Kris masih terdiam di sebelah bayi mungilnya, putra semata wayangnya telah berjuang bersmaa sang ibu yang Kini terbaring Kritis di ruang ICU.
'' mari berdoa bersama agar mama Airi lekas sadar ya sayang.. ''
Ucap Kris sesekali menyentuh tangan mungil putranya yang tertidur pulas setelah melwati beberapa jam melelahkan dengan sang ibu. Kris tersenyum, ia senang melihat Putranya selamat namun di sisi Lain ia sedih karna Airi mengalami koma akibat kekurangan Oksigen di otak dan pendarahan hebat pasca persalinan berlangsung.
Tak lama kemudian, Suster datang menyiapkan Asi yang telah di pumpa dari sang Ibu.
'' Maaf Tuan, ada Nyonya Wu datang ingin menemui Tuan ''
Kris mengangguk, ia pun segera beranjak dari duduknya di sebelah ranjang putranya.
'' Tolong jaga putra saya..'' kata Kris sebelum pergi meninggalkan ruangan VVIP tersebut sesekali mengusap pelan kening bayi tampannya itu.
.
.
Kris telah berhadapan dengan kedua orang tuanya, Ayah Kris segera merangkul sang putra sedangkan ibunya hanya terdiam sesekali melirik bayi mungil di depan mereka.
'' Semuanya akan baik baik saja nak, ayah yakin istrimu mampu melewati masa kritis itu.. ''
Ayah Kris melepaskan pelukan pada putranya, sembari mengusap pundak kris mencoba menguatkan kris di saat seperti ini.
'' Bukankah bayi mu sudah bisa di bawa pulang ? biarkan kami mengurusnya.. ''
Ucap Ibu Kris dengan wajah datar pada Putra semata wayangnya ini,
'' Eomma .. bagaimana mungkin aku menjauhkan putraku dengan ibu nya ? aku akan tetap merawatnya disini bersama dengan istri ku.. ''
'' Kris jangan Bodoh, Ia bayi yang sehat bukan bayi sakit yang butuh perawatan rumah sakit. lagi pula aku juga telah menyiapkan baby sister terbaik untuk mengurusnya. aku tak ingin cucu ku berlama lama di lingkungan rumah sakit ''
Kris terdiam mendengar ucapan sang ibu, bagaimana mungkin ibunya berfikiran sedemikian rupa tanpa memikirkan nasib istrinya sedikit pun.
'' Airi butuh bayinya ..'' kata Kris
'' Kris , ingat wanita itu Koma, apa yang ia bisa lalukan hah ! ''
'' Eomma , ''
Kris tercekat mendengar ucapan sang ibu, ia pun segera bergegas dari hadapan keduanya dengan rasa kesal dan kecewa.
'' Tinggalkan Airi, pulang ke rumah dn urus anak mu dengan baik '' Ucap Nyonya Wu sekali lagi, yang membuat Kris menghentikan langkahnya.
Kris tersenyum kecut, Sampai mati ia tak akan menuruti permintaan ibunya itu.
'' kalian lebih baik pulang, aku bisa mengurus diriku sendiri.. '' kata Kris sebelum kembali melangkahkan kakinya menuju ruangan Istrinya di rawat.
Sedangkan Tuan Wu segera membawa istrinya untuk pergi dari hadapan sang putra.
'' apa kau tak akan memarahi putramu yang keras kepala itu hah ? ''
Nyonya Wu sedikit menyaringkan suaranya sembari menunjuk langkah Kris.
'' Berhentilah, putra kita tengah bersedih, apa kau tak bisa sedikit kuatir ? ''
'' Kau dan dia sama saja ..''
Nyonya Wu melepaskan lengan suaminya pada pundak ramping miliknya, dan melenggang pergi tanpa menghiraukan Tuan Wu yang hanya menggeleng pelan melihat sikap Istrinya itu.
.
.
.
Kris kembali mengunjungi Istrinya, selang Oksigen dan alat pendeteksi jantung masih tertempel di tubuh wanita yang begitu ia cintai ini.
Kini Kris duduk di sebelah Airi, menggenggam tangan istrinya.
Baru sehari semalam ia tak melihat senyum sang istri Kris begitu sangat merindukannya , terlebih lagi melihat kondisi Airi seperti ini sungguh membuat hatinya sakit . Bagaimana mungkin ia mendapatkan kebahagian baru tapi kebahagiaan yang lain di renggut.
'' Kau tau ? Dean sangat tampan, ia memiliki mata cantik seperti dirimu.. '' Kata Kris yang selalu menganjak Istrinya berbicara meski tak ada respon apapun.
Hanya suara alat pendeteksi jantung yang terdengar, kris menundukan kepalanya di sebelah lengan Airi, ia terus berdoa agar Airi lekas sadar dari Komanya ini.
'' Terimaksaih telah berjuang untuk Dean, dan sekarang kau harus berjuang untuk dirimu sendiri sayang.. ''
Ujung mata Kris menghangat, ia kembali menitihkan air mata di hadapan sang istri.
.
.
.
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
IAM FOR YOU
Short Story'' setelah menikah nanti kau akan bersamaku '' '' kemanapun dan di mana pun.. '' Kata kata itu yang selalu ku ingat saat melihat kilas senyum di otak ku, Ungkapan yang telah tersampaikan kedalam lubuk hati paling dalam, menjadikan ku lupa akan...