Nineteen

3 3 0
                                    

Kelas shift malam baru saja selesai, Kuina memakai tasnya dan segera berjalan meninggalkan kelas bersama murid lain yang berhamburan, Nela mengejarnya dan menarik Kuina untuk berhenti dan menghadapnya. Kuina tampak takut dan sedikit menjauh darinya

"Kuina, siapa yang lindungin lo? Bisa enggak dia juga lindungin gue? Anja..." kata Nela tidak meneruskan bicaranya

"Anja kenapa?" tanya Kuina dengan menundukan kepala menatapnya dengan takut

"Anja masuk rumah sakit hari ini, seseorang buat dia terluka" jawab Nela dan mengikuti Kuina berjalan

"Tidak ada hubungannya dengan ku" kata Kuina menundukan kepalanya dalam-dalam

"Kuina tolong gue kali ini, gue salah gue minta maaf. Selanjutnya adalah gue, gue yang bakal jadi orang selanjutnya yang mati atau masuk rumah sakit"

Dari kejauhan, Kuina melihat Zein yang sudah menunggu cowok itu mengunakan Hoddie dan tudung kepalanya tampak mempesona di mata Kuina

"Kuina!" seru Nela membuat Kuina tersadar dan menatap Nela dengan takut

"Mungkin...aku bisa antar kamu pulang" kata Kuina membuat Nela tersenyum dan mengangguk, Kuina segera berjalan terlebih dahulu diikuti Nela dan Zein jauh di belakang

"Terimakasih, maafin gue Kuina. Selama ini, Anja yang nyuruh gue ngelakuin semuanya sama lo gue minta maaf" kata Nela membuat Kuina menoleh dan mengangguk gugup

Keduanya berjalan dengan baik menuju rumah Nela yang agak jauh dari sekolah, namun beberapa menit keduanya berhenti di sebuah rumah yang mewah

"Ini rumah gue, lo mampir dulu?" tanya Nela membuat Kuina menatap rumahnya dengan kagum dan segera menggeleng

"Gak perlu, aku langsung pulang aja"

"Makasih Kuina! Makasih banyak!"

Kuina mengangguk dan segera berjalan meninggalkan nya, Nela memasuki rumahnya setelah ia lihat Kuina semakin menjauh

"Kenapa lo anter dia pulang?" tanya Zein keluar dari tempat gelap membuat Kuina tampak terkejut

"Entahlah" jawab Kuina menundukan kepalanya

"Cepet jalan" kata Zein membuat Kuina mengangguk dan berjalan kembali

"Zein, bukan kamu kan yang membuat Anja masuk rumah sakit?" tanya Kuina membalikan badannya dan berjalan mundur di depan Zein

"Tugas gue ngelindungin lo" jawab Zein seadanya

"Tapi Anja masuk rumah sakit"

"Ya terus kenapa? Bukannya bagus?"

"Bukannya bagus? Zein itu percobaan pembunuhan!"

"Santai aja, gak ada Anja hidup lo tenang kan?"

Kuina terdiam dan memejamkan matanya sesaat, "Ini bahaya! Berhenti aja ngelindungin aku. Kamu juga gak bisa lindungin aku kalau di sekolah". Zein menatap Kuina dengan lurus

"Mau lo apa?" tanya Zein menghentikan langkahnya membuat Kuina melakukan hal yang sama

"Lo mau gue lindungin kan? Lo cukup diem dan fokus belajar, gak perlu ikut campur apa yang gue lakuin!"

"Zein gue gak mau jadi pembunuh!" Zein tampak terdiam mendengar ucapannya dan menghela nafas

"Ini bukan pembunuhan, tapi pembelaan" Zein tersenyum mengerikan membuat Kuina memejamkan matanya sesaat dan meneteskan air mata nya

Zein melihat beberapa orang yang tengah saling mengoper bola, ia menarik Kuina melindunginya saat bola melayang dan mengenai punggung Zein. Mereka menatap keduanya dan mengambil bola lalu minta maaf, Zein menatap mereka tajam dan langsung membuat mereka melarikan diri

Kuina yang berada di dekapannya terdiam dengan jantungnya yang berdebar kencang, Zein menjauh dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Ayo pulang" kata Zein membuat Kuina tersadar dan menatapnya lalu menunduk

"Jalan" seru Zein membuat Kuina mengangguk dan segera berjalan di depannya, Zein memasukan kedua lengannya ke saku celana dan berjalan di belakang Kuina.







🛢️🛢️🛢️

KILL YOUR EMOTIONS |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang