Ryu, kau anak baik

81 10 0
                                    

4 hari lagi konser diadakan, kan? 4 hari lagi ulang tahunnya, dan 4 hari lagi juga ia...

Yeji tersadar dari lamunannya ketika sebuah tepukan pelan dibahunya.

Yeji berbalik untuk melihat sipelaku, "ada apa?"

Chaeryong duduk disamping Yeji, menatap lekat wajah Yeji yang cukup pucat itu.

"Kau sakit?" tanya Chaeryong khawatir.

"T-tidak, aku hanya kedinginan," sergahnya mencari alasan.

Chaeryong tanpa curiga hanya mengangguk, dan itu membuat Yeji sedikit bisa menghela nafas aman.

"Kita sebentar lagi melihat tempat konser, mau ikut?" tawar Chaeryong.

Yeji mengangguk semangat, "tentu."

"Baiklah, sekarang, ayo," Chaeryong bangkit lebih dulu diikuti Yeji dan mereka bersiap untuk berangkat.

Mereka berlima akhirnya telah sampai ditempat konser, luas sekali.

Yeji tersenyum sendu membayangkan ia harus meninggalkan mereka yang telah mencintainya selama ini, ia benar-benar belum siap.

"Baiklah, kalian boleh melihat-lihat terlebih dahulu sebelum kembali ke agensi."

"untuk rehearsalnya, kapan?" tanya Yeji pada manager dibelakangnya.

"Besok, jadi sekarang kalian hanya persiapkan kesehatan."

"Baik, terima kasih," para member melakukan bow kearah Manager.

Mereka berkeliling diatas panggung, namun Yeji menarik Ryujin kesalah satu sisi panggung.

"Ryu.."

"Iya? Ada apa?" tanya Ryujin.

"Dengarkan," perintah Yeji dengan suara lembut namun terdengar mutlak tak bisa dibantah.

Ryujin memasang telinga agar mendengarkan apa yang dikatakan Yeji dengan jelas.

"Aku titip mereka, ya?"

"Memang kau mau kemana?" tanya Ryujin balik dengan wajah polosnya kebingungan.

"Tidak, tapi jika aku pergi, aku titip mereka, ya? Janji?" Yeji mengacungkan jari kelingkingnya.

Ryujin masih memasang wajah bingungnya namun salah satu kelingkingnya dikaitkan dengan kelinging Yeji seolah membuat perjanjian.

Ryujin melotot lucu.

"K-kau.."

"Baiklah, kau sudah berjanji Ryujin, terima kasih," Yeji memeluk Ryujin namun ia sedikit dilonggarkan, bagaimana pun pelukan ini takkan ia rasakan lagi.

"argh, kenapa harus sekarang?" Yeji memejamkan matanya berusaha menetralkan rasa sakit di kepalanya.

Mereka melepaskan pelukannya lalu Yeji dengan wajah sayunya segera pergi menuju toilet.

Sesampainya, ia memuntahkan semua isi perutnya, setelah mencuci mulut dan membersihkan wastafel itu Yeji menatap dirinya dicermin.

"Kau semakin hari, semakin pucat saja, haha," Yeji terkekeh.

"Baiklah, sepertinya kau harus menggunakan lipstik yang lebih merah agar aman."

Yeji membuka lipstik warna merah miliknya lalu mengaplikasikan pada bibir pucatnya.

Setelah selesai, ia melamun didepan cermin tadi.

"Semakin lama, rasa sakitnya semakin menjadi, namun, kenapa seolah ia mempunyai timing untuk kambuh?"

pergi tanpa pamit✔️ [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang