Fiveteen

5 3 0
                                    

       Zein, Feri dan Ren tampak banyak bercanda saat melakukan tes fisik mereka tidak pernah serius hingga membuat staf kantor polisi jengah dengan kelakuan ketiganya, mereka banyak tertawa dan bercanda tanpa mempedulikan nya

Ketiganya kembali di masukan kedalam jeruji besi dan menunggu hasilnya keluar, kini giliran Roy dan kedua temannya melakukan tes fisik

Zein menghela nafas dan memegang jeruji besi menatap staf yang berkeja disana, "Jam berapa ini? Kapan kami di bebas kan?" tanya Zein dengan malas

"Diam dan tunggu sebentar!" ucap seorang polisi dengan tegas

"Ah sial" sahut Zein menendang jeruji besi dengan kesal dan kembali duduk dengan kesal

"Akan lama hasilnya keluar" kata Ren diangguki Feri setuju. Ketiganya terdiam membiarkan polisi itu memperoses hasilnya yang tak penting menurut ketiganya

Beberapa jam mereka menunggu akhirnya mereka di perbolehkan untuk pulang, Zein segera mengambil ponselnya dan berjalan dengan cepat keluar dari kantor polisi dan menelpon Kuina. Namun, tidak ada jawaban Zein mulai khawatir Kuina tak pernah mengabaikan telfon darinya

Zein segera berlari sekuat tenaga nya untuk segera sampai di rumahnya, berharap ia menemukan Kuina yang ketiduran atau apalah

Tapi yang Zein lihat salah kali ini, ia melihat Kuina terisak menangis sambil menyatukan sobekan-sobekan buku yang telah hancur, tubuh dan seragamnya kotoran wajahnya terluka di beberapa titik, rambutnya berantakan sebagian terpotong asal, kakinya terluka tampak ada aliran darah yang keluar namun sudah mengering

Kuina putus asa tak bisa menyambungkan kembali buku-buku nya yang sudah koyak, tak bisa dibaca lagi membuatnya kembali menangis

Zein berjalan menuju sudut rumah mencari-cari sesuatu, tampak bising karena benda-benda besi lainnya berjatuhan, Zein menemukan sebuah tongkat panjang dari besi dan berjalan menuju arah pintu, Kuina segera menahan dan memeluknya dari belakang Zein memberontak tapi Kuina tetap memeluknya dengan erat

"Lepas...lepasin!!!" teriak Zein namun Kuina tak mendengarkannya, "Lepasin!!! Gue mau bunuh mereka semua!!!" Zein kembali berteriak

"Terus lo kemana aja?!!!" teriak Kuina dengan keras membuat Zein terdiam Kuina orang lembut tidak pernah menyebut 'Gue/Lo' tapi kini ia mendengarnya membuat Zein terdiam

"Kamu bilang mau melindungi ku...lalu kau kemana?" tanya Kuina dengan Isak tangis nya yang mulai pecah pelukannya melonggar lemah, Zein menjatuhkan besinya dan memegang kedua tangan Kuina agar tetap memerlukan memberikan kekuatan tapi Kuina lemas dan terjatuh di lantai, Zein segera berjongkok melihatnya pilu

"Maafin gue Kuina" ucap Zein menghapus airmata Kuina

Kuina menangis terisak air matanya kian deras, bahunya bergetar hebat. Ia meraih lengan kiri Zein dan memeluknya erat menangis di bahunya dengan keras, ia tak dapat menahan semuanya ia sangat sakit, sakit fisik, sakit pikiran, sakit hati semuanya menjadi satu

Zein mengusap punggungnya dan menatap langit-langit menahan dirinya untuk tidak menitikan airmata juga supaya ia bisa menghibur Kuina setelahnya

"Maafin gue...gue terlambat" kata Zein dengan sangat menyesal ia menenangkan Kuina yang menangis hebat, Kuina tampak lemas wajahnya membengkak karena tangis dan karena pukulan dari Anja

Kuina pun tertidur di pelukan Zein, karena terlalu lelah. Zein menatap wajahnya yang canti kini tertutup oleh banyak luka, Zein menghela nafas hatinya sakit melihat keadaan Kuina sekarang ia perlahan mengangkat tubuhnya dengan hati-hati dan ia baringkan di kasur

Segera Zein mengambil air panas dan handuk kecil untuk mengompres semua luka Kuina, di wajahnya, tangannya dan kakinya

Zein sangat telaten merawat nya mengobati semua luka nya dengan hati-hati, sesekali Kuina terbangun karena merasa sakit tapi kembali tidur setelah Zein menenangkannya

Setelah selesai mengobati Kuina, Zein menatap semua buku Kuina yang hancur bahkan ia mencoba menyatukannya tapi membuat nya frustasi sendiri. Dan tampak geram, ia sangat marah pada orang yang telah melakukan ini pada Kuina, ia ingin mencari dan memberinya pelajaran. Tapi ia tidak tega meninggalkan Kuina sendirian.







🛢️🛢️🛢️


KILL YOUR EMOTIONS |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang