Twenty seven

3 3 0
                                    

           Kuina duduk di kursi dan meneguhkan hatinya karena ia tampak gugup dan nervous tangannya terasa dingin karena takut jika ia tidak bisa mengerjakan soal-soal nya. Dua orang pengawas memasuki ruangan dengan membawa lembar soal yang masih di segel dalam amplop nya

"Selamat pagi semuanya, sudah siap mengerjakan? Lakukan yang terbaik semoga hasilnya memuaskan. Kami akan membagikan lembar soal yang masih di segel" ucap salah satu pengawas dan memperlihatkan amplop cokelat yang masih tersegel dengan rapi

"Kami akan membukanya sekarang" lanjutnya dan segera menarik talinya untuk merobek segel. Segel pun terbuka dan lembar soal di keluar kan, lalu mulai di bagikan pada setiap peserta yang hadir

"Silahkan di persiapkan alat tulisnya, baca petunjuk pengerjaan terlebih dahulu, waktu kalian 120 menit di mulai dari...sekarang"

Para peserta pun segera membuka lembar jawaban dan mulai mengerjakan nya, Kuina menatap soal ujian dan mulai menjawabnya pada lembar jawaban

Sedangkan di tempat lain, Zein tampak tengah membeli rokok di sebuah toserba ia menatap televisi yang membuat perhatiannya teralihkan dan menajamkan pendengarannya

"....Pada pagi tadi telah di konfirmasi tentang mayat yang di temukan beberapa hari lalu saat longsor tiba, setelah melakukan autopsi lebih lanjut. Sang Mayat adalah seorang siswi SMA yang akan melaksanakan tes USI hari ini, menurut pihak kepolisian mayat perempuan berinisial A ini adalah korban percobaan pembunuhan tidak di sengaja, namun para petugas menemukan bukti yang merekam CCTV tempat kejadian bermula dan di duga terjadi pertengkaran antara seorang teman dengan siswi berinisial A ini ....."

"Mas? Mas? Mas! Ini kembaliannya" ucap kasir membuat Zein tersadar dan menatap kasir lalu mengambil sebungkus rokok itu dan meninggalkan nya begitu saja tanpa mengambil kembaliannya membuat seorang kasir itu kebingungan

Zein segera keluar meninggalkan toserba dan menyalakan sebatang rokok lalu menyesapnya dalam-dalam, asapnya mengepul ke udara dan di terpa angin lembut

Wajahnya yang kaku mengeluarkan kotak kecil yang tadi pagi di berikan oleh Kuina untuknya ia perlahan membuka penutupnya dan tampaklah sebuah jam tangan di dalam kaca nya tertulis sebuah dua suku kata 'Terimakasih Zein'. Zein melirik jam tangannya yang memang sudah retak ia tak berniat menggantinya

Zein tersenyum dan melepaskan jam tangan lamanya ia buang kedalam tong sampah dan memakai jam tangan baru dari Kuina, ia membuang puntung rokok nya dan berjalan menuju halte Bus

Ia tak henti-hentinya menatap jam tangan itu, saat bus tiba ia mulai tersadar dan segera naik untuk menuju Universitas Smart Idea menjemput Kuina meski gadis itu tidak akan pulang ke rumah nya, Zein membuka ponselnya dan mengirim pesan pada Kuina

Kuina

Udah keluar?
Ada Detektif di depan gerbang, jangan
terlihat mencurigakan

Aku sudah diluar

Kenapa ada polisi?

Liat berita


Bagaimana ini Zein?


Gue lagi kesitu

Bersikap gak kenal gue


Tak lama Bus berhenti, Zein segera turun dan menatap ke arah jalan USI ia segera berjalan menuju tempat sepi dan berdiri di belakang pohon besar

Kuina

Cepet naik bus

Gue di belakang lo

Kamu ikut kan?

Detektif nya di belakang lo

Mereka pasti curiga kalau gue
ikutin lo

Yaudah, hati-hati Zein

Zein melihat Kuina menaiki Bus dan duduk di kursi belakang menatapnya dari jendela, sedangkan dua Detektif itu segera menaiki mobilnya dan mengikuti kemana bus itu akan pergi, Zein segera berjalan dari persembunyiannya dan berjalan cepat menaiki taxi mengikuti bus yang di tumpangi Kuina.










🛢️🛢️🛢️













KILL YOUR EMOTIONS |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang