Jujur beribu jujur, jaehyun sebenarnya muak, ia ingin keluar dari ruangan. Tapi kertas² sialan ini mencegahnya, kepalanya penging, ia benar² bosan mendengar ocehan tidak jelas dari wanita di depannya. Gebrakan meja jaehyun dapatkan, dilihatnya wajah wanita itu dengan alis menekuk tanda bahwa ia marah, dan tingkah selanjutnya benar² membuat jaehyun ingin muntah sekarang.
"Jaee, kau menghiraukankuuu. Aku bercerita panjang lebar, bahkan aku juga mengalami luka di bagian tanganku, kau tak mau mengobatinya? Eum? Lihatlah lihat"
Menjulurkan tangannya ke hadapan jaehyun, namun dapat di pastikan. Jaehyun tidak peduli, ingat itu "Tidak Peduli" , jaehyun hanya menatap sekilas tangan wanita di depannya, dan kembali fokus pada laptop serta tumpukan putih di depannya. Sesekali ia memijat pangkal hidungnya, jika saja didepannya bukan wanita mungkin sudah ia tendang keluar dari ruangan.
"Yaa! Jaehyunn, kau selalu mengabaikankuu" menghentakan kaki sedikit keras, wanita itu kini berputar dan berkeinginan duduk di pangkuan jaehyun. Namun jaehyun yang sadar akan itu, segera menggeser kursinnya menjauh, lalu menatap jengkel ke wanita yang sekarang terduduk sedikit.. mengangkang? Di bawah lantai.
"Aw jung! Kau membuat pantatku sakit, ayo angkat aku" wanita itu mengulurkan tangannya, tapi jaehyun tetaplah jaehyun, tidak peduli bahkan sekarang jaehyun berdiri sembari membawa laptopnya, dan berjalan santai keluar ruangan. Ia masa bodoh dengan tumpukan putih di atas mejanya, yang ia mau hanya menghindari wanita gila di depannya ini.
Saat akan keluar dari ruangan, suara melengking dari wanita tadi membuat jaehyun lagi dan lagi menghela nafas jengah, dengan sisa kesabaran ia keluar dari ruangannya dan memanggil salah satu kariawan yg terlihat membawa kopi di tangannya.
"Sumin, kemarilah" jaehyun memanggil salah satu kariyawannya, ia meminta kepada sumin menyuruh wanita di ruangannya pergi, setelahnya ia melenggang memasuki lift dan hilang dari pandangan sumin.
Sumin masuk kedalam ruangan milik bosnya dan mencari wanita yang di maksutnya tadi, "nyonya park? Anda bisa pergi dari ruangan ini, bos besar sudah pergi" sumin berucap sembari menatap wanita yang masih setia di bawah kursi milik jaehyun. berdecak sebal, Rose ya wanita itu bernama rose, ia bangkit dan menatap sumin remeh "apa kau masih di sini, sana pergi" ucap rose sembari menepuk pantatnya dan mengambil tas miliknya, setelahnya ia pergi keluar dari ruangan jaehyun. "Wanita gila" tatap heran sumin saat rosw menghilang di arah tangga
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Uh lihatlah sangat mungil" "Apa dia tidak sadar jika dirinya imut?" "Oh tuhan, aku ingin mengadopsinyaa""dia bukan hewan bodoh" "Kyaa makhluk universe mana lagi iniii, menggemaskan!"
Pekikan² gemas itu berasal dari pelanggan yang berbelanja di minimarket tempat taeyong bekerja, yea pekikan itu di berikan untuk salah satu pegawai mungil yang tengah memberi makan kucing pemilik toko ini. Berjongkok sembari mengelus sayang badan kucing tersebut, sesekali taeyong mengajak berbicara kucing yang bahkan engga menjawab ocehan taeyong.
"Ekhem" dehaman memecah keasikan taeyong dengan kucing milik majikannya, ia mendonggak dan berdiri lalu membungkuk tak lupa senyum manis ia ukir di bibir tipis miliknya. "Ada yang bisa yongie bantu tuan?" Tanya taeyong sembari memindahkan tempat makanan kucing di bawahnya menggunakan kaki dan menggeser menuju bawah meja kasir.
Lelaki di depannya menatap rak di belakang tubuh taeyong, taeyong yang paham akan itu menggeser sedikit tubuhnya, dan masuk ke dalam meja kasir. Ia masih menunggu lelaki di depannya sembari melayani orang yang ingin membayar, sudah hampir 5 menit yuta berada di minimartek tersebut. Ya lelaki yang sedaritadi menatap rak di balik meja kasir adalah yuta, lelaki asal jepang yang entah sedang mencari apa
Taeyong yang jengah mulai membuka suara bermaksut membantu yuta, "tuan mau yang man-" belum selesai taeyong berbicara yuta sudah menunjuk barang yang ia mau dan mengeluarkan selembaran uang "berikan aku yang berwarna ungu" taeyong menoleh ke belakang lalu mulai mencari barang yang yuta maksut, memberikannya kepada yuta ia mengambil uang yang lelaki jepang itu berikan.
"Siapa namamu?" Yuta bertanya sembari membuka bungkus rokok yang ia beli sesekali mencoba menyalakan korek yg ada di tangannya, taeyong bingung menatap yuta lelaki ini bertanya pada dirinya kah? " saya tuan?" Tanya taeyong memastikan pertanyaan yuta. "Tentu kau, hanya ada kau dan aku di sini. bodoh" tunggu apa? Ia dikatai bodoh dengan orang yang baru ia kenal, hey salah taeyong apa.
Tak mau terlihat tidak sopan depan pelanggan, taeyong membungkukan badannya dan memperkenalkan diri, namun lagi dan lagi yuta mengabaikan taeyong lalu pergi begitu saja. Taeyong yang melihat yuta mulai pergi dengan meninggalkan kepulan asap di atasnya hanya dapat mengepalkan tangannya dan seolah ingin memukul sesuatu yg ada di depannya. "Pria tidak sopan, dasar preman aneh" cibir taeyong.
Dilain tempat, yuta terlihat tersenyum tipis sembari menyemburkan asap rokokny keatas langit, mengambil ponsel miliknya dan mulai mengetik suatu pesan. Ia mendapat mangsa baru hari ini, tenang bukan mangsa seperti buronan untuk di bunuh, tapi mangsa manis untuk temanny yg gila akan kerja.
Yuta berjalan ke arah mobilnya, namun sebelum membuka pintu mobil ia menangkap siluet wanita yang selama ini menggangu temannya, entah di kantor, tempat umum, bahkan rumah sekalipun. "Wanita itu tidak ada lelahnya ku lihat" menggelengkan kepala, yuta masuk dan mulai menyalakan mesin mobil miliknya. Dan membelah keramaian kota sore itu