Nine

3 5 0
                                    

            Kuina dan Zein terdiam di pagi hari menatap sergam Kuina yang tampak dingin dan sisa-sisa air hujan menetes dari ujung seragamnya. Krik...Krik..Krik..krik...

"Seragam nya basah" seru Kuina dengan polos menatap kecewa seragamnya, Zein tampak tak enak hati dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Tenang, masih pagi. Gue punya kenalan seorang laundry, lo mandi sana nanti temuin gue di gang yang itu" seru Zein menunjuk persimpangan si samping rumahnya jauh disana

Zein segera mengambil seragam Kuina dan segera berlari meninggalkan nya, Kuina menghela nafas dan segera masuk kedalam lalu membersihkan dirinya dan memakai baju yang sama

Setelah selesai, Kuina menyisir rambut nya dan seperti biasa mengepangnya ia melihat kacamata di dalam tasnya ia jarang menggunakannya karena ia tidak minus akut namun ketika matanya lelah ia pasti menggunakannya

Kuina menggendong tasnya dan memakai sepatu lalu berjalan menuju tempat yang di tunjukan oleh Zein tadi, ia tak tahu kemana Zein pergi tapi ia akan menunggunya disini. Mungkin ia bodoh karena mempercayai cowok berandal itu

Untuk mengisi waktunya ia membuka buku kecil dan membaca pelajaran yang ia ringkas dengan baik disana hingga mudah untuk di hafalkan

"Kuina!" tak lama Zein datang dan menariknya menuju rumah pemilik laundry

"Cepat ganti bajunya di toilet" kata Zein menunjuk toilet di samping dan memberikan bajunya yang sudah kering dengan cepat

Setelah selesai, Kuina Zein segera berjalan meninggalkan rumah itu. Kuina menyimpan baju Zein di tali tambang lalu menyusul Zein yang telah berjalan terlebih dahulu

"Gak akan telat kan?" tanya Zein menoleh padanya

"Hhm" jawab Kuina dan mengangguk saja

"Tunggu disini" kata Zein dan memasuki sebuah kedai roti dan membeli dua bungkus roti sandwich dan dua minuman setelah itu berikan pada Kuina masing-masing satu keduanya menyantap roti sambil berjalan dengan tenang di trotoar

"Lo punya keinginan mau ngelindungin sesuatu dengan alasan sekolah?" tanya Zein membuat Kuina menoleh dan mengangguk

"Melindungi dunia, dari hal-hal yang kejam" jawab Kuina, Zein mengangguk melihat kesungguhannya

"Setuju. Lo ngelindungi dunia, gue ngelindungi lo" kata Zein membuat Kuina menoleh dan memiringkan kepalanya

"Berapa umur mu?" tanya Kuina dengan penasaran

"Kenapa ingin tau?"

"Gakpapa, kayaknya kita gak beda jauh"

Zein membuang botol minumannya dan memasukan kedua dengannya ke saku celana dan membenarkan tudung Hoddie nya memelankan jalannya membiarkan Kuina berjalan duluan

"Kenapa?" tanya Kuina berbalik menatapnya

"Kita gak boleh terlihat dekat" jawab Zein melihat beberapa orang yang berlalu lalang menggunakan seragam yang sama dengan Kuina

"Aku gak peduli" kata Kuina dan meneguk minumnya

"Cepet jalan, gue di belakang lo"

"Mau ngapain di belakang?"

"Enggak ada"

Kuina memanyunkan bibirnya dan segera berbalik lalu berjalan meninggalkan nya, Zein berjalan mengikuti dari belakang keduanya berjalan melewati trotoar, jembatan dan jalan yang ramai. Tampak seperti beradik kakak yang saling menjaga dan menemani

Keduanya berhenti beberapa meter mencapai gerbang sekolah, "Aku masuk" kata Kuina menatap Zein yang mengangguk

Kuina segera berbalik dan langkah nya terhenti saat Zein memanggilnya lagi "Kuina!" seru Zein membuatnya kembali menghadap ke arah Zein yang berjalan mendekat kearahnya

"Umur gue 19" kata Zein membuat Kuina tersenyum dan mengangguk

"Berbeda 2 tahun" seru Kuina tampak senang

"Lo pulang jam berapa?" tanya Zein membuat Kuina tampak berpikir

"Jam 8 malam" jawab Kuina dan segera berjalan meninggalkan nya, Zein tersenyum dan segera berdeham lalu berbalik meninggalkan area sekolah

🛢️🛢️🛢️

KILL YOUR EMOTIONS |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang