01

72K 4.9K 667
                                    

Absen buah dulu 🍌🥒🍆🍑

Setiap hari tiada hari tanpa bolos. Bagi Zeano, sekolah hanyalah formalitas untuk mengisi buku absen saja, lalu setelahnya ia pun lenyap entah kemana. Kalau tidak bolos, ya membuat masalah atau mengganggu murid lain. Begitulah kelakuan Zeano setiap harinya. Guru BK bahkan sudah terlalu bosan melihat wajah Zeano yang selalu keluar masuk ruangannya karena masalah yang dibuat oleh Zeano. Hingga akhirnya sang guru pun menyerah dan lebih memilih membiarkan Zeano berbuat semaunya dan akan menjatuhkan peringatan terakhir jika Zeano sudah kelewatan.

Ini bahkan masih pagi untuk bolos. Zeano datang ke sekolah tapi tidak masuk ke kelas melainkan pergi ke atap gedung sekolahnya untuk menenangkan pikirannya yang ruwet. Ya, tentang hutang orang tuanya tentu saja. Ditambah lagi ini adalah hari ke tujuh dari waktu yang diberikan pria arogan bernama Davin yang sangat menyebalkan itu. Nanti siang atau mungkin sore atau secepatnya mungkin Davin dan bodyguardnya akan mendatanginya dan menagih hutang ayahnya lagi.

Zeano pusing. Bagaimana bisa dia mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat. Mau meminjam pun pinjam ke siapa. Teman? Bahkan kabar orang tua Zeano meninggal dan meninggalkan hutang lalu kebangkrutan perusahaan ayahnya pun sudah menyebar luas, yang kemudian membuat beberapa teman Zeano yang memang berteman dengan memandang harta kini mulai menjauhi Zeano setelah tahu Zeano bukan lagi teman tajir untuk mereka.

Bahkan ada dari beberapa yang membully Zeano karena sekarang Zeano tidak memiliki kekuasaan apa-apa lagi setelah kebangkrutan keluarganya. Sebab Zeano yang dulu selalu sombong dengan menggunakan kekayaan ayahnya dan berbuat semaunya tanpa takut karena ayahnya bisa melakukan apa saja dengan uang. Tapi sekarang Zeano tidak memiliki apa-apa yang artinya dia tidak bisa mengatasnamakan harta lagi untuk membuat masalah di sekolah.

Namun beruntung nya masih ada dua teman setia yang masih tetap bertahan berteman dengan Zeano dan menemani Zeano saat dalam situasi kesusahan begini. Meskipun mereka sendiri tidak banyak membantu, setidaknya mereka tidak meninggalkan Zeano yang sekarang sudah kere seperti temannya yang lain.

Zeano menghisap putung rokoknya pada hisapan terakhirnya sebelum membuangnya secara asal. Ia mengacak rambutnya frustasi.

"Gimana caranya gue dapet duit dalam waktu seminggu coba? Sinting tuh om om semaunya anjing," gerutu Zeano kesal.

"Cok!"

Teguran seseorang mengalihkan perhatian Zeano pada suara tersebut. Dilihatnya Rizal muncul dari bawah dan menghampiri Zeano yang tampak lesu.

"Masih pagi udah ngejogrok di sini aja lo," kata Rizal.

"Males ke kelas," jawab Zeano.

Rizal duduk di samping Zeano kemudian mengambil satu batang rokok milik Zeano.

"Nakula mana?" tanya Zeano basa basi.

"Belum berangkat kayaknya. Tadi di bangkunya masih kosong belum ada tasnya," jawab Rizal.

Zeano hanya ber-oh-ria sambil mengangguk tanpa menanggapi lagi dan kemudian dia diam lagi. Hari ini Zeano sangat tidak bersemangat, otaknya benar-benar dibuat tidak tenang karena terus memikirkan hutang ayahnya, dan itu membuat Rizal terheran heran. Ya Rizal pikir mungkin Zeano hanya masih terbawa suasana duka atas meninggalnya kedua orang tuanya, namun Rizal merasa ada yang lain yang sedang Zeano pikirkan.

"Lo kenapa?" tanya Rizal.

"Apanya?"

Rizal menaruh putung rokoknya kemudian beralih fokus pada Zeano. "Lo keliatan murung. Masih kepikiran orang tua lo? Yang sabar ya," ucap Rizal pengertian, namun respon Zeano justru sewot.

"Orangtua? Cih! Enggak. Ga peduli gue mereka mati kalo gak ninggalin kesusahan buat gue," balas Zeano.

"Anjirr anak durhaka lo," ujar Rizal tidak menyangka. "Kenapa sih?"

Mr. Posesive & Badboy || Open PO  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang