Bagian 19

3 3 0
                                    

"Ada hubungan apa lo sama Abram?"

Deg!

Kayla menatap Abram lalu beralih menatap Ayu. "Kenapa? Lo cemburu gua dekat-dekat sama dia?"

Abram memberi kode dengan menyenggol pelan pergelangan tangan Kayla.

"Diem dulu, gua tau arah pikiran lo. Gua ga sejujur itu kali." Lirih Kayla pelan.

"Buat apa juga gua cemburu? Gua cuma nanya doang, ga usah jutek."

"Ya udah, jadi ga masalah dong kalau gua pacaran sama Abram."

"Hm, terserah lo aja. Ngapain nanya-nanya ke gua."

"Mana tau lo mau rebut start gua. Tapi sejujurnya gua ga demen sama nih anak. Kami sepupuan, jadi lo aman bisa kapan aja dekat sama dia. Peluang besar ga tuh?"

"Gua ga suka sama dia." Ayu menatap tajam ke arah Abram.

"Segitu bencinya lo sama gua?" Ujar Abram tidak percaya.

Sontak keadaan menjadi hening.

"Gua nyusul Reza dulu ya." Fia langsung pamit dari kantin.

"Kebetulan gua kebelet, gua duluan guys." Kayla ikut menyusul.

Tinggallah Ayu dan Abram berdua di meja tersebut.

"Jawab gua, Yu."

"Gua ga benci sama lo, puas?"

"Lalu?"

"Ya gatau, jangan tanya gua bisa ga sih?" Ayu langsung menyeruput cepat minumannya.

"Gua suka sama lo." Ujar Abram tiba-tiba.

Sontak Ayu tersedak dari minumannya. "Uhuk-uhukk."

Abram langsung mengambil tissue dan mengelap sudut bibir Ayu.

"Kenapa detak jantung gua aneh gini, ya?" Batin Ayu.

"Dada lo sakit?"

Ayu menggeleng singkat. "E-engga."

"Ya udah, pelan-pelan aja minumnya. Gua juga ga minta jawabannya sekarang, tapi secepatnya."

Perpustakaan

Kayla sedang mencari keberadaan seseorang, namun sampai di rak terakhir pun ia tidak menemukan orang tersebut.

"Nyari apa?"

Sontak Kayla berbalik badan dan memegangi dadanya karena kaget. "Eh, hallo."

"Hm, perlu bantuan?" Tanya Reza.

Kayla menggeleng lirih. "Lo pasti hobi membaca, ya?"

"Ga juga."

Kayla langsung mengikuti langkah Reza dari belakang.

"Kalau gua boleh tau, lo sejenis kutu buku atau cuma gemar di saat gabut?"

Sontak Reza berbalik badan membuat kepala Kayla menabrak dada bidangnya.

"Cita-cita lo jadi wartawan?"

"E-engga sih, kenapa nanya gitu?"

"Habisnya lo nanya terus dari tadi." Reza kembali menjelajahi rak buku.

Tanpa disadari, Kayla menyunggingkan senyum kecil. "Lo menarik."

Sontak Reza berhenti melangkah.

"Gua balik duluan, ya. Semoga kita bisa berteman dengan baik, atau mungkin harus lebih dari itu. See you." Entah dengan keberanian apa Kayla menggoda cowok. Sebelumnya ia sangat anti dengan beginian.

Tender Relationship-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang