Hari berlalu tanpa perubahan, kris masih dengan setianya menemani sang istri yang terbaring di ranjangnya tanpa pergerakan apapun. Selama ini ia yang selalu mengganti pakaian dan menyisir rambut Airi dengan rasa sedih yang selalu ia tutup-tutupi
'' Kris, ..''
Seseorang dari balik punggunya membuat pria tinggi itu menoleh, ya Nyonya Wu kini berdiri di samping putranya yang terlihat lesu.
'' Pulanglah, kau juga perlu istirtahat.. '' ujar nyonya Wu terlihat melipat kedua tangannya di depan dada, Ya tatapan wanita itu selalu dingin pada menantunya yang sama sekali tak pernah ia anggap itu.
'' aku hanya pulang untuk mengganti pakaian ku '' jawab Kris tanpa menoleh pada ibu kandungnya ini sedikitpun.
Helaan pelan terdengar dari wanita di sebelahnya ini, ia pun bergegas menuju ranjang cucu nya yang tengah terlelap. Wajahnya langsung berubah seketika saat melihat bayi mungil yang sangat mirip dengan putra kesayangannya itu.
'' Malam ini biarkan Dean tidur di rumah, ''
Kris tak menjawab, kali ini ia tak akan melarang ibunya , Ia akan membiarkan putranya sedikit tenang bersama nenek dan kakeknya di rumah.
'' Jika menangis dekatkan ini padanya... ''
Kini Kris telah berdiri di samping nyonya Wu, dengan sehelai baju milik Airi.
'' aku bisa mengatasi nya.. ''
'' bawa saja, siapa tau mama membutuhkannya .. ini hanya Baju milik Airi yang selalu ia dekap saat menangis, bukankah putra ku pintar ? ''
'' hah, yang benar saja, itu hanya halusinasi mu.. ''
Jawaban ketus itu membuat Kris terdiam, senyum kecut nyonya Wu benar-benar terlihat tak memperdulikan ucapan putranya sendiri.
Bukan Kris namanya jika ia tak ngeyel, entah akan terpakai atau tidak ia tetap memasukkan baju milik Airi ke dalam tas.
Setelah selesai, nyonya Wu segera membawa Dean yang masih terlelap meninggalkan kedua orang tuanya.
Kris menghela, ia kembali pada kursi sebelah ranjang istrinya. Dengan hati hati Kris menyentuh telapak tangan Airi yang dingin.
"Malam ini kita hanya tidur berdua, " ucapnya tersenyum simpul.
* * *
-RUMAH NY. WU-
Sesampainya di rumah, nyonya Wu segera membawa cucu kesayangannya ke kamar yang telah ia sediakan untuk Dean. Ruangan yang lengkap dengan fasilitasa tersebut berwarna abu abu dengan keranjang bayi mewah yang sengaja di beli dari pengrajin terbaik.
Tak lama kemudian Tuan Wu datang menghampiri istri nya yang tengah asyik bermain dengan sang cucu.
" astaga " Tuan Wu terlihat Kaget dengan apa yang di lihatnya, wajah itu tak bisa menyembunyikan raut senang karna melihat siapa yang datang.
" kau dari rumah sakit sayang ? "
Kedua pasangan paruh baya tersebut memulai obrolan, dan Kini Dean telah berada di gendongan sang kakek.
'' tentu saja, jika tidak aku sendiri yang membawanya, mana mungkin putra mu akan mengantarkan cucu kita ke rumah.. ''
Tuan Wu hanya tersenyum, keduanya pun kembali mengajak bermain cucu pertama keluarga Wu dengan gembira.
/ Beberapa Jam Kemudian /
'' Hari ini Irene akan datang, apa perlu kita panggil kris untuk pulang ''
Ucapan istrinya membuat Tuan Wu sedikit tercekat, ia heran mendengar Kedatangan Wendy ke rumah mereka secara tiba-tiba.
Irene sendiri merupakan putri semata wayang sahabat Tuan Wu yang dulu akan di nikahkan dengan Putranya, namun perjodohan itu tak berlangsung karna sang Putra malah kabur dan menikahi istrinya yang sekarang.
'' tiba-tiba sekali ? apa kau yang memintanya ? '' tanya Tuan Wu pada istrinya yang tengah mengoles selai pada kue yang akan di berikan pada suaminya ini.
'' tidak, ''
'' lalu ? ''
'' mungkin ia merindukan Kris, memang apa salahnya jika ia datang berkunjung.. ''
'' sayang, kau harusnya tau, Putra kita telah memiliki keluarganya sendiri.. ''
Istrinya tak enghiraukan ucapan sang suami, ia pun segera meletakkan roti tawar yang telah selesai ia olesi di piring dan ia hadapkan pada sang suami.
'' aku akan menghubungi Kris, kau tak perlu mengatakan bahwa Irene hari ini akan datang..'' ucapnya sebelum pergi meninggalkan Tuan Wu sendiri di ruang makan.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
IAM FOR YOU
Short Story'' setelah menikah nanti kau akan bersamaku '' '' kemanapun dan di mana pun.. '' Kata kata itu yang selalu ku ingat saat melihat kilas senyum di otak ku, Ungkapan yang telah tersampaikan kedalam lubuk hati paling dalam, menjadikan ku lupa akan...