SETINGGI BINTANG

9 1 0
                                    

Di sisi lain, sepanjang perjalanan menuju kelas mulut Adela terus menggerutu akibat melihat seragamnya yang kotor, padahal sehari sebelumnya Ia bersusah payah mencuci seragamnya, Ia tak mau jika Bunda yang mencuci. Ia tak mau merepotkan Bundanya. Saat ini Ia juga masih diselimuti rasa jengkel  jengkel dengan cowok biadap itu. Apalagi cowok itu bukannya minta maaf, malah menyalahkan dirinya. Memang dasar cowok durjana.

"Ngeselin banget tuh cowok...awas aja sampe gue ketemu dia lagi, gue bijek-bijek tuh orang" gerutu Adela yang menghentikan langkahnya sejenak.

"Tapi kok...gue ngerasa gak asing ya sama tuh cowok" pikir Adela, "Bodo amat lah, ngapain juga gue mikirin tuh cowok" ketus Adela, kembali melangkahkan kakinya.

.....

Sesampainya di kelas, Adela segera menuju ke tempat duduknya dengan wajah yang kesal diiringi suara hentakan kakinya yang cukup kuat. Tentu suara hentakan kaki tersebut mengundang semua perhatian murid yang berada di kelas, termasuk dengan ketiga sahabatnya. Mereka mulai menghampiri Adela yang berada di tempat duduknya dengan pikiran mereka yang bertanya tanya.

Apa yang telah terjadi dengan Adela? dan kenapa bajunya kotor?
Bukannya Ia kekantin untuk membeli jus, tapi dimana jusnya?
Mereka tidak melihat Adela membawa jus, malah yang mereka lihat adalah seragam Adela yang kotor.

"Lo gapapa? Kenapa baju lo kotor semua?" tanya Ester sedikit khawatir.

"Perasaan...pas Adela kekantin masih bersih seragamnya. Tapi kenapa pas balik...bisa jadi kaya orang habis nyolong jus, trus ketauan sama penjual jus nya, terus karena penjualnya marah, Adela disiram deh sama penjual jus nya" celoteh Ara

"Lo habis ditabrak orang?" saut Zara

"Ini gara-gara cowok rese yang tadi nabrak gue" adu Adela yang menghadirkan kerutan di dahi Ester.

"Cowo rese? Nabrak lo?" tanya Ester

"Emang siapa nama cowo yang nabrak Adela? Kok bisa ketabrak?" tanya Ara kepo.

"Jadi tadi pas gue mau balik ke kelas. Ada cowok yang nabrak gue, dan nasib ...sebagian jus alpukatnya tumpah ke seragam gue. Lebih parahnya lagi, dia ga minta maaf anjing malah nyalahin gue. Karna gue kesel yaudah akhirnya gue marain tuh cowok biadap” Adela sengaja menggantungkan ucapannya, Ia terlihat memikirkan sesuatu “Namanya Lion”

Kompak mereka bertiga membelalakkan matanya kaget. Mereka berharap mereka hanya sedang bermimpi, atau Adela yang sedang berhalusinasi.
Mereka benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan temannya yang gila ini. Bisa-bisanya dia membentak seorang Lion. Seorang Lion yang notabenya GALAK!!. Mereka sungguh kehabisan kata-kata dengan keberanian temannya yang gila ini.

"Te..ternyata emang bener, Adela orangnya" kata Ara sedikit terbata-bata.

"Berarti...yang diomongin mereka bener dong" ujar Ester sedikit terkejut

"Hebat banget temen gue, salut gue sama lo" Zara menepuk punggung Adela pelan.

"Lo bertiga ngomongin apaansi... kok gue gapaham"

"Lo ga tau? Lo tuh lagi rame di akun gosip sekolah. Coba lo liat video yang gue kirim"

Ting!

Dengan cepat Adela membuka video yang dikirim Ester melaluli ponselnya. Setelah melihat Video yang dikirim Ester, Adela tersentak kaget. Video yang dikirim Ester adalah Video ketika Adela sedang membentak Lion. Entah siapa yang memvideo kejadian itu, tapi jika diliha-lihat video itu diambil dari arah belakang Lion. Dan kemungkinan besar itu adalah salah satu teman Lion.

Setelah melihat itu, tentu saja Adela merasa bangga "Astaga...kek artis aja gue, masuk media sekolah...kerennn banget sih gue."

Mendengar perkataan temannya itu, membuat Ester tidak bisa berkata-kata "Lo kaya bintang deh” ucap Ester menampilkan senyum paksanya.

LIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang