Jam istirahat sudah berbunyi sedari tadi, Susan memilih untuk menghabiskan waktunya di belakang sekolah dibawah pohon yang rimbun tempat favorit nya saat masuk ke sekolah ini.
Dia sedang membaca sebuah novel untuk mengisi kekosongan waktunya, sedangkan Acha dia sedang pergi ke kantin bersama dengan temanya yang lain, memang Acha adalah gadis yang mudah bergaul berbeda dengannya yang menutup diri untuk orang lain, baginya hidup sendiri sudah sangat cukup.
"Nih" Barra menyodorkan sebungkus roti dan sekotak susu di hadapan Susan
"Apaan?"
"Makan, gue tahu Lo belum makan apa-apa"
"Gak usah sok peduli, gue tahu maksud Lo"
"Ayolah San, gue cuman gak mau Lo sakit" ujar Barra.
Dia tahu sedikit nya kehidupan suram Susan, Barra tahu Susan adalah anak yatim piatu dan dia harus berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri, untung saja gadis itu pintar dan mendapatkan beasiswa sampai dia kuliah nanti.
Susan mengambil roti dan susu kotak dari tangan Barra, pemuda itu memang sangat baik padanya selama ini tapi itu tidak lantas membuat Susan langsung menaruh hati padanya, perasaan nya hanya untuk Adit sampai saat ini belum ada yang bisa menggantikannya.
"Makasih Bar" setidaknya Susan tahu terima kasih.
Barra hanya mengangguk dan memperhatikan Susan yang sedang memakan roti bawaannya.
Jika saja dia tidak tahu sikap Susan mungkin saja dia sudah menyerah sedari dulu, Susan bukanlah seseorang yang dingin jika kita mengenalnya, dan Barra sudah membuktikan itu selama mengenal Susan awalnya dia mengira Susan adalah gadis yang sangat sombong tapi mengingat kehidupannya Barra tahu jika gadis itu kesepian maka dari itu dia selalu mencoba ada di sisi gadis itu meski sering adanya penolakan namun Barra tidak peduli dia akan terus menemani gadis itu, sampai gadis itu kembali tersenyum dan ceria kembali.
Barra tahu sedikitnya cerita tentang Aditya kekasih Susan yang telah meninggal, meski bukan dari gadis itu sendiri tapi Barra yakin kejadian itu adalah salah satu yang membuat gadis itu begitu menjauhi keramaian dan lebih menyukai kesendirian, Barra berjanji akan berada disisinya selalu.
"Susan, apa boleh gue kenal Lo lebih jauh?"
Susan menghentikan makannya dan menatap Barra."Kenapa?"
"Kenapa apanya?"
"Kenapa Lo pengen mengenal gue disaat orang lain gak peduli?"
"Gue gak tahu San, tapi gue cuman ngikutin kata hati gue"
"Gak ada yang spesial dalam hidup gue Barra, dan gue gak suka ada yang terlalu mengusik kehidupan gue"
"Gue bukan mau mengusik kehidupan lo Susan, gue cuman mau jadi orang yang selalu ada buat Lo"
Susan hanya diam dia tahu apa yang di maksudkan Barra dan dia tidak bisa memberikan apa yang Barra mau, dia hanya ingin orang mengenalnya dengan Susan yang hanya gadis dingin dan tak tersentuh.
"Meskipun bukan orang yang ada di hati Lo setidaknya biarin gue selalu ada buat Lo sebagai sahabat, bolehkan?" Ujar Barra yang membuat Susan menatapnya tak percaya, selama ini tidak ada yang tulus berteman dengannya selain Acha.
"Kenapa Lo baik banget sama gue Bar?"
"Alasannya sederhana," ujar Bara
Susan tidak menanyakannya lebih lanjut dia hanya menghabiskan sisa roti yang masih ada.
Di lain tempat, seseorang menatap kebersamaan mereka memegang dadanya yang terasa sakit.
**
"Lo kemana gue cariin di kelas gak ada?" Tanya Acha saat Susan baru saja masuk kedalam kelas.
"Di tempat biasa, kenapa?"
"Lo tahu gak, kalau Dewangga si anak baru itu mantan nya Rashika?" Susan hanya menggeleng tak tahu, dia memang tidak pernah tahu menyangkut gosip di sekolahnya itu.
"Kalau emang mantannya Rashika, apa ada masalah?"
"Gue denger-denger mereka masih saling suka"
"Yaudah, mereka yang punya perasaan kenapa kita yang repot?"
Acha diam tak menjawab, memang jika berdebat dengan Susan dia tidak akan pernah menang, Susan selalu punya jawaban yang membuat nya tidak bisa berkata apa-apa.
Rashika adalah anak kelas sebelah yang terkenal akan kecantikan dan kesombongan nya, pernah sekali Susan melihat dia sedang membully adik kelas mereka, tapi Susan hanya acuh tanpa berniat menolong anak itu yang seperti nya ketakutan.
Rashika juga terkenal dengan anak keturunan India yang tidak mengenal kata ampun siapa yang berani membuat masalah dengan nya maka dia tidak akan bersekolah dengan tenang.
Tak lama seorang guru masuk kedalam kelas, beruntung Acha tidak pindah duduk karena perintah Bara, dan si anak baru itu duduk sendirian di belakang Susan sedangkan Bara dia lebih memilih duduk dengan anak yang berkacamata.
Pelajaran berlangsung dengan hening tak ada yang membuat keributan, siswa dan siswi di kelas ini memang lebih baik daripada siswa di kelas lainnya yang suka membuat keributan di dalam kelas.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Susan
Teen FictionSusan berada dalam kebingungan, setelah bertemu dengan Dewangga yang mempunyai sifat yang sama dengan mantan pacarnya yang telah lama tiada, siapakah Dewangga sebenarnya?