6

22 3 0
                                        

hlow muc, jngn lupa feedbacknya yaa.

-^^-

Hope u like it mucc

|
|
|
|
|
|
|

Melihat hari yang sudah semakin gelap, taeyong memutuskan untuk menutup semua gorden jendela yang berada di rumahnya, ia sempatkan keluar rumah sekedar menutup pagar kecil dan kembali masuk. Dilihatnya mark yang tengah gelisah dengan hp dalam genggamanny

"Mark, ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Tanya taeyong lembut sembari menyalakan beberapa lampu yang berada di dalam rumah, mark tidak menjawabnya anak itu hanya diam dan menggeleng lemah. Taeyong tak ambil pusing, ia melangkah ke arah halaman belakang guna mengambil ember kecil "sepertinya akan hujan, kamarku pasti akan bocor kembali..." menatap lesu kearah langit gelap, membawa ember kecil ke arah kamar, ia meletakan ember tadi tepat di samping kasur tidur sederhana miliknya "huft..!"

Kembali ke ruang tamu, taeyong mendapatin mark meringkuk di ataa sofa dengan punggung yang sedikit bergetar, "mark?" Duduk di samping anak remaja itu, tapi hal setelahnya mampu membuat taeyong terpenjat kaget, mark, memeluknya, tunggu

Bukannya merasa risih, taeyong malah membalas pelukan mark dan mengusap perlahan surai coklat logam miliknya, "hey? tidak apa, kau baik" saja bersama hyung eum?" Setidaknya taeyong memberi kalimat penenang kepada mark yang ternyata menangis pada pelukannya, sungguh ia tak tahu keadan atau situasi apa sekarang.

      Mark pov

Rasa takut menyelimuti kala sinar sang bulan mulai redup dan di gantikan awan awan gelap pekat, 'mendung' aku masih setia menatap ponsel yang tertera roomchat dengan ayah, '3 pesan belum ayah balas' menggigit kuku yang sialnya sudah menjadi kebiasaanku ketika ketakutan, mungkin jika ayah melihat ia akan memarahiku. Melihat taeyong hyung, aku merasakan seperti mendapat perhatian dari ibu, apakah ini yang di rasakan anak" lain ketika di peluk? Ayah memang suka memelukku tapi kali ini aku merasa nyaman dalam pelukan hyung

   Malam semakin terlihat pekat ketika jam menunjukan pukul 20.36, ayah mark belum datang menjemput, taeyong memutuskan untuk menunggu dengan sabar, sampai bel rumah miliknya berbunyi dan ia pun bergegas menuju ke arah pintu.

    Satu kesan yang tersirat dalam benak jaehyun adalah rumah sederhana yang nyaman dan bersih, dan pemandangan pertama yang jaehyun lihat adalah bidadari ah bukan dia pria, malaikat tampan? Ya itu salah satu kata yang terlintas di benak jaehyun. Setelah menanya di mana keadaan mark ia di persilahkan masuk dan menemukan mark yang mengigit kukunya panik, "mark jung berhenti mengunyah kuku kotormu dan ayo pulang"

Jaehyun berjalan mendekatin taeyong yang kebingunga di samping sofa mark duduk, "terimakasih sudah menjaga mark, kami izin pamit" jaehyun meletakan tas miliknya ke lantai, dan merain surai mark, mengelus pelan sembari menarik kecil lengan putranya. "ayo berpamitan dan pulang" mark yang memang masih nyaman duduk pada sofa rumah taeyong, mau tak mau ia berdiri dan berpamitan pada taeyong, taeyong hanya tersenyum dan mengantar ayah anak itu ke depan pintu, jaheyun yang menenteng tas milik mark, dan mulai melenggangkan kakinya pergi keluar dari rumah taeyong. Menatap kepergian ayah anak tadi, taeyong memutuskan maauk rumah dan mengunci pintu.

   Saat membersihkan ruang tamu, taeyong tak sengaja melihat tas kantor hitam dengan kertas yang menyembul dari dalam tas, oh tidak tas ayah mark tertinggal. Taeyong bergegas keluar dari rumah dan mencoba mencari mobil milik jaehyun, namun sayangnya mobil mereka sudah hilang dan bersisahkan langit gelap yang sedikit air hujan yang mulai turun membasahi tanah. 'Besok akan ku tanyakan pada ten saja di mana tempat kerja ayah mark' 

 Pagi menyapa saat sang surya mulai menyelinapkan cahayany masuk ke dalam kamar sederhana taeyong , hujan malam tadi benar" deras bahkan ember yang taeyong tadah saja sudah hampir penug setengah, menghela nafas guna mengatur pengumpulan nyawa taey...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi menyapa saat sang surya mulai menyelinapkan cahayany masuk ke dalam kamar sederhana taeyong , hujan malam tadi benar" deras bahkan ember yang taeyong tadah saja sudah hampir penug setengah, menghela nafas guna mengatur pengumpulan nyawa taeyong mulai beranjak membuka gorden dan mengangkat perlahan ember berisi air bocor hujan semalam

   Hari ini taeyong ada jam kerja selama 3 jam lebih cepat dari biasanya, mengayuh sepeda milikny menuju tempat kerja sembari terus melirik tas milik ayah mark semalam, "huhh aku lupa menghubungi ten, nanti akan ku hubungi"  jika saja taeyong tau kantor milik ayah mark mungkin taeyong tidak usah merepotan teman binalnya itu

  "Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa hati" di jalann" tersenyum manis taeyong sedikit membungkukan badan guna memberi rasa terimakasih karena pelanggan telah berbelanja ke toko milik bosnya, melirik jam di atas kulkas toko, menunjukan pukul 14.00 sudah selesai untuk jam krjanya,  bahkan terlihat juga winter telah berada di ambang pintu khusus karyawan.

"Nuna, aku sudah selesai shift hari iniii. Semangaf untuk nuna yaa, aku izin pamit dulu eheh" berpamitan sembari menggoyangkan tangan winter, yang hanya di balas kekehan taeyong mulai keluar toko dan berjalan menuju sepedannya, meletakan kembali tas ayah mark ke kranjang sepeda, taeyong mulai mengayuh sepedaanya menuju salah satu kantor yang ten infokan kepadanya

-TBC

fly me to the moon | jaeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang