damn it!

66 20 3
                                    

"Siapa lagi laki laki itu?" Suara wanita paruh baya menyusup pada rungu Sanna yg baru saja datang.

Karena jadwalnya yg berbeda dengan Jimin, Taehyung untuk pertama kali mengantarkannya pulang. Itu tentu saja tanpa sepengetahuan Jimin.

Sanna mendengus sesaat, baru saja tiba sudah disambut dengan nada menyebalkan dari ibunya. "Bukan urusan ibu" ketusnya.

Belum sempat melangkah, Jung Yurin, ibu Sanna tertawa seakan mengejek. Tangannya ia lipat didepan dada menatap Sanna. "Siapa? Orang baru lagi?" Mata ibu dan anak itu bertemu beberapa saat.

"Sudah jadi jalang sekarang?"

Sanna tak bergeming, rindu mungkin. Sudah lama ibunya tak pernah lagi adu mulut semenjak dia memutuskan menikah lagi. Seakan tak ingin ikut campur Sanna tak pernah sekalipun menanggapi apapun yg Yurin katakan padanya.

"Jalang?" Senyum remeh kembali ia lempar pada Yurin. Sedikit perasaan sakit menggelitik. Memikirkan bagaimana bisa seorang ibu mengatai anaknya jalang. Apa dia yakin dengan ucapannya? Ucapan adalah doa loh

"Kau mau aku jadi jalang sepertimu?" Senyum miring ia sunggingkan pada Yurin yg sudah menatapnya nyalang. "Jaga bicaramu" peringat Yurin.

"Aku jadi jalang kan juga ajaranmu" lanjut Sanna yg membuat Yurin melayangkan satu tamparan kepada anaknya.

Sana terkekeh miris. Seumur hidupnya baru kali ini ibunya berani main tangan dengannya. Matanya seketika memanas seraya dengan pipinya yg memerah.
"Aku ditampar?" Tanya Sanna bergetar.

Dengan spontan Yurin memandang tangannya yg telah lepas kendali. Sungguh dia tidak bermaksud termakan dan terbawa emosi. "Ss sayangg, maafkan ibu.." ucapnya panik "Ibu tidak bermaksud.."

Sanna menepis tangan Yurin yg akan meraihnya. Ia berdecih sesaat dan tersenyum "Kau membuatku muak!" Teriaknya.

Dengan cepat Sanna melangkah dan keluar dari rumahnya. Rencana untuk tidur dan melepas penatpun ia urungkan. Rasanya penat tak pernah hilang jika harus kembali kerumahnya.

•••

"Tenanglah" lengan kekar berotot Jungkook mengusap lembut punggung Sanna. Sesaat setelah kejadian tadi, orang pertama yg Sanna hubungi adalah Jungkook. Dia tidak mungkin mencari Dina ini sudah tengah malam Sanna tidak mau merepotkan gadis Kang tersebut.

"Ibumu tidak sengaja" Jungkook masih mencoba menenangkan Sanna yg terus terisak. Tak dapat dipungkir pria dengan bahu lebar itu ikut merasakan sakit kala Sanna menceritakan semua kepadanya. Ia juga tak habis pikir, kenapa Tante Yurin sampe setega itu dengan Sanna.

"Sudah ya" Jungkook mengurai pelukan mereka dan menangkap kedua bahu Sanna. "Jelek sekali kamu, sudah jangan menangis lagi"

Jungkook mencoba membuat Sanna tenang, meraih dagu dan mengusap air mata diwajah Sanna sesaat. Melihat pipi nya yg memerah membuat Jungkook gemas. Dia akui dia begitu menyayangi kedua sahabatnya terlebih lagi Sanna.
Gadis itu punya tempat tersendiri dihatinya.

"Aku lapar" ucap Sanna akhirnya buka suara. Dengan sisa air mata dan hidung yg memerah Sanna menatap Jungkook sekilas. "Ayo, makan.."

Jungkook terkekeh, gemas sendiri melihat Sanna yg moodnya dengan cepat dapat berubah. Baru beberapa menit yg lalu ia menangis histeris sekarang sudah berganti jadi wajah memelas karena kelaparan.

"Dasar" usak Jungkook pada puncak kepala Sanna. "Ihh jangan diacak acak bodoh" protes Sanna.

"Iya iyaa maaf, yasudah ayo.. aku traktir sepuasmu" ucapan Jungkook membuat Sanna kembali berbinar. Gadis itu tersenyum dan merentangkan kedua tangannya.

"Apa?" Tanya Jungkook bingung.

"Gendong" Jawab Sanna dengan mempoutkan bibirnya lucu membuat Jungkook tak kuasa menahan senyumnya.
Sahabatnya ini memang random sekali.

"Baiklah, ayo naik" Jungkook merendahkan tubuhnya dan membelakangi Sanna, gadis itu tersenyum lebar kemudian melompat naik pada punggung kokoh Jungkook.

"Uhh"

Dua detik kemudian Jungkook mengangkat Sanna dan membawanya. Pergi. Sesekali mereka bergurau dan tertawa bersama.
Sejenak Sanna dapat melupakan masalahnya dan kembali tertawa lepas. Jungkook memang yg paling bisa mengembalikan moodnya
.

.

Pov Sanna


Aku dan Jungkook baru saja tiba disebuah kedai soju yg terletak tidak jauh dari tempat ku berada. Beberapa saat setelah memesan beberapa kue ikan dan ttaebokkie kami berdua menunggu dan masih saling bergurau.

"Bagaimana dengan Taehyung?"

Jungkook tiba tiba saja menyinggu perihal Taehyung. Ia menuang soju kedalam gelas dan menenggak untuk dirinya sendiri.

"Baik" jawabku.

Ia mengangguk paham beberapa kali
"Kalau kau keberatan kau bisa menyudahi perjanjian kita" lanjut Jungkook.

Aku mengernyitkan dahi terheran "Kenapa tiba tiba?" Tanyaku.

Jungkook meletakan gelas keduanya dan menatapku lurus. Manik hazelnya sendu kala tatap kami saling bertemu. Seperti banyak yg ingin ia ungkapkan saat kutangkap sorot matanya.

"Aku tidak mau kau terkena masalah, Nna" ucapnya.

Aku terdiam, sebenarnya yg dia katakan ada benarnya. Namun aku malah seakan menikmati apa yg tengah aku lakukan saat ini.
"Dina bagaimana?" Alibiku, aku tau dia adalah orang yg akan protes nantinya.

Jungkook menghela nafasnya kemudian. Tadinya hanya ingin bersenang-senang bersama sahabat tapi malah mempersulit hidupku yg sudah sulit ini.

Ada perasaan menyesal sudah masuk kedalam masalah yg rumit. Dipikir pikir, Siapa yg akan menyangka kalau ternyata Taehyung diam diam menyukaiku?

Diluar dugaan dan perkiraan ini benar benar seperti gayung bersambut menurutku.

"Dina pasti mengerti" ujarnya. Mengambil beberapa kue beras dan memakannya, Jungkook terus menatapku dengan tatapan yg tidak berubah.

"Aku tidak akan menidurimu" lanjutnya.

Sejujurnya salah satu yg membuatku takut adalah ini, jika aku menolak permainan ini aku harus tidur dengan Jungkook. Aku benar benar tidak bisa membayangkan itu. Itu terlalu tabu menurutku.

"Yg benar?" Tanyaku memastikan dan Jungkook mengangguk.

"Itu akan membuatku seperti bercinta dengan adik perempuanku. Itu tidak lucu" ungkapnya jujur dengan beberapa kekehan. Ia ada benarnya. Akupun juga jadi berpikiran demikian, Jungkook sudah seperti kakak laki-laki bagiku.

Akan sangat akward jika hal menjijikan itu terjadi, itu adalah hal paling konyol yg pernah aku pikirkan.

"Kau membuatku membayangkan" omelku membuat Jungkook terkekeh dan menenggak soju dari botol dan aku mengikutinya.

"Aahhhhh, ini tidak enak" ucapku dengan wajah menahan pahitnya soju

HIDE AND SHAKE (BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang