3

22 6 1
                                    

Fyi: part nya acak-acakan jadi kalo mau baca sesuai angka ya, sorry guys wattpad ku eror:(

Didalam ruangan yang bernuansa putih, tidak ada percakapan sedikitpun, hanya saling melempar tatapan satu sama lain, namun dengan 2 tatapan yang jauh berbeda, tatapan takut dan tatapan serius.

"Ini bukan tulisan lo" pria itu membuka suara

Senja menggaruk belakang telinganya yang jelas jelas tidak gatal, gugup yang menguasai tubuhnya sekarang "heh enak aja lu, ini gue salin sendiri" bantah senja

Azrel melipat ke dua tangannya didepan dada "gak logis! Catatan sebanyak itu selesai dalam satu malam, lu gak lupa kan kemaren gua ngasih lu waktu seminggu?"

Demi apapun senja mengakui kebodohannya, tapi bukankah lebih cepat lebih baik?
"Wah nyepelein ni orang, asal lu tau gue begadang semalaman cuman buat nyalin catatan lu doang Azrel! Dengan entengnya lu bilang ini hasil sewa jasa orang" ucap senja dengan lantang, ia yakin Azrel akan percaya dengan ektingnya itu, Senja tertawa dalam hati, ia sudah sangat yakin ini akan berhasil

Azrel tersenyum "padahal gua cuman bilang itu bukan tulisan lu, eh malah ngaku sendiri pake jasa tulis orang"

"E-eh?" Jantung senja sudah berpacu sangat kencang, ini dia yang bodoh atau Azrel yang terlalu pintar si?

Ekting ke dua, gadis itu berharap kali ini akan berhasil. Senja mulai memegangi kepalanya seolah olah ia sangat pusing "Aduh kepala gue pusing banget serius Zrel" ucapnya sambil sempoyongan. Tak ada respon sedikitpun dari pria itu, Jikalau ditambah ekting pingsan bakal berhasil kali ya.

Bruaakk

Tubuh senja sudah tergeletak diatas lantak bak orang pingsan

1 menit

2 menit

5 menit

10 menit

Tak ada pergerakan sedikitpun dari pria itu, entah dia sudah pergi dari ruangan itu atau masih setia berdiri didekat Senja, "udah pergi kali ya" pikir senja, ia mulai membuka matanya perlahan. Siapa sangka pria itu masih setia berdiri ditempat tadi tanpa bergeser sedikitpun

"Udah ektingnya?"

Senja menggaruk kepalanya yang tak gatal, kemudian ia tertawa garing, ia merasa sangat malu dengan kebodohan yang kembali ia perbuat, emang dari pabriknya udah bego kali ya.

Senja bangkit untuk berdiri kembali, ia sudah masuk perangkap macan dan sudah dipastikan ia tidak akan bebas dengan mudah begitu saja. Ia melirik jam yang ada dipergelangan tangan kirinya, waktu sudah menunjukkan jam 16.00 sore "Duh sorry ya Zrel gue harus pergi, gue beneran ada urusan" ucap senja dengan tergesa-gesa

Azrel menatap punggung Senja yang perlahan menjauh dari arahnya, Kemudian atensinya beralih menatap benda bulat berwarna silver tergeletak di lantai. Pria itu berjongkok lalu mengambil gelang itu, inci demi inci ia perhatikan, gelang itu sama persis dengan gelang yang ia berikan dulu kepada seseorang.

Flashback Azrel POV

Pria kecil itu terus-menerus mengejar langkah seorang anak cewe yang diyakini sebaya dengannya. Sambil menangis pria kecil itu memegangi tangan temannya "Naya jangan tinggalin Azrel plis" ucap anak itu memohon

"Naya jangan pergi ya?"

"Azrel gamau ditinggalin sendirian"

"Naya Azrel mohon"

Naya perlahan menghapus air mata Azrel yang sudah membasahi pipinya, ia tersenyum "Azrel dengerin Naya baik-baik ya, nanti kalau kita sudah besar, kita bakal ketemu lagi"

Azrel menggeleng "pasti Naya bohongin Azrel kan?"

"Engga Azrel, Naya pasti datang buat nemuin Azrel kembali" jawabnya dengan lembut

Azrel memasang jari kelingkingnya "janji?"
Naya pun melakukan hal yang sama sehingga jari itu bersatu "janji"jabawnya
Azrel mengeluarkan sebuah gelang dari saku celananya "ini gelang mami, sengaja Azrel ambil buat Naya, Naya pake ya? Biar nanti Azrel mudah buat nyari Naya, gelang ini sekarang masih besar di tangan Naya, jadi nanti dipakenya kalau sudah besar okey?"

Gadis cantik itu mengangguk "okeey Azrel"

"Azrel sayang Naya" ucapnya tersenyum

"Naya juga"

Flasback Azrel of

Azrel menggenggam erat gelang itu, jadi selama ini orang yang dia cari ada disekitarnya? Entah senang ataupun sedih, yang pasti keduanya mendominasi didalam perasaan Azrel.

***

Setelah memarkirkan motor matic hitam miliknya diperkarangan rumah, Azrel masuk lewat pintu utama, langsung disambut hangat oleh pria paruh baya yang sedang asik menikmati secangkir kopi

"Eh anak ganteng papah udah dateng"

Azrel tersenyum "Jangan kebanyakan minum kopi pah"ucapnya lembut

Kita sebut saja pak wilan.
Pak wilan menggelengkan kepalanya "baru juga ngopi nih" jawabnya sambil mengangkat cangkir

Azrel tertawa "iya iya papah wilan"

Pak wilan membalas tawaan Azrel, sudah lama sekali tawa itu hilang, ia sangat bersyukur bisa melihat Azrel ketawa kembali setelah kesalahan besar yang diperbuat nya sehingga ketawa anaknya itu lenyap entah kemana.

"Yaudah Azrel ke atas dulu ya"

"Iya Zrel"

Azrel menutup pintu kamar dengan perlahan, ia melangkah menuju tempat tidur kemudian duduk dipinggiran kasur mini size nya. Tangannya merogok saku seragam untuk mengambil gelang yang sengaja ia bawa pulang. Azrel tersenyum, Dunianya terasa kembali berwarna, betapa ia merindukan sosok itu, sosok sahabat sekaligus cinta pertama bagi Azrel.

Vote nya manteman:3

SENJA UNTUK AZRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang