16🔞

100K 4.3K 1.3K
                                    

Mungkin Davin memang tidak tau bagaimana cara mengungkapkan perasaannya dengan cara lembut. Sifatnya yang keras dan arogan membuatnya selalu menunjukkan keinginannya atau maksud hatinya dengan cara yang keras, entah keras dalam perlakuan atau perkataan. Sedangkan Zeano yang tidak pandai memahami juga menjadi salah satu penghalang bagi keduanya untuk saling mengerti.

Maksud Davin mengekang Zeano adalah karena sifatnya yang ingin mengklaim Zeano tanpa terkecuali, sedangkan Zeano yang tidak mengerti pun menganggap sifat Davin adalah pengganggu kehidupan bebasnya. Semuanya terhalang oleh sifat masing-masing yang tidak bisa menyatu.

Dan barusan Davin akhirnya berhasil mengungkapkan perasaannya, maksudnya dan tujuannya kenapa dia sangat posesif terhadap Zeano. Entah Zeano akan mengerti atau masih juga dungu, Davin tidak peduli yang terpenting ia sudah mengungkapkan dan akan meluapkan semuanya malam ini.

Seminggu tanpa sentuhan Zeano yang sudah jadi candunya, membuat Davin hampir frustasi. Maka biarkan Davin melampiaskan semuanya sekarang, dengan perasaan yang berbeda dari sebelumnya.

"Hhhh..." Zeano mengerang dengan nafas berat saat mulai kehabisan nafas akibat ciuman Davin. Meskipun ciuman Davin tidak kasar seperti biasanya, tapi durasi yang cukup lama membuat Zeano kehabisan nafas. Davin seakan tak ingin melepaskan pangutan bibirnya sehingga Zeano kesulitan bernafas.

"Eumphh... C-cukup, vin.. Hhh.. Gue kehabisan nafas." ucap Zeano terengah-engah begitu berhasil mendorong Davin menjauh.

Seketika bibir kering Zeano menjadi basah dan merah akibat ulah Davin, tetapi Zeano sama sekali tidak menolak. Zeano justru pasrah dan memberikan akses untuk Davin mencumbu bibirnya. Tak dipungkiri Zeano pun merindukan bibir Davin yang selalu mencumbunya dengan sangat pandai hingga membuat Zeano terbuai ingin lagi dan lagi.

Setelah berhasil menetralkan nafasnya, kini Zeano menatap Davin yang juga sedang menatapnya dalam. Seperti biasa, Zeano selalu tidak mengerti maksud dari tatapan Davin yang berbeda-beda. Zeano bingung.

"Davin--"

Baru saja Zeano hendak berucap, Davin tiba-tiba menggendongnya dari depan sehingga membuat Zeano reflek memeluk Davin dan mengaitkan kakinya pada pinggang Davin agar tidak terjatuh. Davin kemudian berjalan ke arah bed, dan mendaratkan Zeano di sana.

Kemudian keduanya saling tatap.

Untuk pertama kalinya Zeano melihat tatapan lembut dari seorang Davin. Jantung Zeano sampai berdegup gugup menerima tatapan itu, seperti melihat sosok yang lain dari diri Davin.

"Sekarang lo ngelakuin nya karna apa?" tanya Zeano pelan.

Davin mengusap pelipis Zeano yang berkeringat, sambil ditatap dengan lembut. "Karna saya mau milikin kamu," jawab Davin tanpa ragu, membuat Zeano lagi lagi dilanda gugup dan senang secara bersamaan.

Zeano tidak ingin percaya begitu saja pada ucapan Davin karena bisa saja itu hanya tipuan untuk membuatnya terbuai sebelum tubuhnya dinikmati oleh Davin. Tapi kenapa hati Zeano sudah merespon dengan perasaan senang seolah olah Davin memang tulus.

"Milikin gue sebagai pemuas nafsu kan?" ucap Zeano meragukan. Sekali lagi ia tidak ingin terlalu percaya diri karena tidak mau tertipu oleh rayuan Davin.

Davin menatap tajam. "Kenapa kamu masih beranggapan seperti itu? Saya sudah mengatakannya tadi, saya mau milikin kamu seutuhnya bukan cuma tubuh kamu," ucap Davin meyakinkan dengan sedikit paksaan. Ya, maklumi saja sifatnya yang keras.

"Lo serius?" tanya Zeano memastikan.

"Akan saya tunjukkan ke kamu,"

"Caranya?"

Mr. Posesive & Badboy || Open PO  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang