18

65 12 3
                                    

Seokjin kira semuanya sudah selesai, dia kira setelah matahari terbit maka semuanya akan kembali seperti semula. Tapi nyatanya pemuda itu salah karena sekarang ibunya justru mendiaminya, tak ada kecupan selamat pagi atau senyum hangat di wajah wanita itu, yang ada hanya raut datar yang membuat seokjin merasa tak semangat menjalani harinya. Ayolah, dia sudah tidak bisa bertemu ayahnya dan sekarang ibunya marah?

"Makanlah" Ucap yoona sambil meletakkan sarapan di depan anaknya

Seokjin hanya menatap tak selera pada sarapannya pagi ini. Bukan sarapan yang lezat, melainkan hanya sebuah roti tawar dengan selai coklat. Apakah ibunya lupa jika dia tak menyukai coklat?

"Kenapa diam saja? Ayo makan"

"Aku tak menyukai coklat. Apakah eomma lupa itu?"

Yoona menggeleng dan menatap seokjin tanpa daya "tentu aku ingat. Hanya saja, sarapan ini yang bisa aku buatkan untukmu pagi ini sedangkan kau sendiri menolak makanan buatan pelayan. Tapi jika kau tak mau makan, tak apa, eomma tak akan lagi... "

"Akan ku makan" Sergah seokjin dan langsung melahap roti itu

"Jangan di paksakan jika kau tak suka.. "

"Aku suka, apapun makanan yang eomma buatkan untukku, aku selalu menyukainya" Ucap pemuda itu setelah menelan rotinya dengan susah payah

Yoona hanya tersenyum tanpa arti dan kembali fokus pada rotinya yang sedang dia olesi selai "mulai hari ini dan seterusnya, kau akan diantar dan di jemput oleh supir. Eomma tak mengijinkanmu naik motor lagi, suka tak suka, mau tak mau, inilah hukumanmu dan kau harus mematuhinya"

"Haruskah seperti ini? Ini berlebihan eomma" Keluh seokjin yang merasa keberatan.

"Tidak berlebihan, lagipula eomma juga tidak percaya lagi padamu"

Seokjin terdiam dan menundukkan kepala, membuat suasana di meja makan menjadi canggung. Yoona sendiri yang melihat keterdiaman seokjin menjadi marah. Bukankah seharusnya seokjin meminta maaf padanya karena telah berbohong, tapi mengapa anak itu diam saja?

"Tak ada yang ingin kau katakan pada eomma?" Tanya yoona kesal

"Aku minta maaf dan terimakasih karena masih mau membuatkanku sarapan"

Itu bukan jawaban yang yoona inginkan, dia ingin seokjin merefleksikan rasa penyesalannya karena membohonginya dan merasa takut jika melakukan kesalahan lagi. Dia ingin seokjin minta maaf tapi bukan permintaan maaf yang diucapkan dengan nada santai seperti itu.

"Kim seokjin, ini bukan masalah yang sepele! Apa tujuanmu datang kesana?"

Seokjin menghela nafas, apakah ibunya itu masih tak paham juga?

"Bertemu appa"

Yoona mendengus dan nafsu makannya langsung hilang. Wanita cantik itu membanting sendoknya diatas meja dan menatap seokjin dengan tajam. Merasa tak dihargai dengan jawaban singkat sang anak.

"Kau benar benar... " Geram yoona dan bangkit berdiri, menatap anaknya sekali lagi dengan tajam sebelum berniat pergi dari sana. Tapi ternyata sebelum itu terjadi, seokjin sudah mencegahnya dengan menahan lengan yoona

"Maaf sudah mengecewakan eomma" Ucap seokjin dengan lebih baik dan tulus disertai senyuman manis

Yoona yang melihat itu akhirnya bisa merasa lega, melihat senyum manis anaknya membuat suasana hatinya membaik "untuk kali ini, eomma maafkan, tapi berjanjilah jangan mengulanginya lagi"

Seokjin tak mengangguk ataupun menggeleng. Dia tak bisa menjanjikan sesuatu yang berlainan dengan hatinya. Sedangkan Yoona merasa tak peduli, dia yakin jika anaknya tak akan mengecewakannya untuk kedua kalinya.

Paper HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang