Prolog

233 19 1
                                    


Jika di tanya apa yang membuat seokjin bahagia, maka dia akan menjawab 'eomma'

Jika di tanya apa yang membuat seokjin tertawa, dia akan menjawab 'appa'

Jika di tanya apa yang seokjin inginkan, maka dia akan menjawab 'keluarga'

"Seokjin, kau mencintai eomma kan?"

"Iya"

Yoona tersenyum senang sembari mencium dahi putra kecilnya yang sedang di gendong Seon ho dengan sayang.

"Bagaimana dengan appa, seokjin mencintai appa kan?" Tanya Seon ho

Seokjin kecil terdiam sebentar sebelum menggelengkan kepalanya dengan senyum jahil, anak kecil itu memberontak dari gendongan Seon ho dan mengulurkan tangannya agar yoona menggendongnya.

"Kau lihat, anakmu lebih mencintaimu dan melupakan aku" Ucap Seon ho kesal

Seokjin hanya tertawa di gendongan sang ibu, dia sangat senang ketika melihat wajah ibunya yang tertawa bahagia dan wajah ayahnya yang kesal karena itu terlihat lucu.





Seokjin pikir masa masa seperti itu akan berlangsung lama, tapi seiring waktu yang terus berputar dua tahun kedepannya, dia hanya bisa mendengar suara bentakan dari sang ibu, pecahan barang barang yang beradu dengan lantai di saat kedua orang tuanya bertengkar membuat seokjin kecil merasa takut, dia merasa bahwa dunianya telah hancur seiring dengan kalimat menyakitkan yang dia dengar dengan telinganya sendiri.

"Kau tak usah mengelak, aku sudah memiliki cukup bukti bahwa wanita itu selingkuhanmu!!"

Seokjin kecil hanya bisa menangis dan meringkuk di bawah tangga dengan ketakutan, sedangkan kedua orang tuanya terus berselisih, saling melempar argumen yang belum seokjin mengerti di usianya yang baru menginjak lima tahun, tangisannya semakin kencang ketika melihat yoona melempar apapun kearah Seon ho seperti orang kesetanan tanpa memperdulikan seokjin yang ada di sana.

"Kau tak bisa menuduhku seperti itu! Aku sama sekali tak pernah berselingkuh!"

"Omong kosong!!"_yoona melempar beberapa gelas kaca kearah Seon ho, tampak wanita itu benar benar marah dengan penghianatan sang suami

" Tenanglah yoona, aku bisa menjelaskan semuanya" Bujuk Seon ho sambil menghindari lemparan gelas dari sang istri

Seokjin menangis kencang tanpa tahu harus melakukan apa, kening ayahnya sudah berdarah akibat hantaman gelas dari sang ibu yang membuat seokjin semakin histeris menyaksikan pahlawan supernya terluka.

Beruntung ada paman Im Siwan, adik dari ibunya yang langsung membawa seokjin keluar dari rumah itu, menjauhkan seokjin dari kedua orang tuanya yang bagai di rasuki setan.

Paman memeluknya sepanjang malam dan mengatakan kalau semuanya akan baik baik saja

Dan seokjin percaya karena paman siwan adalah orang paling jujur yang pernah dia kenal

Tapi untuk kali ini, ternyata paman siwan berbohong.






Suara palu yang di ketuk tiga kali menandakan berakhirnya hubungan kedua orang tuanya. Seokjin kecil masih belum paham, yang dia rasakan hanyalah sebuah kesenangan semu karena bisa melihat ayah dan ibunya duduk berdampingan tanpa ribut sedikitpun, tapi yang membuat seokjin merasa heran adalah tak ada senyum di bibir ibunya dan wajah cemberut ayahnya seperti biasa.

"Seokjin, kau ingin ikut eomma atau appa nak?" Tanya seorang pria berbaju putih pada seokjin yang masih duduk diam di pangkuan sang ibu

Seokjin diam, dia menatap semua orang yang kini juga tengah menatapnya dengan serius. Seokjin menatap kedua orang tuanya yang terlihat cemas, berharap nama mereka keluar dari bibir mungilnya.

Seokjin mencintai keduanya, dia sayang eomma karena pelukannya hangat dan seokjin sayang appa karena suka mengajaknya bermain.

Karena itulah, seokjin berpikir bahwa kini keluarganya sudah baik baik saja karena ayah dan ibunya sudah tak ribut lagi. Dan seperti biasa, dia akan selalu menggoda ayahnya hingga kesal seperti hari hari sebelumnya, jadi dengan senyum jahilnya dia berkata

"Seokjin lebih sayang eomma"

Ketukan palu kembali terdengar menandakan hak asuh jatuh ke tangan yoona yang membuat wanita itu tersenyum haru

Sedangkan seokjin hanya bisa menatap ayahnya dengan heran. Bukan wajah kesal yang selalu terlihat lucu dimatanya, melainkan wajah yang penuh kefrustasian dan air mata yang ditunjukkan ayahnya padanya.

Dan saat itu, seokjin kecil menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan.






Paper HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang