selamat ulang tahun, cantik

27 6 0
                                    

ini lagu nya ya, selamat menikmati.

https://drive.google.com/file/d/1JN35vArlc5JYbkpjPN6B5-F4JUJq0eZE/view?usp=drivesdk

caranya tekan home yang lama (kayak pke google asisten cmn ini gemini)

terus tekan "tanyakan tentang layar ini"

dan buat perintah "tolong salin link url tersebut."

lalu pencet link nya, kalo ga bisa kalian ss terus ke google lens.

tadaa, selamat mendengarkan yaa..

kalo mau lebih nyes dari menit 01.00 pas yaa
--

Disisi lain, seorang lelaki berbadan tegap kini tengah menangis dikamarnya, keheningan seolah tak berani mengganggu, hanya ada rasa pilu dan menyayat hati menyelimuti lelaki itu.

Selepas membaca kabar dari Naver tentang wanita yang selama ini ia cintai diam-diam, lelaki itu menangis sejadi-jadinya didalam kamar--mengurung diri dari semua suara bising disana.

"Jeno... Apa kau tidak lelah dari sore menangis seperti itu hingga malam tiba? Kau harus makan, Jeno," Suara manager tak ia hiraukan.

"Jeno, aku tau apa yang membuat mu menangis, bila kau cinta padanya, makanlah terlebih dahulu, lalu datang ke tempat pemakaman nya, dia pasti akan sangat bahagia kau menurut."

Manager itu sudah Jeno anggap teman, orang tua sekaligus senior yang mengurusnya, tak ayal dia tau bagaimana seluk beluk anak anak dreamies.

"Sampaikan pesan terakhir mu disana, Jeno."

Pemuda bernama Jeno itu terdiam, memikirkan lebih dalam maksud dari manager.

Selepas mengusap kasar air matanya, Jeno keluar kamar dan segera menyambar makanan di meja makan.

Mata sembabnya tak ia hiraukan, yang penting ia cepat-cepat pergi menuju makam si cantik .

"Aku selesai."

Dengan cepat Jeno kembali ke kamar dan keluar dengan jaket tebal beserta topi dan masker hitam.

"Kak, aku titip mereka, nanti aku kembali."

Manager yang mengerti mengangguk, lalu mempersilahkan Jeno pergi menemui cintanya yang pergi tiba-tiba.

Di bus pun, tatapan Jeno kosong, otaknya masih mencerna apa yang terjadi, ingin menyangkal semuanya namun dia tak memiliki kekuatan sakti.

Kini, Jeno telah sampai di makam perempuan--setengah bidadari yang membuatnya jatuh hati. Senyumannya, mata kucingnya, rahangnya yang tegas, semua sangat sempurna di mata Jeno.

Jeno bersimpuh di samping gundukan tanah bertuliskan nama sang tercinta.

Dengan tangan yang gemetar, Jeno meletakan karangan bunga warna merah--yang artinya cinta, dan mulai  mengusap pelan nisan bertuliskan nama orang yang dari dulu selalu membuat otaknya penuh.

Ditatapnya makam itu dengan lembut, seolah dirinya sedang bersama sang terkasih sekarang.

Dulu, ia pikir akan ada saat nya ia bisa berbincang-bincang berdua dengan si cantik, berjalan-jalan menikmati hari, dan duduk berdampingan memandangi senja di sore hari.

Nyatanya tidak, ia terlalu lemah dan pengecut soal percintaan, dia terlalu payah dalam hal perasaan.

Sekalinya ia bersama sang tercinta, malah langsung di pemakamannya.

Jeno berusaha untuk bangkit, namun dirinya malah menangis, pertahanannya runtuh ketika mengingat semua kenangan ia bersama si cantik, sekelebat kenangan kecil yang begitu manis.

Bohong bila ia tak sesak di depan gundukan tanah sang tercinta.

Laki-laki boleh menangis, kan? toh tidak ada siapa-siapa disini, hanya si cantik yang akan menemani, namun rasa pengecutnya masih membebani.

Ia kecewa, kenapa tak dari dulu ia ungkapkan perasaannya, mengajak Yeji jalan-jalan untuk sekedar menghabiskan waktu berdua.

Bila perasaannya tak di balas pun tak apa, yang terpenting masih bisa melihat senyuman sang tercinta.

"Yeji..." gumamnya bergetar, badannya terjatuh disamping makam itu bertumpu pada lutut yang sudah melemas sejak tadi.

"Kenapa kau jahat sekali? Dari dulu kau selalu mengganggu pikiran ku, mengacaukan semua konsentrasi ku, selalu terbayang sekelebat semua kenangan bersama mu."

Jeno menunduk dengan sesegukannya yang masih menemani, "Kau jahat, Yeji, kau jahat... Kau pergi begitu saja meninggalkan ku sendirian? Lalu aku harus bagaimana?"

Jeno mendongak untuk melihat nisan indah bertuliskan nama Yeji dan tersenyum tipis.

"Yeji... Apa kau sadar akan hal itu? Aku merasa sangat bahagia bila kita bertemu dalam satu acara, satu panggung, dan satu penghargaan."

"Ingin sekali kutatap lebih lama mata indah mu, ingin sekali ku alihkan perhatian mu agar selalu tertuju kearah ku. Namun aku terlalu pengecut dan pekerjaan membuat semua itu semakin menyiksa, Yeji."

"Ingin rasanya aku memeluk mu sekali saja, menjadikan mu miliku selamanya... Yeji, kau harus tau itu." Jeno meremas tanah di dekatnya, relung dadanya telalu sesak untuk sekedar berbicara.

"Yeji, aku lelah. Maaf aku menyalahkan mu, tapi aku ingin hanya sepenggal kata terucap dari bibirmu sebelum kau meninggalkan ku selama-lamanya."

Kata demi kata, kalimat demi kalimat Jeno lontarkan didepan gundukan tanah yang tak mungkin meresponnya.

Jeno berbicara sendiri seperti orang gila, tapi itu mampu membuat sedikit demi sedikit rasa sesak didadanya berangsur membaik.

Setelah dirasa cukup, Jeno mendekat ke arah papan bertuliskan kan,

Hwang Yeji

Lahir, 26 Mei 2000
Meninggal, 26 Mei 2025

Jeno menunduk, mengigit bibirnya menahan isak tangis yang ingin keluar sekali lagi, ternyata hari meninggalnya tepat saat hari ulang tahunnya.

Rasa bersalah muncul dalam benaknya, lalu ia berkata, "maaf, aku tak tahu hari ini ulang tahun mu."

"Selamat ulang tahun, cantik, meski tak lagi panjang umur, bahagia di sana bersama ibu dan ayahmu."

"Kau pasti bahagia karena sudah kembali berkumpul dengan keluarga mu, sayang."

"sekarang kau tak lagi merasakan sakit, kau tak lagi harus lelah menghadapi tuntutan pekerjaan, tak lagi menerima hujatan hujatan yang kau terima."

"Terima kasih telah lahir ke dunia ini dan hidup menjadi perempuan istimewa setelah ibuku."

Jeno bangkit, lalu pergi setelah mengucapkan kata perpisahan, kakinya berat seolah tak bisa pergi dari sana.

Sebelum benar-benar pergi, Jeno melirik makam dengan karangan bunga merah menghiasinya, senyuman getir terbit dari bibirnya.

Jeno pun pergi dengan perasaan yang campur aduk, apalagi rasa kecewa yang melebihinya.

End.

pergi tanpa pamit✔️ [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang