Part 17

1.1K 46 0
                                    

"Maaf, Maaf banget saya gatau nona." Mohon nita kepada naya karena keteledorannya, beruntung kalau nita tidak di keluarkan dari sana.

"Aduh iya deh pusing banget hari ini, nih pah berkasnya." Balas naya dengan tidak terlalu menanggapinya. "But lain kali harus lebih profesional dong."

"Makasih ya sayang, Kamu mau kemana abis ini?, soal kamu nita nanti masuk lagi kesini untuk sekarang kamu boleh keluar."

"Ah? iya pak sekali lagi saya benar benar minta maaf" Nita pun sedikit membungkukkan badannya, dan langsung keluar dari ruangan itu, sekarang hanya tersisa naya dan papanya.

"Hadeh, mm.. Abis dari sini mau liat liat ke kantornya kak dhika deh, bareng alden." Jawab naya dengan jujur.

Papanya pun hanya menganggukan kepalanya, "Berarti kamu ke rumah alden dulu dong."

"Iya pa, see you di rumah" Naya pun melambaikan tangannya dan langsung keluar dari ruangan tersebut.

Saat naya sedang ingin keluar dari lift, ia menabrak seseorang karena sedang fokus dengan handphonenya dan membuat tasnya itu jatuh.

"Omg sorry" Ujar naya sembari melihat penampilan dan tampang laki laki di hadapannya itu.

Di luar dugaan, ia mempunyai wajah yang tampan namun masih di bilang cantik, dengan badan yang mungil bahkan lebih pendek dari naya.

Laki laki itu pun memberikan tasnya naya sembari meminta maaf, namun langkahnya di cekat olehnya dan naya langsung menjulurkan tangannya.

"Mm.. Gapapa kokk." Begitulah jawab laki laki ini tidak lupa sembari tersenyum ke arah naya.

"Pretty boy." Naya membatin untuk mengomentari tampang lelaki dihadapannya itu.

.
.
.

Di lain sisi Alden yang tengah berbaring di ranjangnya sedari tadi, dengan badannya yang begitu lemas, tidak di pungkiri karena ia sudah bermain sendiri dengan cukup lama di dalam kamar mandi itu dan di tambah dengan kehadiran naya.

Dengan tubuh tidak berbalut pakaian alden terlelap dalam selimut itu, bahkan ketika ia hanya ingin memakai pakaian saja sudah sangat mengantuk dan tidak kuat untuk berdiri.

Lelah, pegal di area selangkangan, tangan, pinggang, tengkuk leher, itu semua yang alden rasakan sekarang, ia tidak bodoh walaupun sekarang ia sudah tidak kuat lagi untuk berdiri namun beberapa jam yang lalu ia mengunci pintu kamarnya agar tidak ada siapapun memasuki kamarnya saat ia terlelap.

Naya? Pasti bisa melakukannya karena ia di beri kunci cadangan kamar alden, jadi ia bisa sesuka hatinya memasuki kamar itu.

Naya yang masih di dalam mobil dan ingin menuju ke supermarket untuk membeli beberapa makanan instan dan camilan untuk kekasihnya yang menurutnya itu sangat imut.

Sesampainya disana ia langsung mengambil mie instan, nugget, dan beberapa keripik, sosis, yogurt, minuman kotak, dan tidak lupa ice cream, ia berjalan menuju kasir dan membayarnya.

Setelah membayar naya langsung memasuki mobilnya dan menuju ke rumah alden.

.
.
.

Ia pun membuka pintu kamar alden dengan menggunakan kunci cadangan yang di berikannya itu, terdapatlah alden yang tengah terlelap disana.

Naya pun menaruh belanjaannya itu di atas meja, dan berjalan mendekati alden dan duduk di tepi ranjang itu.

Mengelus dari rambut sampai ke pipi dan turun ke dada, memilin nipplenya dan itu membuat alden sedikit mendesah, seolah olah ia tahu seseorang di balik semua ini

Alden pun sedikit mengintip dan benar saja itu naya, ia pun mengambil posisi menjadi duduk di pangkuan kekasihnya itu sembari memeluknya.

Naya hanya bisa diam menurutnya itu sangat amat menggemaskan.

"Aku lemes banget" Keluh laki laki itu.

