PRM 12

354 39 18
                                    

Benar kata Orang. Cinta itu indah namun begitu mematikan. Bagaimana bisa hanya karena sebuah cinta membuat hidupmu kacau seperti berada di ujung Dunia yang tidak ada apapun kecuali keputus asaan.

Itulah yanh dirasakan oleh Off. Pria itu selalu menolak mempercayai apa yang dia temukan tepat 3 tahun yang lalu saat Off sudah mencari kekasihnya selama satu tahun. Tay berkali kali mencoba untuk menelakan sebuah pil pahit dengan paksa, dia benar benar menolak fakta.  Fakta yang tidak pernah Off percaya tapi sangat dipercaya oleh semua orang di Kampus karena berita menyebar dengan cepat.

Perkataan yang Tay ucapkan 3 tahun lalu seperti sebuah monster yang terus hidup abadi dikepalanya. “Off, Gun sudah tiada.” Rasanya begitu menakutkan, Off tidak mau mendengarnya lagi itu adalah hal yang tidak bisa dipercaya. Kekasihnya masih hidup, dia tahu kalau Gun orang yang begitu menapatinya janjinga, dia yakin Gun masih hidup dan akan menepati janjinya.

Namun Tay tidak hentinya hentinya mencelokkan dirinya dengan pil pahit, seperti yang terjadi pagi ini. Off duduk bersimpuh disebuah pusara bersama dengan Tay disampingnya.

Gun Atthaphan Phunsawat.
Lahir 04-10-2000
Wafat 15-05-2019

Rasanya Off yakin jika Gun masih hidup disuatu tempat. Kebingungan, sendirian, tersesat, dan sedang menunggunya. Namun mengapa pusara yang dihadapannya terus berkali kali mencoba menampar Off.

“Peng.” Tangan Tay bergerak untuk memegang bahu sahabatnya sejak kecil itu. Berusaha untuk menyalurkan sebuah kekuatan untuknya yang kehilangan arah.

“Seperti mimpi Tay, jauh disana mengatakan dia masih hidup, Kekasihku sedang menungghku disuatu tempat,” lirih Off sambil mengusap sebuah gundukkan tanah milik kekasihnys.

“Dia memang menunggumu Off, menunggumu di gerbang kematian untuk memulai kehidupan baru yang abadi, dia sedang menunggu waktumu habis.” Mengapa? Mengapa rasanya setiap perkataan Tay selalu menusuknya, menghujam hatinya dengan begitu menyakitkan.

Tay terdiam ketika merasakan sesak di dadanya. Dia juga kehilangan Gum, bocil yang selalu berebutan ice cream dengannya, bocil yang selalu dia buat kesal dengan berbagai cara, dan bocil yang seharusnya sudah menjadi tunangan sahabatnya. Sesekali Tay ingin marah dan menyalahkam takdir, tapi dia ingat jika ada satu orang hang lebih terluka dibandingkan dirinya. Off, kekasih bocil kesayangannya.

“Aku sudah mati sejak hari itu Tay.”

Semua orang diruangan itu nampak sibuk. Selama setahun mereka bekerja dengan begitu ekstra bahkan sampai ada yang sakit karena terlalu kelelahan. Semua upaya itu dilakukan untuk menemukan bocah mungil yang menghilang seperti ditelan bumi.

Foei. Salah satu pekerja itu menangkap ada sesuatu yang janggal di sebuah Rumah Sakit Rusia tepatnya di Kota Tyumen. Dia melihat seperti ada manipula data pasien pada tahun dan bulan Gun dipindahkan ke Rusia.

Pasien yang terdaftar disitu bernama Natthanon Poonsawas (1) dan nama itu sekilas mirip dengan nama Gun. Natthanon Poonsawas dan Attaphan Phunsawat.

“Dirumah sakit Больница Трансинтер ada sedikit kejanggalan didata pasien bulan dan tahun Gun dibawa ke Rusia.” Para pekerja lainnya melongo mendengar apa yang dikatakan Foei. Bukannya mereka kaget karema Foei berhasil menemuka sesuatu, tapi karena dia bisa menggunakan bahasa Rusia dan hanya dialah yang mengerti bahasa Rusia disini.

“Oi Foei, sejak kapan kau bisa bahasa Rusia?” tanya salah satu pekerja disana yang merupakan teman Foei yang dia dapatkan setelah 3 tahun bekerja di keluarga Vihokrtana.

“Aw memangnya aku belum menceritakannya? Majikan ku yang sebelumnya itu memiliki darah campuran Rusia dan aku sering ikut ke Rusia jadi mau tidak mau mempelajari bahsanya,” jawabnya sambik sedikit meregangkan tubuhnya.

Pliss! Remember Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang