8. Masa Lalu

29 6 0
                                    

"Bang, tadi pada saat gue jemput Wonyoung kenapa matanya sembab gitu? Kek abis nangis semalaman" Tanya Jisung, sekarang mereka sedang di kantin, mereka lagi kumpul ber-7

"Gue salah lagi ya sama Wonyoung? " Lanjut nya

"Lo tanya aja sama Wonyoung, tapi ya pelan-pelan aja jangan terburu-buru. Lo bakal tau semuanya dari adik gue langsung. Karena gue ataupun keluarga gue gak bisa beritahu lo yang sebenarnya. Dan yang inti nya, lo jangan sampai sekali-sekali jika pergi sama Wonyoung jangan pernah tinggal kan Wonyoung sendirian di tempat sepi" Jelas Jaemin. Sumpah demi apa, Jisung sungguh gak paham sama yang di maksud sama Jaemin barusan. Apalagi, dia juga diingatkan gak boleh ninggalin Wonyoung di tempat sepi sendirian. Sepertinya, ada suatu hal yang membuat gadis itu trauma/takut?

"Gue pergi dulu" Jisung langsung pergi setelah menghabiskan makanan dan minuman yang ia pesan dan langsung mencari Wonyoung. Tak berselang lama, Jisung menemukan gadis itu sedang berkumpul dengan teman-teman nya. Namun raut wajah mereka sungguh tidak enak di pandang, apalagi Wonyoung. Dia sudah menangis dengan deru nafas yang sesak. Jisung langsung menghampiri pacar nya.

"Lo kenapa?" Wonyoung terkejut ketika Jisung tiba-tiba berada di belakang nya. Dengan segera ia menghapus air mata yang berada di pipi nya

"Ak-aku gapapa kok, kak" Teman-teman nya pun mengalihkan pandangan nya karena Jisung menatap mereka satu persatu dengan tatapan tanda tanya. Ada apa hari ini? Kenapa semua jadi aneh seperti ini, biasanya geng mereka kalau sudah bel istirahat heboh nya minta ampun. Lah, ini apa? Kenapa raut wajah mereka itu serius sekali?

"Ikut gue" Jisung menggandeng tangan Wonyoung namun Gaeul mencekal nya

"Lo mau bawa Wonyoung kemana? " Tanya Gaeul dengan tatapan serius

"Rooftop" Jisung  menjawab seadanya

"Lo boleh bawa Wonyoung kemana pun, tapi lo gak boleh tinggal kan Wonyoung sendirian" Itu Yujin yang ngomong

"Dia gak akan lepas dari genggaman gue" Jisung langsung pergi meninggalkan kantin dan tidak lupa Wonyoung pun bersama nya

•••

Setelah Jisung dan Wonyoung sampai di rooftop, Jisung mencari tempat duduk yang nyaman untuk mereka duduki.

"Cerita sama gue, kenapa lo menangis tadi di kantin?" Tanya Jisung to the poin, namun tidak ada respon apapun dari Wonyoung

"Jawab jujur, lo gak mungkin gak kenapa-napa" Ucap Jisung tegas. Mau tidak mau sepertinya Wonyoung harus menceritakan kejadian yang membuat nya trauma sampai sekarang

"Jadi, aku waktu itu masih kelas 9 SMP, aku punya pacar namanya Guanlin, Lai Guanlin. Dia dulu itu baik banget sama aku, cinta sama aku, sayang sama aku. Pada saat aku sama dia pergi ke suatu tempat, Guanlin pergi ke toilet sebentar. Tapi, Guanlin pergi nya lama banget. Aku cari dia. Dan ternyata, ternyata..." Wonyoung tidak bisa menahan tangis nya lagi dan Jisung menepuk bahu nya untuk menenangkan nya.

"Nggak usah di teruskan nggak apa, lo kalo gak kuat besok aja" Ucap Jisung lembut, dia sebenarnya tidak ingin memaksakan gadis itu jika dia tidak kuat

"Hiks.. Ga-gak apa kok kak. Ak-aku bisa teruskan kok"

"Dan tenyata Guanlin itu lagi berduaan sambil bercumbu mesra sama perempuan lain, namanya Somi. Langsung deh aku samperin, dan di saat itu aku minta putus dari Guanlin. Tapi, dia gak mau putus sama aku ataupun sama Somi. Dan di saat itu lah, aku selalu di palakin sama dia, di pukulin, pokok nya di siksa gitu lah. Tapi, jika sikap dia ke Somi itu perhatian banget, gak pernah melarang apapun yang Somi mau, dan Guanlin selalu manja kan Somi. Awalnya aku di larang sama Guanlin buat kasih tau semuanya kepada keluarga aku, namun aku udah gak tahan lagi, Kak. Guanlin udah kelewatan batas. Dan aku langsung katakan semuanya ke keluarga aku semua yang aku alami dari yang Guanlin sakitin aku setiap harinya. Dan Papa aku laporkan Guanlin ke polisi. Karena itu Guanlin di penjara selama 2 tahun, dan sekarang dia sudah bebas" Jelas Wonyoung panjang sekali, tidak ada kata yang tertinggal di dalam ucapannya barusan.
Jisung memeluk tubuh ramping kekasihnya untuk menenangkan nya.

My GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang