16 febuari 2018.
*
*
"PENG!" Pagi hari Off yang indah dicemari oleh suara teriakan dari sahabatnya, entah apa yang orang itu pikirkan sampai sampai berteriak di depan rumahnya di pagi buta ini.Off yang sedang menyiapkan sarapannya pun mau tidak mau menghentikan kegiatannya dan bergegas keluar untuk menenui sahabatnya itu. Dapat dilihat dengan jelas wajah Off yang tiba tiba kecut sedangkan wajah sahabatnya yang tersenyum lebar tanpa dosa.
"Serius? Ini masih jam setengah 6!" teriak Off kepada pemuda setahun lebih tua darinya yang sedang berdiri tepat di depannya.
"Ini masalah darurat Peng!" ucap sahabat Off dengan sangat dramatis.
"Apa? Anjing lo mati? Atau Angsa lo yang mati?" tanya Off dengan nada suara yang sangat tidak biasa.
"Si anjir sama doinya aja lemah lembut giliran sama gua aja tata kramanya ilang ditelen bumi," sindir pria itu. "Kenapa? Iri bilang bos," jawab Off dengan santainya.
"Dah sana minggir!" Dengan seenak jidatnya pria itu mendorong tubuh Off sehingga dirinya bisa masuk ke dalam rumah.
"TAY TAWANNNNNN!" teriak Off dari gerbang rumahnya yang terdengar sampai rumah tetangga.
Tay Tawan adalah sahabat Off Jumpol sejak mereka masih kecil. Mereka besar bersama, tumbuh k, bahkan sekolah bersama, akan kali ini mereka berada di universitas yang sama. Namun berbeda tahun bahkan jurusan. Tay satu tahun lebih tua dari Off dan dia berada di jurusan Arsitek sedangkan Off dan Gun satu tahun lebih muda dari Tay dan berada di juruasan teknik. Teknik dan arsitek memang bermusuhan dan itu sudah terlihat jelas dari Tay dan Off yang setiap bertemu tapi selalu bertengkar, seolah olah mereka dipertemukan hanya untuk bertengkar.
Off berlari dari gerbang ke dalam rumahnya dengan kecepatan yang dia bisa. Sialan! Dia takut Tay akan mengacaukan rumahnya.
"OIIIII!" Off menahan Tay yang ingin mengambil panci dari rak alat memasak. Keduanya mungkin sama sama tidak terlalu baik dalam memasak. Namun setidaknya Off mengerti teori memasak dengan baik tidak seperti Tay yang benar benar buruk dalam memasak.
"Paan sih?" seru Tay saat melihat sahabatnya menahan tangannya.
"Eh denger nih ya, ortu gua lagi kerja dia luar negri jangan sampe mereka tiba tiba denger nih rumah kebakaran," jawab Off sambil mengambil panci yang ada di tangan sahabatnya itu.
"Gua gak bakal ngebakar rumah lo Peng!"
"Lebih baik mencegah dari pada memperbaiki," sahut Off, "lo mau makan apa?" lanjutnya.
"Mie aja."
"Goblok pagi pagi makan mie, mau mati lo?"
"Yaudah masakin gua ayam."
"Lah ngelunjak, makan sereal aja udah kaya gua."
"TERUS KENAPA LO NAWARIN GUA OFF JUMPOL!"
"Basa basi aja biar cool."
"Cooling ice?"
"Pala kao."
=====
=====
"Jum kabar hubungan lo gimana?"
Mereka berdua kini sedang sarapan dengan sereal ya walau pun sepenjang menyiapkan untuk Tay orangnya terus mengoceh tanpa henti. Entah kenapa Off bisa bersahabat dengan orang sepertinya.
"Baik baik aja tuh, ngapa emangnya?" tanya Off balik.
"Gak ada sih," ucap Tay, "rasanya pacaran gimana sih?" lanjutnya yang membuat Off menatapnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pliss! Remember Me (END)
أدب الهواةBukan kah segala sesuatunya selalu berhubungan dengan garis takdir? Lalu kenapa saat semuanya yang sudah di takdirkan terjadi justru kalian benci? Manusia hanya bisa berpasrah diri dengan takdir dan sekuat apa pun kalian mecoba mengubahnya takdir te...