Bagian 7

4 3 0
                                    

"Abang kenapa?"

Mikel berhenti melamun. "Ga ada."

"Bohong! Kenapa abang diam-diam aja di luar."

Tya tidak sengaja mendengar pertanyaan anak bungsunya. "Adeknya nanyain tuh, dijawab yang benar bang."

Mikel menatap sebentar ke arah Tya. "Ga ada, bun."

"Yakin?"

Mikel langsung beranjak dari tempatnya. "Mikel ke kamar dulu, bun."

Gina menatap heran ke arah Tirta. "Bunda, abang kenapa?"

Tya mengusap lembut pucuk rambut anaknya yang masih berumur 10 tahun. "Gatau tuh, nanti juga abang cerita ke bunda."

"Kasih tau ke adek ya bun, kalau abang cerita." - Gina

Tya tersenyum. "Siap anak bunda."

Kamar

Mikel terdiam di depan kado yang sudah terbungkus rapi.

"Ada apa dengan gua?"

Dengan cepat Mikel menghempas segala pikiran anehnya itu.

•••

Tampilan Fia lebih berbeda dari biasanya.

Ada jepitan lucu berwarna biru yang memisahkan beberapa helaian rambut panjangnya.

"Kenapa senyam-senyum, Yu?" Heran Fia saat melihat Ayu yang baru saja datang sambil nyengir aneh.

"Ga kenapa-kenapa. Oh iya, nanti jadi ulangan biologi?"

Fia mengangguk. "Iya."

"Oke deh, semoga aja jam istirahat ga tertunda."

Fia menyerjit, bingung dengan sikap Ayu yang tidak biasanya.

Jam Istirahat

Fia melirik ke arah Mikel berada.

Setelah memastikan tidak ada orang di dalam kelas, Fia langsung beranjak mendekati Mikel yang sedang terlelap.

"Matematika jamkos ga, ya?" Beberapa teman kelas mereka datang ke dalam kelas.

Sontak Fia memberhentikan langkahnya dan tidak jadi mendekati bangku Mikel.

"Huh, untung aja." Lega Fia dalam hati.

Kantin

Awalnya Fia hanya ingin mencari udara segar, namun keburu haus karena merasakan cuaca yang begitu panas di siang bolong seperti ini.

"Pak, air dinginnya satu." - Fia

"5 ribu dek." - Penjual

Fia mengeluarkan uang dari saku bajunya.

"Sekalian sama punya saya aja pak." Tiba-tiba seorang cowok berada di sebelah Fia dan membayar minumannya.

"Oke, pas ya." - Penjual

"Eh, ga usah." Fia mendongak menatap wajah cowok tersebut.

"Hai, lo apa kabar?"

Fia langsung diam terpaku saat mengetahui siapa orang yang ada di sebelahnya kini.

"Lo mau ke mana?"

"Lepasin!" Fia dengan kasar melepas pergelangan tangannya yang dipegang oleh cowok tersebut.

"Fia..." Panggilnya dari kejauhan.

Fia mempercepat langkahnya sampai ke dalam kelas.

Kelas

Tender Relationship-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang