Seperti layaknya Senja, semuanya tidak akan bertahan lama, begitupun dengan Azrel. Tugasku sekarang adalah menjadi langit yang setia menemani setiap cahaya Oren itu datang.
***
Pada dasarnya aku tidak sanggup menjadi langit yang ku maksud:)
Malam ini adalah malam yang selama ini Azrel nantikan, dimana ia akan mengatakan perasaan yang sebenarnya untuk gadis yang selama ini menjadi cinta pertamanya. Saat ini ke duanya berada di caffe sambil menikmati hawa sore yang indah.
"Nay?" Ucap pria itu membuka suara
Naya menoleh "hm"
Azrel menggenggam tangan mungil Naya, lalu mengelusnya dengan lembut "Nay, gua jatuh cinta sama lu sejak umur kita 7 tahun, gua telah menemukan cinta pertama gua sejak kecil, dan itu adalah lu. Lu mau gak jadi cewe gua?"
Pernyataan Azrel membuat Gadis itu tersedak "uhuk uhuk"
"Eh pelan pelan nay"
Bukan seperti ini yang Naya maksud, ia tidak benar-benar ingin memiliki Azrel, Naya hanya ingin merebut apa yang dimiliki Senja, apa itu salah? Alasan Naya pindah kota ke Surabaya adalah untuk mengejar crush nya dulu, Setelah ia mengungkapkan perasaannya, sialnya pria itu malah suka sama sahabatnya, itulah alasan ia ingin mengambil semua yang Senja miliki, termasuk Azrel.
"Gua ke wc dulu bentar Nay" ujar Azrel lalu melenggang pergi
Gadis itu sadar dari lamunannya "iya Zrel"
Ting
Ia melirik chat masuk di hp Azrel, dan Senja lah pengirimannya. Naya mengambil benda pipih itu lalu me read chat dari Senja, saat ia mau menghapusnya, pria itu sudah berada di belakangnya "ada apa Nay?"
Dengan cepat Naya menyimpan kembali handphone milik Azrel, Gerak geriknya terlihat sangat gugup. "Gapapa, gue liat menu lu lucu. Eh gue ada urusan nih, cabut duluan ya" pamitnya lalu dengan kikuk ia pergi
"Padahal belum dijawab" gimana Azrel"
***
Akankah semuanya usai? Aku telah gagal, gagal menjadi langit yang ku maksud. "Hujannya udah redah, tugasku sebagai payung sudah selesai... silahkan lanjutkan perjalananmu bersama pelangimu". ☺️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Story' Instagram terakhir yang di unggah Senja, Sebelum kini gadis itu menghilang. Entah ia pergi kemana, yang pasti Senja berhak beristirahat.
Semuanya berjalan seperti biasa, seolah olah tak pernah terjadi apa-apa, tak pernah ada pembulyyan bagi siswi yang bernama Nayara Senja. Belum ada yang menyadari mengenai kehilangan gadis itu, yang mereka dengar adalah ke wafatan Bu Winda yang membuat 3% murid SMA BIMA SAKTI merasa iba.
"Zrel lu tau ibu nya Senja meninggal?"
Tak ada jawaban sepatah katapun dari mulut Azrel, ia hanya terdiam. Iba? Menyesal? Entahlah, pria itu tak tahu apa yang dirinya rasakan.
***
Nay:3 Online
Zrel jemput gue bisa ga? Sekarang! Di mall biasa ya
Gua lagi sekolah Nay
Cepetan! Lu mau gue kenapa-napa?
Sory Nay, gua beneran Lagi disekolah
Halah Bilang aja lu gamau Gabecus amat jadi cowo
Iya gua otw sekarang
Pria itu setengah berlari menuju parkiran, Setelah motor matic nya menyala, ia mentancap gas dengan cepat.
Hujan rintik mulai mengguyur kota Jakarta, penglihatan Azrel mulai memburam ditambah jalan yang mulai licin. Pria itu mulai kesusahan mengendarai motor, jalannya terlihat mulai oleng, dan saat itu juga motornya menghantam pembatas jalan. Tubuh Azrel mengguling cukup jauh dari letak ia jatuh, kakinya terseret aspal sehingga menyebabkan beberapa luka yang cukup lumayan parah. Dengan Sempoyongan Azrel bangkit, lalu menjalankan motornya kembali, karna dirinya takut jikalau Naya menunggu terlalu lama.
Perjalanannya telah sampai, ia merogoh benda kotak di kantung seragam nya, setelah Azrel menekan nomor Naya, ia menempelkan benda itu ke telinga kanannya.
"Hallo Nay, lu dimana? Gua udah nyampe nih" ucap Azrel setelah panggilan nya terhubung
"Gue dirumah, lu si kelamaan" jawab Naya ketus
"Iya maaf ya, gue ta-"
"Banyak alasan lu"
Tut Tut
Panggilan dimatikan secara sepihak oleh Naya. Azrel menatap nanar handphone nya, gadis itu sangat berbeda sekali dengan Senja, apakah boleh ia mengatakan bahwa dirinya sangat merindukan sosok Senja dihidupnya? Azrel sangat merindukan perhatian kecil dari Senja.
"Gua terluka Senj, lu gamau ngobatin kaki gua gitu?" Monolog Azrel