"Yaudah lanjutin tidurnya, mau makan dulu gak? pasti lapar kan?"

Alden pun hanya mengangguk, ia pun berdiri dan memakai celana dalam, dan hoodie oversize miliknya.

Naya mencium bibir alden dan berjalan menuju dapur, disana ia mulai memasak meski tak tahu cara memasak ia bisa kok kalau hanya memasak mie instan dan menggoreng.

20 menit berlalu ketika sudah menyiapkan semuanya, ia berjalan menuju meja makan yang tak berada jauh di dapur, terdapat alden yang tengah membalas pesan dengan seseorang.

"Chatan sama siapa?"

"Eh kakak, temen kok ini dia habis ngelamar kerja."

"Ohh btw Cewe, cowo?"

"Cowo."

Sedikit curiga pasti ada di perasaan naya, namun ia tak mau berburuk sangka terlebih dahulu, karena ia tau alden tipe orang yang seperti apa.

"Temen cowo kamu banyak ya ahaha, nih diisi dulu ya perutnya." Ujar naya dengan memegang 2 mangkuk mie instan dan di hadapan alden sudah ada nugget beserta yang tadi naya beli.

"Banyak? Iyaa sih alumni gitu kak hehe, tenang aku bakal deket dia kok dia juga straight, Thankyou kak makanannyaa." Balasnya dengan senyum.

"Yakin?"

Alden pun lagi lagi cuma mengangguk, dan dibalas dengan senyuman oleh naya.

~

Kini daniel dan sepupunya tengah berada di satu rumah yang sama, seperti biasa sepupunya itu sangat kesepian bila sendiri berada di rumahnya dan ia memutuskan untuk pergi ke rumah daniel.

Daniel yang tengah asik bermain game seorang kembali di ganggu oleh sepupunya itu.

"Ihhh daniel liat deh kenapa sih banyak banget yang ngechat aku." sepertinya ia sangat menjadi primadona kampus.

"Hah ngechat lo? Ga percaya gue, diem ah gue lagi nge rank nih."

"Ih ini cara biar jadi ga di chatin kek gini gimana sih?, aku kan ga kenal sama mereka!." Geramnya.

"Itu bales aja 'apa mas' gitu, cowo kan?" Daniel berencana untuk mengerjai sedikit sepupunya yang polos itu, dan ia pun yakin yang mengechat sepupunya itu laki laki semua dan itupun kenalannya daniel.

"Udah nih, terus gimana."

"Di bales apa?" Daniel pun menyudahi permainnannya itu dan menghampiri laki laki yang tengah duduk di tepi ranjangnya itu.

"Gini 'waduh, ga cuma muka yang imut, typingnya juga ya wkwk'."

"Ohh gitu doang bales lagi gini, 'hehe, iya dong'"

"Udah, kalau gitu kamu aja nih yang chatan!"

"Ih gamau katanya lo minta di bantuin." Daniel sengaja tidak mengajari sepupunya itu untuk memblokir nomor kenalannya itu.

"Yaudah deh, 'Suaranya imut juga gak?' gitu katanya."

"Lo vn gini, imut dong mash."

"Harus shh ya belakangnya?"

"Heem"

Ia pun mengikuti ajaran daniel tanpa sedikit memberi curiga, bodoh? Tentu tidak ia hanya tidak tahu apa apa tentang hal yang berbau sexs, padahal umurnya saja sudah bisa dibilang dewasa.

"Anj? Lo beneran ikutin? Varel gila lo ahaha."

"Hah? Terus harus gimana ih gajelas, hapus nih?" Ujarnya tentu kebingungan

Ya, ialah varel ardiansyah teman dekat alden dan sekelas dengan mereka.

"JANGAN!, biarin aja udah." Balas daniel dengan senyum senyum tidak jelas di wajahnya.

"Eh dia bales, 'Shit, besok gue samperin ke kelas lo, varel sayang gue punya hadiah tentunya buat lo.', kok aku jadi dapet hadiah ya? Tapi kok dia manggilnya sayang sih ga sukaa."

"Gapapa terima aja, pasti hadiahnya enak."

Tbc.

Sorry lambat up, soalnya lagi gada penyemangat buat up next eps T_T, semangatin dongg dengan cara vote, komen, n follow (╥_╥).

Fall in love with pretty boy [FEMDOM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang