-: 01 :-

334 68 12
                                    

Btw part 1 ini penting ya, jangan di skip langsung ke part 2. Tapi untuk penjelasan denah asrama, kalo ngerasa bosan bisa skip scroll agak kebawah, langsung ke bagian dialog penghuni dorm 2.

Tapi gue saranin baca dari atas sampe bawah, biar ngenak.

---

Pembagian dorm!

Dorm 1: Hyunsuk, Yedam, Junkyu, Yoshi

Dorm 2: Jihoon, Mashiho, Doyoung, Jeongwoo

Dorm 3: Jaehyuk, Asahi, Haruto, Junghwan

_________________

Begitulah pembagian dorm yang dibuat oleh Babeh Yanto, kepala asrama Waiji Darussalam yang sudah menjabat selama hampir 85 tahun, seingatnya.

Waiji Darussalam sendiri diambil dari nama kakek beliau, Wahyudi Daunsalam. Mirip dikit, meskipun agak maksa.

Muridnya nggak terlalu banyak. Satu gedung untuk 1 angkatan, biasanya terdiri dari 4 sampai 6 kamar + dapur sama 1 kamar mandi.

Iya, sesedikit itu memang. Karna nggak ada yang mau sekolah disini. Tempatnya terpelosok, sinyal jelek, airnya keruh, fasilitasnya nggak memadai. Cuma anak-anak buangan yang mau nginep di asrama yang lebih cocok disebut peternakan hantu ini.

Angkatan Treasure menjadi angkatan terakhir yang menetap disini. Mereka kelas 12, 2 tahun setelah mereka udah nggak ada lagi yang daftar. Kakak kelas mereka yang dulu berjumlah 7 orang udah lulus, dan beberapa diantaranya sengaja drop out sebelum ujian karna beberapa alasan. Salah satunya karna sering diganggu setan genit berdaster kuning ngejreng yang suka menampakkan wujudnya di deket ruang kepala asrama.

Padahal mah itu bukan setan, tapi pacar gelapnya babeh.

Meskipun asrama ini terbilang horor, tapi sebenarnya nggak seseram yang dibayangkan.

Choi Hyunsuk, selaku siswa paling kaya di antara 12 murid itu belakangan diketahui menyumbang donasi sebesar 20 juta. Katanya sih buat amal.

Tapi itu niat banget woy! Gue kalo bawa duit 7 ribu aja bingung mau sumbangin yang 5 ribu apa yang 2 ribu.

Dari uang itu, babeh mengelola dorm mereka dengan memperbarui beberapa fasilitas. Seperti mengganti tempat tidur, menambah bathtup di kamar mandi, merombak dapur, dan sisa uangnya dikorupsi.

Disini ada tiga gedung asrama. Sebut aja dorm 1, dorm 2 sama dorm 3. Gedungnya sih nggak terlalu besar. Mungkin kayak rumah tunggal yang isinya ada 4 sampe 6 kamar + 1 kamar mandi + dapur.

Tapi gedung kan artinya bangunan besar? Terserahlah apa kalian mau sebut. Intinya ya gitu, nggak gede tapi nggak kecil juga.

Karena dorm 1 dan 2 yang seharusnya dihuni sama adek kelas mereka itu kosong, dipakailah sama angkatan Treasure. Jadi tiap 1 dorm diisi sama 4 anak. 1 anak tidur dalam 1 kamar.

Berbeda dengan angkatan sebelumnya yang menempati 1 kamar dengan 4 orang. Bayangin aja, sempitnya pake banget. Kamarnya nggak terlalu besar. Mungkin cuma muat 2 ranjang tingkat sama 1 meja belajar.

Tapi angkatan Treasure bener-bener beruntung dibanding kakak seniornya. Karna donasi dari Hyunsuk sih. Udah serasa rumah sendiri lah pokoknya.

-:☠️:-

Btw anak-anak lagi pada sibuk nyusun barang di kamar masing-masing. Memasuki tahun ketiga setelah libur kenaikan kelas, mereka jadi sibuk mindah-mindahin barang.

Dorm 2 salah satunya. Mereka mondar-mandir udah kayak setrika error. Pinjem ini, pinjem itu.

"Eh itu ada satu boxer di pekarangan belakang, punya siapa hayooo??? Gambarnya princess loh!" heboh Jihoon sambil menenteng ember berisi jemurannya yang sudah kering.

"Bukan gue," sahut Mashiho dari dalam kamarnya yang pintunya sengaja dibuka.

"Itu punya si Doy paling, dia kan kesayangannya princess," kata Jeongwoo yang dari tadi sibuk ngerakit rak susun.

Habis liburan, pas balik dibawain oleh-oleh rak susun. Lumayan sih, buat naroh koleksi sepatunya.

"Kayaknya iya deh. Bentar lah gue ambil." Doyoung berdiri lalu menggantung kerajinan tangan yang dia bawa dari rumahnya.

Tangannya berlagak mengamati lukisan dari kopi itu. Seolah memikirkan posisinya udah pas apa belom. Lukisannya nggak bagus-bagus amat, cuma dua gunung yang di antaranya ada gambar matahari terbit, trus dibawah gunung ada sawah yang di tengahnya berdiri kokoh seorang pria kurus kering yang kakinya cuma satu.

Kalo kita sebutnya orang-orangan sawah. Tapi kalo Doyoung bilang itu Asahi. Kurus, pendiam.

"Lo suka fashion, kan?" tanya Jeongwoo yang kini berdiri di depan kamar Mashiho.

"Bisa dibilang gitu."

"Lo mau ini nggak?" Jeongwoo nunjukin cincin akik yang dijual di toko aksesoris bapaknya. Mashiho memperhatikan warna batu keunguan di cincin itu, cantik banget. "Kata bapak gue sih batunya langka, makanya dikasih ke gue. Tapi gue gak suka pake cincin."

"Buat gue aja kalo gitu." Mashiho mengulurkan tangannya.

Sama Jeongwoo ya dikasihkan, daripada cuma dibuat pajangan, mending dipake sama orang cakep.

"Kok lo cocok sih pake cincin?" Jeongwoo iri pas liat cincin itu keliatan cocok di tangan putih Mashiho. "Tangan gue item sih, pake cincin akik jadi kayak bapak-bapak cabul."

Mashiho ketawa garing. "Btw ini beneran buat gue? Ntar kalo bapak lo kit ati karna cincinnya nggak lo pake gimana?"

"Sans aja elah, bapak gue tau kok kalo gue gak suka pake aksesoris."

"Trus kenapa lo dikasih cincin?"

Jeongwoo bergidik. "Gatau. Mungkin itu cincin yang nggak laku."

Mashiho:

"Kalo gue balikin aja gimana, Wo?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo gue balikin aja gimana, Wo?"

"Jangan! Barang yang udah dikasih nggak boleh dikembalikan. Nanti siku gue borokan, gue gamau."

Jeongwoo lalu kembali ke kamarnya dengan santai. Dia tidak pernah menyangka bahwa sejak hari itu, hidupnya jadi berantakan. Begitupun dengan penghuni dorm lainnya.

***

Makasi responnya ges

Vote komen ya dik jangan lupa
- See u -

DORM 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang