13

356 59 13
                                    

Happy reading guys!!!

*

*

*


Setelah kepergian sang ibu, cukup lama Yibo diam dengan pikiran yang tak menentu. Ia sangat mengetahui perangai ibunya. Jika sudah mengatakan sesuatu, pasti Laisha tak akan bermain-main dengan ucapannya. Jika ia tidak secepatnya menghentikan sang ibu, maka Laisha pasti akan benar-benar membawa Xiao Zhan pergi dan meninggalkan dirinya.

"Aku harus pergi," bisiknya kemudian beranjak dari kursinya kemudian dengan tergesa keluar dari ruangannya dan menuju Lift. Yibo segera memasuki lift yang terbuka lalu menekan angka lantai dasar.

Namun tanpa Yibo ketahui Laisha berdiri di sebuah perbelokan untuk memperhatikan pergerakan sang putra. Ia menatap kepergian Yibo dengan seringai tipis yang terpatri di bibirnya.

"Aku akan memberimu kesempatan sampai nanti malam, Yibo. Jika kau tidak bisa mempertahankan Zhan Zhan di sisimu, maka Mama akan membawanya pergi darimu." Monolog Laisha.

.

.

.

Di luar restoran, Yibo turun dari mobilnya setelah 20 menit berkendara dengan kecepatan tinggi. Dengan segera ia memasuki pintu restoran dan mendapati Jiacheng berdiri tak jauh dari pintu. "Dimana Zhan Zhan?" Yibo melangkah dengan sedikit tergesa.

"Tadi dia pergi ke ruang loker untuk mengambil barangnya, tapi kenapa lama sekali?" Gumam Jiacheng sambil menilik pintu loker.

Tanpa mau menunggu, Yibo langsung berjalan menuju ruang loker. Namun, ia tak mendapati siapapun di sana. Rasa khawatir semakin menjadi saat melihat barang Xiao Zhan tergeletak di lantai.

Ia mengedarkan pandangannya hingga manik tajamnya terhenti pada pintu kamar mandi. Dengan langkah lebar ia menuju pintu lalu mengetuknya.

Tok tok tok!

"Zhan Zhan, apa kau di dalam?! Buka pintunya!" Yibo mengetuk pintu sambil sesekali memutar kenop pintu yang terkunci.

Tok tok tok

"Zhan Zhan, aku tau kau di dalam?!" Teriaknya lagi. Yibo semakin panik ketika tak mendengar jawaban apapun.

Duk Duk duk!

"Jawab aku, Zhan Zhan!" Yibo memukul pintu dengan sedikit kasar. Ia berusaha memutar kenop, tetapi tetap tak bisa terbuka.

Tak kunjung mendapat jawaban, Yibo berinisiatif mendobrak pintu. Ia melangkah mundur lalu menendang pintu dengan keras. Butuh 2 kali tendangan hingga akhirnya pintu bisa terbuka.

"Zhan Zhan!" Yibo melebarkan matanya saat mendapati Xiao Zhan duduk bersandar pada dinding dengan mata terpejam. Raut panik dan khawatir menyatu membuat air mata menggenang di pelupuk mata tajamnya.

"Zhan Zhan," panggil Yibo sembari menepuk pelan pipi Xiao Zhan yang pucat nan dingin. Namun tak ada jawaban dari lelaki cantik itu sehingga tanpa pikir panjang ia langsung menggendong Xiao Zhan lalu membawanya keluar dengan sedikit berlari.

Di luar sana Jiacheng langsung berlari menuju pintu lalu membukanya untuk Yibo.

"Bantu aku membuka pintu mobil, cepat!" Bentak Yibo panik tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah pucat Xiao Zhan.

"Baik, anda bisa menjaganga di belakang, asistenku yang akan membantu anda menyetir." Ucap Jiacheng seraya menunjuk seorang pria yang berdiri di sebelahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just friends? Really?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang