Tujuh

471 51 2
                                    

***

Hari sudah mulai gelap. Jihoon dan Hyunsuk masih di dalam perjalanan pulang. Langit gelap seperti hendak hujan. Hyunsuk sampai menatap ke arah langit terus - menerus.

Sedangkan Jihoon memacu motornya dalam diam. Matanya fokus ke jalanan yang mulai sepi. Sedari tadi, dia dan Hyunsuk sama sekali tidak mengeluarkan suara.

Jihoon yang fokus menyetir dan Hyunsuk yang sibuk menatap langit mendung.

"Jihoon." Panggil Hyunsuk pelan

Jihoon menoleh ke samping mendengar Hyunsuk memanggilnya.

"Apa ?" Ucap Jihoon menyahut

"Kok kayaknya mau ujan sih." Seru Hyunsuk lagi dengan nada cemas

Jihoon tidak merespon. Dia terlihat sedang berfikir.

"Rumah lo masih jauh ?" Tanya Jihoon pada pria di belakangnya

Pasalnya, Hyunsuk sedari tadi tidak mengatakan dimana seharusnya Jihoon berbelok. Padahal seingat Jihoon, mereka sudah cukup lama di perjalanan tapi kenapa tidak sampai - sampai.

Hyunsuk mengangguk pelan. "Mmmm." Jawabnya

Hyunsuk juga cemas melihat awan yang semakin menghitam. Bagaimana jika mereka harus kehujanan di jalan. Bisa habis basah mereka berdua pulang dari rumah Doyoung.

Tidak ada kata lain lagi dari mulut mereka. Jihoon dan Hyunsuk sama - sama terdiam di posisi masing - masing.

Tiba - tiba, Jihoon mempercepat laju motornya. Hyunsuk yang berada di belakang terkejut. Tangannya spontan mencengkram erat bahu Jihoon.

"Jihoon jangan cepet - cepet." Seru Hyunsuk di belakang

"Katanya takut ujan." Balas Jihoon

Hyunsuk mencebikkan bibirnya sebal. "Ya, tapi gak harus kenceng juga." Jawab Hyunsuk dengan nada kesalnya

Jihoon tersenyum tipis di balik helm hitam yang ia pakai. Matanya menyipit membentuk lekukan bulan sabit. Sangat tampan jika ada orang yang bisa melihatnya.

"Kenapa ? Lo takut ?" Ujarnya dengan nada meledek

Hyunsuk yang mendengar itu langsung memukul bahu kiri Jihoon. "Gak usah bercanda. Gue lagi serius." Seru Hyunsuk kesal

Hyunsuk memang tidak pernah naik motor. Ia bahkan tidak tau bagaimana caranya memegang gas motor seperti itu. Terbiasa naik mobil, jadi Hyunsuk merasa sedikit takut saat menaiki motor apalagi dengan kecepatan tinggi.

Tanpa aba - aba, Jihoon kembali menaikkan speed motornya. Hyunsuk terkejut lagi. Tangannya kini merangkul pinggang Jihoon dengan wajah panik.

"JIHOON." teriak Hyunsuk ketakutan

Dia benar - benar takut. Apalagi hembusan angin kencang yang menerpa tubuhnya. Cengkraman di pinggang Jihoon tanpa sadar semakin mengerat.

Motor Jihoon melesat lebih cepat dari sebelumnya. Tak lama, rintik hujan menerpa mereka. Sedikit demi sedikit. Hyunsuk merasa jika titik air itu makin membesar.

"Jihoon. Hujan." Ucap Hyunsuk pada Jihoon

Jihoon mengumpat di balik helm. Heran bagaimana bisa rumah Hyunsuk sangat jauh seperti ini.

"Rumah lo dimana sih." Seru balik Jihoon yang ikut kesal

Jihoon juga merasakan jika hujan akan turun deras. Tetesannya semakin membesar apalagi dengan awan yang kini benar - benar gelap.

Hyunsuk misuh - misuh kesal di belakang. "Kenapa lo malah nyalahin rumah gue." Balas Hyunsuk sewot

Jihoon yang mendengar Hyunsuk sudah marah - marah hanya bisa menarik nafas berat. "Kita nepi dulu aja. Nunggu hujan reda." Ucap Jihoon dengan suara yang kini tak terdengar jelas

SECRET : Park Jihoon (HOONSUK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang