#O7.

316 41 0
                                    

.
.
.
ʘ ̄³ ̄ʘ

Pagi ini Rena bersiap siap untuk pergi ke sekolah. Saat menuruni tangga ia melihat Hanbin yang sedang makan di meja makan, terlihat sepertinya ia belum mengganti baju yang ia pakai kemarin.

"Abang belum mandi?." Ucap Rena sambil duduk di hadapannya.

"Belum. Abis anter kamu baru abang mandi."

"Apa jangan jangan abang baru pulang?." Tebak Rena yang di angguki oleh kakaknya. Kenapa akhir akhir ini Hanbin jarang ada dirumah?.

"Abang lembur tugas dirumah temen."

"Bang Hanbin jangan terlalu cape nanti sakit, kalo ada apa apa juga cerita ke Rena ya." Rena sayang bangat sama Hanbin, bahkan lebih sayang ke Hanbin dari pada kedua orang tuanya. Hanbin bagaikan segalanya buat Rena.

"Rena abang mau ngomong tapi ini jangan terlalu dipikirin ya, kemarin papah chat abang katanya dia pengen ketemu sama kita, dia kangen." Seketika suapan Rena terhenti tepat di depan mulutnya, ia menaruh lagi sendok berisi nasi.

Rena diam sejenak lalu mengambil tas yang ada di bangku sebelahnya dan berjalan keluar. Sejujurnya Rena juga kangen sama papahnya, tapi rasa kecewa itu masih tertanam di hatinya.

Saat dimobil Rena maupun Hanbin sama sekali tidak membuka suara, hingga sampai di depan sekolah Rena pun masih tidak ada percakapan.

Di koridor masih sama seperti hari hari biasa. Di sudut koridor terlihat Junkyu dengan beberapa perempuan, jujur Rena biasa saja melihat itu tidak sakit hati atau merasa cemburu, sebelum mereka agak dekat juga Junkyu sering seperti itu.

Diperjalanan ke kelas tangan Rena tertahan. "Ren yang lo liat tadi itu ga seperti yang lo pikirin." Ah sepertinya Rena tau siapa yang menahannya, tapi untuk apa dia seperti ini? Bukan kah Rena bukan siapa siapanya?.

"Gue mana peduli sama cewek cewek lo Jun. Lo bebas melakukan hal apapun." Rena memasang wajah biasa saja, tidak senang, tidak sedih maupun cemburu, Memang itu yang ia rasakan. "Apa lo berfikir gue bakal cemburu? Gue beda sama cewek cewek lain yang pernah lo temui. Dan gue gaada rasa sedikit pun sama lo." Setelah tangan Junkyu melepas pegangannya Rena melanjutkan perjalanan menuju kelasnya.

"Eh Ren kayaknya kelas 12 freeclaas sampai pulang deh." Ucap Umji sambil menetralkan nafasnya.

"Lo tau dari mana?." Melirik ke arah Umji yang kayak habis di kejar setan. Emang bener bener temen Rena satu ini tuh kayak lembe turahnya sekolah, apa apa pasti tau, Rena jadi mikir apa jangan jangan akun lembe turah sekolah itu Umji yang pegang.

"Guru guru mau pada rapat. Jadi nanti kita juga pulang cepet." Rena ngangguk terus main ponsel lagi. Kayaknya Doyoung sama Haruto lagi ke kantin deh soalnya ngga ada dikelas atau mungkin ada di atap lagi nongkrong sama temen tengilnya itu.

"Oh iya Ji. nanti pulang mau ikut ke perpustakaan kota ga?." Tanya Rena kepada Umji.

"Ngga dulu deh Ren, gue mau jalan sama pacar baru gue." Jawab Umji sambil mesem mesem.

"Kencan butanya sukses?."

"Lagi masa pendekatan si. Eh tapi cowonya ganteng terus baik lagi aaaa jadi sukaaaaa." Mulai deh mode alaynya. Emang Umji kebelet pacaran, katanya si biar ada yang anter jemput terus biar bisa pamer ke Doyoung sama Haruto juga.

"Kalo udah official jangan lupa kenalin sama gue loh." Peringat Rena sambil menyipitkan matanya.

"Sans aja. Tapi lo harus udah punya pacar ya, kalo ngga nanti lo bisa bisa jatuh cinta sama pacar gue lagi."

"Ohh ngga dulu deh. Gue mending ga liat pacar lo dari pada harus punya pacar."

"Nyenyenyenye. Suruh cari pacar aja diem lo Ren."

Skip pulang sekolah.

Sekarang Rena lagi nunggu taxi yang lewat, kebetulan ini masih siang karna tadi kelas 12 dipulangkan lebih cepet dari biasanya jadilah si Rena ke perpustakaan kota yang ga jauh dari sekolah.

Pas nunggu taxi lewat ada mobil warna item yang berhenti di depan Rena. Kayaknya Rena kenal sama mobilnya.

"Rena? Rena kan?." Ucapnya sambil turun dari mobil. Rena speechless ngeliat siapa yang keluar dari mobil. Rena gamau ngeliat dia lagi dihidupnya.

"Ren akhirnya kita ketemu juga. Ren aku minta maaf soal perlakuan aku selama kita pacaran, jujur aku nyesel sekarang Ren." Ya orang itu Midam. Mantan yang brengsek.

"Maaf gue pergi dulu." Tangan Rena ditahan sama Midam, siapapun tolong Rena.

"Ren aku mohon maafin aku, aku janji ga akan ngulangin kesalahan aku yang dulu. Kamu mau aku lakuin apa biar kamu bisa percaya aku udah berubah?." Jujur saat ini Midam sangat sama seperti saat pertama kali mereka pacaran. matanya terlihat tulus, benar benar Midam yang Rena cintai.

"Kamu mau kan maafin aku? Kita bisa berteman Ren." Entah apa yang dipikirkan Rena sampai sampai ia menyetujui permintaan Midam. "Kamu mau pulang? Biar aku anter ya?."

"Gausah gue naik taxi atau ojol aja." Tolak Rena bagaimanapun Rena harus menjaga jarak dengan Midam.

"Gapapa. aku juga sekalian ke rumah temen yang satu komplek sama kamu."

~~~

"Kamu pulang sama siapa Ren?." Astaga Hanbin bikin Rena kaget aja, tiba tiba nongol dari pintu kamarnya.

"Itu Midam." Suara Rena mengecil saat menyebut nama Midam. Ia tau pasti Hanbin akan marah jika Rena masih berhubungan dengan Midam.

"Apa? Siapa? Kamu kalo ngomong yang keras dong jangan bisik bisik."

"Itu tadi aku ga sengaja ketemu sama Midam bang." Jawab Rena sambil nunduk.

"Hah?! Kenapa kamu bareng Midam? Kamu ga di apa apain kan? Dia ga ngancem kamu kan?." Hanbin langsung ngecek Rena, dia khawatir Midam berbuat kekerasan atau ngancem Rena yang ngga ngga.

"Ngga. Rena gapapa. Katanya Midam mau berubah bang."

"Berubah apanya? Berubah jadi ultramen? Cowok brengsek kayak dia jangan dipercaya Rena." Hanbin meninggikan intonasinya, dia ingin tegas saat seperti ini. "Abang gak mau ngeliat kamu di anter sama dia lagi, apalagi kamu berhubungan lagi sama dia." Hanbin langsung ninggalin Rena dan masuk ke kamarnya.

To be continue...

- lee Midam

- lee Midam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Trauma || JUNKYU✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang