan setan atau aku yg bejat bermain api seperti ini, jujur ini sidikit memacu adrenalin. Sungguh menyenangkan.

"Janji?" Ulangku dan Taehyung mengangguk "Iya aku janji" balasnya dan kemudian tersenyum

"Baiklah kalau begitu"

"Benarkah? Kau mau?" Tanyanya antusias, dengan cepat ia memelukku dan berulang kali mengucap terimakasih.

Tahyung begitu bahagia karena aku telah membiarkan dia merasakan menjadi bagian dari hidupku walau mungkin hanya sebulan saja

"Kuharap ini bukanlah awal malapetaka" Lirihku didalam pelukannya.

HIDE AND SHAKE (BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang